Prabowo dan Bayang-Bayang Sandiaga di Pilpres 2024

Pernyataan Sandiaga yang siap maju dalam Pilpres 2024 membuat gerah internal Partai Gerindra. Langkah Prabowo maju Capres kini dibayang-bayangi oleh Sandi. Bagaimana dinamikanya?

oleh Muhammad Ali diperbarui 10 Sep 2022, 00:02 WIB
Diterbitkan 10 Sep 2022, 00:02 WIB
Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto bertemu dengan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno.
Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto bertemu dengan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno.

Liputan6.com, Jakarta - Dalam rapat pimpinan nasional (rapimnas) yang digelar di Sentul, Jumat 12 Agustus 2022, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menyatakan kesediaannya sebagai Capres 2024. Deklarasi dilakukan sebagai jawaban atas permintaan 34 dewan pimpinan daerah (DPD) untuk kembali berlaga di ajang Pilpres 2024 mendatang.

Elite DPP Gerindra pun menginstruksikan para kader untuk menyokong sepenuhnya sang Ketua Umum dalam kontestasi lima tahunan tersebut. Jika ada yang membelot, kader tersebut harus keluar dari partai berlambang burung garuda.

Di tengah dukungan terhadap Prabowo, muncul bayang-bayang Sandiaga Uno yang juga mengaku siap maju dalam ajang Pilpres 2024. Terlebih setelah Ketua Dewan Pembina Gerindra itu disebut telah mendapatkan dukungan dari sejumlah elit DPW PPP di berbagai daerah.

Tak hanya itu, Sandiaga juga mengaku didukung banyak pemangku kepentingan yang mendorong agar dirinya ikut berkontestasi pada 2024. Menurutnya, dukungan kepada dirinya itu berasal dari masyarakat, hingga tokoh politik.

"Jadi tentunya sebagai yang pernah mengikuti kontestasi demokrasi sebelumnya Pilkada 2019 di level nasional. Yang saya sampaikan bahwa dalam menjalankan tugas dan fungsi salah satunya adalah kita mendapatkan aspirasi dari pemangku kepentingan. Dari masyarakat, kepala desa, sampai ke tokoh-tokoh masyarakat, tokoh lokal, tokoh politik, tokoh ekonomi dan sebagainya," ujar Sandiaga di DPR, Kamis 8 September 2022.

Atas aspirasi banyak pihak itu, dia mengaku menampungnya. Sebagai orang yang disokong, maka dirinya harus siap memberikan kontribusi terhadap bangsa dan negara apapun bentuknya. Salah satunya untuk maju di Pilpres 2024.

"Ini kita tampung aspirasinya, dan setiap individu yang diminta untuk memberikan kontribusi kepada bangsa dan negara, harus siap. Mau jadi ketua RT, kepala desa, apapun itu selama kita berpedoman kita memberikan kontribusi yang terbaik bagi bangsa dan negara. Itu yang saya sampaikan," kata Sandiaga.

Dia mengungkapkan, para pihak tersebut mengharapkan kehadiran pemerintah dalam menyelesaikan masalah ekonomi. Karenanya, saat Ia mengatakan siap, dirinya pun bertekad untuk fokus memulihkan ekonomi dan memberikan solusi bagi negara.

"Dan itu mendapat apresiasi dari teman-teman khususnya sangat mengharapkan kehadiran pemerintah dalam permasalahan ekonomi yang dihadapi. Begitu kita katakan siap, berarti apa yang ktia miliki, semua yang kita bisa kontribusikan, bisa kita fokuskan kepada kepemulihan (ekonomi) dan memberikan solusi kepada masyarakat," ungkapnya.

Selain itu, Sandiaga juga tidak membantah atau mengiyakan soal isu mendapatkan endorse atau dukungan dari Presiden Joko Widodo alias Jokowi sebagai capres 2024. Dia mengaku hanya diminta menjadi pembantu presiden untuk membangkitkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif selaku Menparekraf.

"Jadi, saya luruskan ya. Bahwa semua tugas kita di pemerintah ini, saya sebagai pembantu presiden. Jadi jelas apa yang diberikan tugas sesuai dengan tupoksi yaitu kebangkitan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif dan berada di tengah-tengah masyarakat termasuk juga mendorong desa wisata," ujar Sandiaga.

Sandiaga kemudian mengungkap arahan langsung Presiden Jokowi. Kendati elite Partai Gerindra tersebut membantah hal tersebut berkaitan dengan politik 2024.

"Untuk menggiatkan fungsi dan tugas kita itu selalu beliau memberikan arahan untuk fokus pada tugas kita. Tugas di kementerian dan memberikan laporan rutin mengenai capaian-capaian termasuk tadi ekonomi kreatif kita nomor 3 terbesar di dunia sekarang, hanya kalah dari AS, Korea," kata dia.

 

Akan Temui Prabowo

Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini mengaku akan berkomunikasi dengan Prabowo bila berniat maju menjadi capres. Sampai saat ini, dirinya belum berbicara soal Pilpres kepada mantan Danjen Kopassus tersebut.

"Saya akan terus berkomunikasi dengan beliau," kata Sandiaga di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (8/9/2022).

Sandiaga menilai, saat ini bukan momen untuk bicara soal politik. Dirinya lebih memilih fokus bekerja di kementerian.

"Tapi kan belum saatnya (bicara) politik, kita sekarang saatnya bekerja untuk menyelesaikan tugas-tugas kita, ada dua tahun lagi di pemerintahan ini. Tugas-tugas ada di depan mata terutama berkaitan dengan masalah ekonomi yang dihadapi masyarakat," kata Sandiaga.

Ia pun mengungkap, kesempatan terakhir bertemu dengan Prabowo adalah saat Rapimnas Gerindra dan kedatangan Presiden Filipina di Istana. Ketika itu, Sandiaga dan Prabowo sama sekali tidak berbicara soal Pilpres 2024. Bahkan ia sempat bertanya arahan khusus dari Prabowo.

"Enggak ada. Kita bicara dengan sangat cair. Dan diskusi kami sangat lancar, saya sampai tanya ada arahan dari beliau? 'Tidak ada'. Fokus di kementerian di tugas yang menurut beliau sangat baik sudah kita laksanakan," jelasnya.

Ia yakin hubungannya dengan Prabowo akan baik-baik saja, di tengah isu pencalonan presiden. Sandiaga mengakui memang masuk Gerindra berkat Prabowo.

"Jadi hubungan kita memang baik. Karena memang saya ini masuk ke ranah publik ini karena diajak oleh Pak Prabowo. Mulai dari 2014 saya sebagai jubir, sampai saat akhirnya bergabung di partai di 2015," katanya.

 

Capres Prabowo Sudah Final

Sementara itu, Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mempersilakan Sandiaga untuk bertemu Prabowo. Namun dia mengingatkan bahwa soal pencapresan sudah final.

"Silakan aja dilakukan tapi saya pikir untuk pencapresan sudah final," kata Dasco, kepada wartawan, di Gedung Nusantara III DPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat (9/9/2022).

Dasco pun kembali menjelaskan, bahwa hasil dari rapat pimpinan nasional (rapimnas) Partai Gerindra pada 12 Agustus 2022 lalu telah menetapkan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto sebagai calon tunggal yang diusung untuk menjadi capres di 2024 mendatang.

"Saya rasa kan kalau di Gerindra kan sudah final bahwa pencapresan itu mencapreskan Pak Prabowo dan itu belum ada opsi lain karena rapimnasnya sudah," tegas Wakil Ketua DPR RI itu.

Partai Gerindra mengaku kecewa atas pernyataan Sandiaga Uno yang menyatakan siap maju dalam Pemilu 2024. Sandiaga pun diminta mundur dari Gerindra karena dinilai tidak patuh keputusan partai.

Menanggapi permintaan itu, Sandiaga mengaku patuh dengan arahan dari Ketum Gerindra Prabowo Subianto untuk fokus dalam tugas sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

"Sebagai kader Gerindra tentunya saya sangat menghomati dan mengikuti arahan dari Ketua Umum Bapak Jenderal Prabowo dan beliau menugaskan saya untuk fokus dalam tugas di kementerian," kata Sandiaga di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (8/9/2022).

Namun, dia tidak menjawab spesifik bakal mundur dari Gerindra atau tidak. Dia mengatakan hanya akan fokus dengan arahan Presiden Jokowi untuk membangkitkan ekonomi dan turun ke lapangan untuk mendengar aspirasi masyarakat.

"Dan memberikan solusi terutama dengan tingginya harga-harga pokok, baru juga naik harga BBM dan lain sebaginya, kita harus hadir menampung aspirasi masyarakat dan memberikan solusi agar permasalahan ekonomi yang dihadapi masyarakat ini bisa dilalui," ucap Sandiaga.

Menurut dia, dinamika politik yang terjadi sangat dinamis. Dia mengajak seluruh pihak untuk menjalani bersama-sama dalam bingkai persahabatan. Sehingga, bisa membangun momentum prestasi dalam 8 tahun pemerintahan Presiden Jokowi yang sudah berjalan.

"Namun tentunya, kita harus bergandengan tangan untuk memastikan kontestasi di 2024 ini menjadi demokrasi yang sejuk, teduh, dan bersahabat," ucap Sandiaga Uno.

Internal Partai Gerindra gerah mendengar Sandiaga Uno siap untuk maju di Pemilu 2024. Padahal, seluruh organ parpol telah sepakat untuk mengusung Prabowo Subianto sebagai calon presiden 2024.

Sandiaga Uno menanggapi permintaan itu. Sandi mengaku patuh dengan arahan dari Ketum Gerindra Prabowo Subianto untuk fokus dalam tugas sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

"Sebagai kader Gerindra tentunya saya sangat menghomati dan mengikuti arahan dari Ketua Umum Bapak Jenderal Prabowo dan beliau menugaskan saya untuk fokus dalam tugas di kementerian," kata Sandiaga di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (8/9/2022).

Namun, dia tidak menjawab spesifik bakal mundur dari Gerindra atau tidak. Dia hanya bakal fokus dengan arahan Presiden Jokowi untuk membangkitkan ekonomi dan turun mendengar aspirasi masyarakat.

"Dan memberikan solusi terutama dengan tingginya harga-harga pokok, baru juga naik harga BBM dan lain sebaginya, kita harus hadir menampung aspirasi masyarakat dam memberikan solusi agar permasalahan ekonomi yang dihadapi masyarakat ini bisa dilalui," ucap Sandiaga.

Menurut dia, dinamika politik yang terjadi sangat dinamis. Dia mengajak seluruh pihak untuk menjalani bersama-sama dalam bingkai persahabatan. Sehingga, bisa membangun momentum prestasi dalam 8 tahun pemerintahan Presiden Jokowi yang sudah berjalan.

"Namun tentunya, kita harus bergandengan tangan untuk memastikan kontestasi di 2024 ini menjadi demokrasi yang sejuk, teduh, dan bersahabat," ucap Sandiaga Uno.

Internal Gerindra Gerah

Internal Partai Gerindra gerah mendengar Sandiaga Uno siap untuk maju di Pemilu 2024. Padahal, seluruh organ parpol telah sepakat untuk mengusung Prabowo Subianto sebagai calon presiden 2024.

Kader Gerindra, Otis Homer, ikut resah melihat sikap Sandiaga tersebut. Dia bahkan mengkritik keras pernyataan Sandiaga yang mengaku siap maju dalam kontestasi politik 2024.

Dia bercerita, pertama kali bertemu dan kenal dengan Sandiaga Uno. Saat itu sekitar 2016. Jelang Pilkada DKI 2017. Otis mengatakan, saat itu sang ketua umum mengumpulkan seluruh kadernya di Hambalang, Bogor.

"Pak Prabowo membina dan menggembleng para kadernya untuk menjadi seorang pejuang politik, bukan sekadar menjadi politisi," jelas Otis, dikutip merdeka.com, Selasa (6/9).

Pada acara tersebut, ada tradisi 'Parade Senja'. Yakni, upacara di Gerindra untuk menghormati para pejuang kemerdekaan RI tetapi juga para pendiri serta pejuang partai yang telah gugur dalam perjuangan untuk rakyat Indonesia.

“Saat itu saya diperintahkan untuk menyiapkan acara tersebut yang berlokasi di Padepokan Garuda Yaksa,” kenang dia.

'Parade Senja' dimulai tepat setelah Azan Maghrib dikumandangkan. Dia menambahkan, upacara ini sedikit berbeda. Karena saat itu juga diundang seseorang yang bernama Sandiaga Uno.

"Di sini saya pertama kali mendengar nama beliau yang disebutkan Pak Prabowo Subianto yang langsung mempromosikan Sandiaga Uno adalah kader partai yang akan diusung sebagai Calon Gubernur DKI Jakarta oleh Gerindra," tegas dia.

Hingga akhirnya, Gerindra bersama koalisinya PKS berhasil memenangkan Pilkada DKI Jakarta tahun 2017. Saat itu, Gerindra mengusung Anies Baswedan dan Sandiaga Uno.

"Sebagai seorang kader partai, Sandiaga Uno seharusnya mengerti dan menghargai apa yang telah pak Prabowo lakukan di dalam kariernya sebagai seorang kader. Bahkan saat ini ketika beliau dipercayakan partai sebagai seorang Menteri dalam pemerintahan pak Jokowi-Ma'ruf Amin," kritik Otis.

Dia memahami bahwa hak setiap warga negara untuk dipilih dan memilih sesuai UU. Namun menurutnya, Sandiaga Uno merupakan kader Gerindra yang seharusnya tunduk kepada forum tertinggi partai yang telah mendeklarasikan Prabowo Subianto sebagai Capres dari Gerindra pada Pemilu 2024.

Terlebih, dia melanjutkan, Sandiaga hadir dalam forum Rapimnas berseragam kader lengkap. Seharusnya, Sandiaga menyadari dan mengetahui serta mendengar keputusan bulat dan mutlak secara musyawarah dari 34 DPD Gerindra se-Indonesia yang menghendaki Prabowo sebagai calon tunggal yang akan diusung oleh Partai Gerindra sebagai Capres.

"Sebagai kader saya perlu mengingatkan Anda (Sandiaga) untuk membaca serta harus menghafal dan menghayati teks sumpah kader Partai Gerindra pada butir ke-5 berbunyi ‘Saya bersumpah, bahwa saya tunduk dan patuh kepada Ideologi dan disiplin partai serta menjaga kehormatan martabat dan kekompakan partai," ujar Otis yang juga putra asli Papua itu.

Menurut dia, Sandiaga telah melanggar sumpah kader partai yang selalu diucapkan para kader. Khususnya Sandiaga saat didaulat sebagai Calon Gubernur oleh Prabowo Subianto di Padepokan Garuda Yaksa Hambalang tahun 2016 lalu.

"Sebagai kader partai saya persilakan Anda secara gentle mundur dan keluar dari Gerindra kalau Anda tidak cocok dengan perjuangan dan garis partai," katanya.

Dia juga mendorong, Badan Seleksi Organisasi dan Mahkamah Gerindra menindak Sandiaga karena diduga melanggar AD/ART. Terutama sumpah kader Partai butir ke-5 serta melanggar jati diri kader Gerindra.

Infografis Mengintip Survei Bursa Capres 2024
Infografis Mengintip Survei Bursa Capres 2024 (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya