PSSI Sudah Lapor ke FIFA Terkait Tragedi Arema

PSSI sudah memberikan laporan kepada FIFA terkait tragedi Arema di Stadion Kanjuruhan usai pertandingan Arema FC kontra Persebaya Surabaya.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Okt 2022, 14:40 WIB
Diterbitkan 02 Okt 2022, 14:40 WIB
Potret Tragedi Kerusuhan Stadion Kanjuruhan Malang yang Tewaskan 127 Orang
Polisi menembakkan gas air mata saat kerusuhan pada pertandingan sepak bola antara Arema Vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, 1 Oktober 2022. Menurut Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta, hingga saat ini terdapat kurang lebih 180 orang yang masih menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit tersebut. (AP Photo/Yudha Prabowo)

Liputan6.com, Jakarta - Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) sudah memberikan laporan kepada FIFA terkait tragedi Arema di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur usai pertandingan Arema FC kontra Persebaya Surabaya. PSSI kini masih melakukan investigasi untuk mengusut insiden itu.

"Sudah ada komunikasi dengan FIFA, FIFA sudah minta laporannya," kata Sekjen PSSI Yunus Nusi saat jumpa pers di Stadion Madya Senayan, Jakarta, Minggu (2/10/2022).

"Lalu, kami akan menunggu hasil investigasi, dari kepolisian, apapun hasilnya. Hari ini kami tidak bisa menyampaikan secara singkat, kami akan tunggu sore malam ini hasil kunjungan ketum dan komdis (komisi disiplin) ke Malang," sambung dia.

Terkait tragedi Kanjuruhan ini, PSSI disinggung mengenai nasib Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 pada Mei sampai Juni 2022. Menurutnya, PSSI terus berkomunikasi dengan FIFA agar tidak memberi sanksi.

Yunus menjelaskan, FIFA bisa saja langsung datang ke Indonesia untuk melihat langsung perkembangan investigasi Tragedi Kanjuruhan.

"FIFA bisa saja akan berkunjung ke Indonesia secara jelas dan nyata mendengar kejadian Tragedi Kanjuruhan," kata dia.

 

Polri Pastikan Evaluasi Menyeluruh Tragedi Arema Termasuk soal Gas Air Mata

Potret Tragedi Kerusuhan Stadion Kanjuruhan Malang yang Tewaskan 127 Orang
Petugas keamanan menahan seorang suporter saat kerusuhan pada pertandingan sepak bola antara Arema Vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, 1 Oktober 2022. "Dalam kejadian itu, telah meninggal 127 orang, dua di antaranya adalah anggota Polri," kata Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta. (AP Photo/Yudha Prabowo)

Polri akan mendalami setiap unsur penyebab terjadinya tragedi Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. Termasuk juga soal penggunaan gas air mata dalam upaya pengendalian massa suporter Arema yang turun ke lapangan dari tribun penonton.

"Sekali lagi saya minta rekan media untuk sabar, karena Pak Kapolri dan Pak Menpora hari ini melakukan rapat dulu bersama Pemerintah Daerah Provinsi Jatim, tentunya sesuai arahan Presiden berikan kesempatan kepada penyidik untuk bekerja, nanti hasilnya disampaikan," tutur Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo kepada wartawan, Minggu (2/10/2022).

Menurut Dedi, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo tengah bersiap bertolak ke Malang, Jawa Timur. Berdasarkan informasi, keberangkatan pejabat tinggi Polri dilaksanakan sekitar pukul 14.00 WIB melalui VIP Bandara Soekarno Hatta.

"Dievaluasi dulu secara menyeluruh, kita tidak boleh buru-buru menyimpulkan, secara menyeluruh agar komprehensif dan nanti hasil secara menyeluruh akan disampaikan," kata Dedi.

Presiden Joko Widodo atau Jokowi pun menyampaikan duka atas tragedi maut di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur usai laga derby antara Arema FC menjamu Persebaya Surabaya pada Sabtu malam 1 Oktober 2022.

 

Jokowi Perintahkan Kapolri hingga Menpora Bertolak ke Malang Usai Tragedi Arema

Potret Tragedi Kerusuhan Stadion Kanjuruhan Malang yang Tewaskan 127 Orang
Suporter memasuki lapangan saat terjadi kerusuhan pada pertandingan sepak bola antara Arema Vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, 1 Oktober 2022. Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta dalam jumpa pers di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Minggu, mengatakan dari 127 orang yang meninggal dunia tersebut, dua di antaranya merupakan anggota Polri. (AP Photo/Yudha Prabowo)

Presiden Joko Widodo atau Jokowi memerintahkan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo hingga Menteri Pemuda dan Olah Raga (Menpora) Zainudin Amali untuk bertolak ke Malang, Jawa Timur, pasca-tragedi Arema di Stadion Kanjuruhan yang memakan ratusan korban jiwa.

"Sesuai perintah Bapak Presiden hari ini Bapak Kapolri bersama Bapak Menpora akan bertolak dari Jakarta ke Malang," tutur Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo kepada wartawan, Minggu (2/10/2022).  

Menurut Dedi, Kapolri turut memberangkatkan Tim DVI yang dipimpin oleh Brigjen Nyoman, langsung menuju ke Malang untuk membantu mempercepat proses identifikasi para korban tragedi Arema.

"Kemudian mengerahkan seluruh tim dokter dari Rumah Sakit Bhayangkara Malang, Rumah Sakit Bhayangkara Kediri dan Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya," jelas dia.

Dedi menegaskan, ada dua fokus utama Polri yakni pertama, bekerja sama dengan tim medis setempat di Malang dalam rangka memberikan pelayanan medis terbaik, guna memitigasi jangan sampai terjadi jumlah korban bertambah.

Kedua, dengan jumlah korban yang cukup banyak maka Tim DVI juga harus bekerja keras untuk segera melakukan identifikasi terhadap korban tewas, sebab tempat penyimpanan jenazah di Rumah Sakit Malang jumlahnya terbatas.

"Oleh karenanya Tim DVI dari Mabes Polri bekerjasama dengan Tim DVI dari wilayah setempat melakukan identifikasi secara cepat terhadap para korban, agar korban bisa dikembalikan ke pihak keluarga dan bisa dimakamkan," Dedi menandaskan.

Korban Meninggal Tragedi Arema Akibat Terinjak-injak hingga Sesak Napas

Mahfud Md
Menko Polhukam Mahfud Md. (Merdeka.com)

Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud Md menegaskan, tragedi sepak bola di Stadion Kanjuruhan bukan dipicu bentrok antara suporter Arema FC dengan Persebaya Surabaya.

Sebab pada laga derby Jawa Timur itu, pendukung Persebaya tidak diperbolehkan ikut menonton langsung ke Stadion Kanjuruhan sebagai kandang Arema.

"Suporter di lapangan hanya dari Arema. Oleh sebab itu para korban pada umumnya meninggal karena desak-desakan, saling himpit, dan terinjak-injak, serta sesak napas," kata Mahfud Md saat dihubungi awak media, Minggu (2/10/2022).

Mahfud meyakini, tidak ada korban meninggal dunia akibat pemukulan atau penganiayaan antarsuporter yang terjadi dalam peristiwa ini. Laporan sementara, sebanyak 129 orang meninggal dunia dalam tragedi sepakbola Tanah Air ini.

Dia memastikan, pemerintah akan melakukan perbaikan pelaksanaan pertandingan sepak bola dari waktu ke waktu dan akan terus memperbaiki regulasinya. Dia pun menyampaikan bela sungkawa terhadap para keluarga korban. 

"Kepada seluruhnya agar diberi kesabaran dan meminta berkoordinasi dengan petugas pemerintah di lapangan," kata Mahfud.

Tragedi Arema ini terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, pada Sabtu (1/10/2022) malam. Insiden terjadi usai laga antara Arema FC menjamu Persebaya Surabaya dengan hasil kemenangan untuk tim tamu.

 

 

Reporter: Muhammad Genantan Saputra

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya