Hasto: Geopolitik Soekarno Kedepankan Indonesia Jadi Pemimpin Dunia

Hal itu diungkapkan Hasto dalam diskusi Ilmiah “Pemikiran Geopolitik Bung Karno dalam Suara Kebangsaan” yang digelar di Ballroom Hotel Borobudur, Jakarta, Jumat (4/11/2022).

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Nov 2022, 21:07 WIB
Diterbitkan 04 Nov 2022, 20:55 WIB
Hasto
Doktor Ilmu Pertahanan, Hasto Kristiyanto dalam diskusi Ilmiah “Pemikiran Geopolitik Bung Karno dalam Suara Kebangsaan” yang digelar di Ballroom Hotel Borobudur, Jakarta, Jumat (4/11/2022). (Liputan6.com/Putu Merta Surya Putra)

Liputan6.com, Jakarta - Doktor Ilmu Pertahanan, Hasto Kristiyanto menyatakan Geopolitik Soekarno mengedepankan imajinasi yang berwawasan internasional serta pada ilmu pengetahuan dan teknologi, yang harus dicapai demi kemajuan dan kepemimpinan Indonesia di masa kini dan masa depan.

"Dalam geopolitik kepemimpinan Soekarno itu mengedepankan suatu imajinasi tentang kepemimpinan Indonesia di dunia, masa kini dan masa depan. Dimana masalah iklim, ekologi, dan lingkungan masuk dalam pemikiran Bung Karno tersebut," jelas Hasto.

Hal itu diungkapkan Hasto dalam diskusi Ilmiah “Pemikiran Geopolitik Bung Karno dalam Suara Kebangsaan” yang digelar di Ballroom Hotel Borobudur, Jakarta, Jumat (4/11/2022).

Acara itu digelar oleh Kementerian Polhukam dan dihadiri langsung oleh Menkopolhukam Mahfud MD bersama jajarannya.

Hasto menjelaskan panjang soal bagaimana pemikiran Geopolitik Soekarno lebih menggunakan suatu imajinasi tentang kepemimpinan Indonesia bagi dunia, serta bertumpu pada kepentingan nasional Indonesia.

"Juga dari sisi teritorial, di situ memasukkan iklim, ekologi, yang semuanya masuk dalam pidato-pidato Bung Karno. Sehingga keseimbangan hubungan geopolitik, ketahanan nasional, dan kepentingan nasional terlihat betul. Dan yang kita kedepankan adalah politik berwawasan internasional dan ilmu pengetahuan dan teknologi," tegas Hasto.

Philip Vermonte, Dekan Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) yang menjadi penanggap acara diskusi ilmiah itu, menyebut wawasan geopolitik Soekarno sangat relevan. Karena memberi gambaran yang jelas tentang kepemimpinan Indonesia bagi Dunia di masa depan.

"Geopolitik Soekarno, kita kuat secara domestik, itu bisa menjadi referensi, menjadi Indonesia lebih kuat," kata Philip, mantan Direktur Eksekutif CSIS itu.

Ia juga menilai apa yang menjadi cita-cita Bung Karno itu bisa tercapai dengan syarat Indonesia kuat secara domestik.

"(Cita-cita Geopolitik Soekarno) itu bisa terjadi, kalau secara domestik kita kuat, pendidikan, kesehatan, dan lain-lain," ujarnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Rumusan Paling Baik

Karena itu, menurut Philip, yang disampaikan Bung Karno adalah rumusan yang paling baik tentang posisi Indonesia sebagai sebuah negara yang besar dan kuat.

"Yang kita harus lakukan adalah seperti yang dianjurkan oleh Bung Karno. Kita harus mendorong Progressive Geopolitical Coexistence," jelasnya.

Philip Vermonte menyebut apa yang disampaikan Geopolitik Soekarno bertentangan dengan geopolitik barat yang anarkis, dimaksudkan sebagai implentasi jiwa nasionalisme yang terpancar keluar.

Hadir dalam acara itu Kepala Badiklatpus DPP PDIP Daryatmo Mardiyanto, Sekjen PKB Hasanuddin Wahid, Sekjen PPP Arwani Thomafi, Rektor Universitas Pertahanan Laksamana Madya Amarulla Octavian, dan peneliti CSIS Philip Vermonte.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya