Top 3 News: Sudirman Said Mundur dari Transjakarta untuk Menangkan Anies di Pilpres 2024

Sudirman menyebut, sejauh ini dia memang belum resmi menjadi tim sukses Anies Baswedan.

oleh Muhammad AliMaria FloraFachrur RozieLiputan6.com diperbarui 12 Nov 2022, 09:20 WIB
Diterbitkan 12 Nov 2022, 09:20 WIB
Sekretaris Jenderal PMI Sudirman Said. Dok PMI
Sekretaris Jenderal PMI Sudirman Said. Dok PMI

Liputan6.com, Jakarta Sudirman Said telah menyatakan mundur dari kursi pimpinan Transjakarta untuk fokus membantu Anies Baswedan memenangkan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang. Meski sejauh ini dia belum resmi menjadi tim sukses Anies Baswedan.

Sudirman menyebut pengunduran dirinya telah disampaikan langsung kepada PJ Gubernur Heru Budi Hartono, pada Kamis, 9 November kemarin. 

Berita kedua terpopuler di top 3 news, Jumat, 11 November kemarin terkait kasus gagal ginjal akut yang melanda sejumlah wilayah di Tanah Air. Seperti diketahui, menurut catatan telah ada 324 anak dari 28 provinsi yang teridentifikasi mengalami gagal ginjal akut per 6 November lalu. 

195 di antaranya dilaporkan meninggal dunia. Untuk menemukan penyebab penyakit ini maka dibentuklah Tim Pencari Fakta (TPF) Kasus Gagal Ginjal Akut. Temuan awal ada keterlibatan pelaku usaha dan kurangnya pengawasan terhadap obat-obatan yang beredar. Dalam kasus ini, obat berjenis sirup.

Sementara itu, berita satu keluarga yang ditemukan tewas di sebuah rumah Perumahan Citra Garden, Kalideres, Jakarta Barat, pada Kamis, 10 November kemarin juga tak kalah disorot banyak publik.

Menurut ketua RT setempat, keluarga tersebut memang dikenal sangat tertutup.  Asiung mengaku pernah melakukan komunikasi terkait dengan kelistrikan terhadap salah satu korban bernama D pada 31 Agutus 2022 lalu. Untuk terkahir korban terlihat online pada 4 Oktober 2022.

Saat itu Asiung mengabarkan soal tunggakan PLN kepada korban D. 

Berikut deretan berita terpopuler di kanal News Liputan6.com sepanjang Jumat, 11 November 2022:


1. Fokus Menangkan Anies Baswedan, Sudirman Said Mundur dari Transjakarta

Sudirman Said Serahkan Hasil Kerja Tim Sinkronisasi
Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih DKI Jakarta, Anies Baswedan dan Sandiaga bersama Ketua Tim Sinkronisasi Sudirman Said usai penyerahan laporan hasil kerja tim sinkronisasi di Jakarta, Jumat (13/10). (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Sudirman Said memutuskan mundur dari jabatan Komisaris Utama PT Transjakarta dan nonaktif dari Sekretaris Jenderal Palang Merah Indonesia (Sekjen PMI). Keputusan itu diambil untuk fokus membantu Anies Baswedan dalam Pilpres 2024.

"Ingin fokus membantu Anies sebagai capres di pemilu. Langkah ini diambil untuk menjaga good governance," ujar Sudirman Said dalam pertemuan dengan sejumlah pimpinan redaksi di Kawasan Jakarta Selatan, Jumat (11/10/2022).

Sudirman menyebut, terkait dengan mundurnya dari kursi pimpinan Transjakarta, dia menyebut sudah mengajukan langsung ke Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono.

"Saya juga kemarin sudah ketemu Pak Pj Gubernur untuk pamit. Itu juga sebenarnya tidak ada keharusan, yang enggak boleh kan berpolitik atau menjadi bagian dari politik, tapi kan de factonya (menjadi tim sukses Anies) ini urusan politik juga, menghindari conflic of interest," kata dia.

Sudirman menyebut, sejauh ini dia memang belum resmi menjadi tim sukses Anies Baswedan. Menurut dia, meski Anies juga belum ditetapkan sebagai calon presiden oleh KPU, akan lebih baik jika dia menyatakan mundur dari kursi pimpinan Transjakarta dan nonaktif dari PMI.

Sementara terkait mengajukan penonaktifan dari Sekjen PMI, dia menyebut Ketua Umum PMI Jusuf Kalla menyambut baik niatannya itu.

 

Selengkapnya...


2. HEADLINE: TPF Kasus Gagal Ginjal Akut Anak Dibentuk, Bongkar Dugaan Kejahatan Sistematis?

Ilustrasi gagal ginjal akut (Istimewa)
Ilustrasi gagal ginjal akut (Istimewa)

Sejak kasus gagal ginjal akut ditemukan pertengahan 2022, korban bocah meninggal akibat penyakit itu terus melonjak. Jumlah anak meninggal yang awalnya satu-dua, meningkat drastis menjadi 36 kasus pada Agustus 2022. Bahkan terbaru, angka itu tercatat mencapai 324 kasus per 6 November 2022 yang tersebar di 28 provinsi.

Dari jumlah itu, 195 meninggal, 27 dalam perawatan, dan 102 pasien yang sembuh.

Kondisi ini membuat masyarakat menjadi was-was juga bercampur geram. Jumlah kematian anak akibat diduga karena sirup membuat para orangtua khawatir bila hal itu menimpa buah hatinya. Di sisi lain, lembaga terkait terkesan lari dari masalah dengan saling lempar tanggung jawab.

Untuk menemukan penyebab pasti kasus ini, Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) membentuk Tim Pencari Fakta (TPF) Kasus Gagal Ginjal Akut. Tim akan mencari pangkal terjadinya gagal ginjal akut atipikal pada anak serta memberikan edukasi dan perlindungan kepada masyarakat.

Menurut Ketua TPF Muhammad Mufti Mubarok, dalam temuan awal didapatkan bahwa peristiwa gagal ginjal akut yang menyerang anak di Indonesia merupakan dugaan kejahatan sistematis. Dalam praktiknya, kejahatan itu tidak hanya melibatkan pelaku usaha tetapi juga kelalaian sistem pengawasan pada peredaran obat-obatan.  

"Ini kan kejadian yang luar biasa, dalam waktu yang cepat (makan korban). Penyebabnya juga diketahui akibat minum sirup. Nah sementara terkait sirup ini, pengawasan kan BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan). Sementara sampai hari ini tidak ada minta maaf, belum ada klarifikasi. Hanya melarang, melarang, dan melarang. Tapi ini kan persoalannya sudah meninggal, kecuali sebelum meninggal. Ini masalahnya," kata dia kepada Liputan6.com, Kamis (10/11/2022).

 

Selengkapnya...


3. Ketua RT Ungkap Aktivitas dan Percakapan Terakhir Sebelum Satu Keluarga Tewas di Rumah Kalideres

TKP Penemuan empat Jasad sekeluarga di Kalideres, Jakarta Barat
TKP Penemuan empat Jasad sekeluarga di Kalideres, Jakarta Barat

Satu keluarga ditemukan tewas di sebuah rumah Perumahan Citra Garden, Kalideres Jakarta Barat pada Kamis 10 November 2022.

Keluarga yang terdiri dari suami istri dan anak itu dikenal tertutup oleh warga sekitar. Hal ini diungkap oleh sang Ketua RT setempat, Asiung.

"(Keseharian) Sangat tertutup, tidak ada komunikasi. Itu pun kalau saya ada kegiatan lingkungan saya baru panggil gedor-gedor, keluar. Ini ada misalnya pendataan BPS, atau penyemprotan DBD desinfektan kemarin covid saya semprot baru keluar," kata Asiung kepada wartawan di lokasi, Jumat (11/11/2022).

Asiung bahkan menyebut tidak mengetahui apa pekerjaan mereka. Padahal, korban sudah tinggal di kawasan itu selama 20 tahun. Mereka juga disebut tidak tergabung dalam grup WhatsApp RT setempat.

"Terakhir, saya ketemu anak sama ibunya tiga bulan yang lalu," ujarnya.

"(Aktivitas) Kadang-kadang pakai motor, kadang-kadang pakai mobil. Jarang berjalan kaki. Pagi biasanya keluar buat ke pasar. Terakhir tiga bulan yang lalu saya lihat," tambahnya.

 

Selengkapnya...

Infografis Warning Puncak Gelombang Varian Baru Covid-19 Terjadi 1-2 Bulan ke Depan
Infografis Warning Puncak Gelombang Varian Baru Covid-19 Terjadi 1-2 Bulan ke Depan (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya