Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPP Demokrat, Herman Khaeron, tidak masalah Anies Baswedan tidak disokong oleh pemodal besar. Ia membandingkan ketika Susilo Bambang Yudhoyono maju di pilpres tanpa dukungan pemodal besar.
Hal ini menanggapi pernyataan Ketua Umum NasDem Surya Paloh bahwa tidak ada pemodal besar atau kecil yang mendukung Anies Baswedan.
Baca Juga
"Pak SBY tidak punya pemodal besar, pak SBY bisa menjadi idola masyarakat bisa menjadi presiden dua periode," ujar Herman di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (15/11).
Advertisement
Sehingga kebijakan SBY, kata Herman, tidak dipengaruhi oleh para pemodal. Kebijakan yang diambil seluruhnya demi kepentingan rakyat.
"Memimpin negara berhasil tanpa pemikiran dan langkah kerjanya dipengaruhi oleh sebuah kelompok tertentu, sehingga yang dipikirkan untuk rakyat banyak," ujarnya.
Maka, koalisi perubahan ini ingin menghapus stigma kepemimpinan yang oligarki. Presiden harus bekerja untuk rakyat bukan kepentingan kelompok tertentu.
"Nah ini kita ingin mengulang bahwa yang selama ini stigma terjadi karena terjadi oligarki ya saat inilah pemimpin ini bekerja untuk seluruh rakyat bukan untuk kelompok," ujar Herman.
Belum Ada Pemodal yang Dukung Anies
Ketua Umum NasDem Surya Paloh mengungkap belum ada pemodal besar dan pemodal kecil yang ingin berinvestasi kepada koalisi yang mengusung Anies Baswedan. Tanpa pemodal ditambah koalisi yang belum menemukan titik temu, Paloh tak bisa menjamin Anies bisa maju di Pilpres 2024.
"Ini kan apes ini, pemodal besar enggak ada, pemodal kecil enggak ada," kata Surya Paloh, saat diwawancarai di JCC, Jakarta, dikutip Sabtu (12/11).
Paloh mengatakan, akan sangat hormat bila ada pemodal yang mau membantu NasDem dan Anies untuk berlaga di 2024.
"Kita pun juga ingin, coba sebutkan kita ingin, katakan kita ingin. Kalau ada pemodal besar terutama yang mau dekat dan bersimpati kepada NasDem, saya katakan hormat, siap saja," ujar Paloh.
Advertisement
Harus Waspada
Meski perlu diwaspadai pemodal yang dapat mengacaukan koalisi. Segala bentuk kemungkinan itu bisa terjadi di politik.
"Ini kan segala kemungkinan bisa terjadi. Kalau kita bilang iya salah, kita bilang tidak juga salah. Jadi kita harus waspada, bahasa jawanya eling dan wospodo," tegas Paloh.
Sumber: Ahda Bayhaqi/Merdeka.com