Moeldoko Pernah 2 Kali Ceramah di Ponpes Al Zaytun, Akui Dekat dengan Panji Gumilang

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengakui dirinya memiliki kedekatan dengan Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Panji Gumilang. Dia merasa tak ada yang salah dari kedekatannya dengan Ponpes Al Zaytun.

oleh Jonathan Pandapotan PurbaLizsa Egeham diperbarui 26 Jun 2023, 14:05 WIB
Diterbitkan 26 Jun 2023, 14:05 WIB
Kepala Staf Kepresidenan RI Moeldoko saat ditemui di Hotel Pullman, Jakarta, Senin (15/5/2023). Moeldoko menegaskan kalau subsidi terhadap mobil listrik masih tetap jalan. (Arief/Liputan6.com)
Kepala Staf Kepresidenan RI Moeldoko saat ditemui di Hotel Pullman, Jakarta, Senin (15/5/2023). (Arief/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengakui dirinya memiliki kedekatan dengan Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Panji Gumilang. Dia merasa tak ada yang salah dari kedekatannya dengan Ponpes Al Zaytun.

"Emangnya kenapa (kalau dekat)? Enggak boleh dekat?" kata Moeldoko kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (26/6/2023).

Dia menyebut kedekatannya dengan Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang sebagai bentuk komunikasi politik. Dengan begitu, Moeldoko bisa mengetahui apa yang terjadi di Ponpes Al Zaytun.

"Biasa saja. Kan kita itu harus pandai berkomunikasi dengan siapapun. Kan begitu. Konteksnya komunikasi politik. Semakin saya dekat dengan Pak Panji Gumilang, saya kan bisa semakin melihat apa yang akan terjadi," tuturnya.

Moeldoko pernah datang ke Ponpes Al Zaytun sebanyak dua kali untuk berceramah soal kebangsaan. Salah satunya, saat Moeldoko masih menjabat sebagai Pangdam III/Siliwangi.

"Pernah (ke Ponpes Al Zaytun), kasih ceramah. Kasih ceramah kebangsaan di sana," ucap Moeldoko.

Dia melihat kondisi di Ponpes Al Zaytun berjalan secara normal. Moeldoko menyampaikan norma-norma kebangsaan yang dijalankan Ponpes Al Zaytun juga tak ada yang mengganjal.

"Ya kan kita enggak ngerti apa yang terjadi secara utuh di dalam. Tapi yang saya lihat bahwa norma-norma kebangsaan berjalan di sana. Indonesia Raya dinyanyikan. Tapi kesehariannya kan aku enggak di situ. Tapi saya hanya melihat bahwa nilai-nilai kebangsaan, Pancasila, dan seterusnya selalu dibicarakan di sana," jelas dia.

Terkait adanya dugaan penyimpangan di Ponpes Al Zaytun, Moeldoko menyampaikan hal tersebut perlu didalami lebih lanjut. Hal itu, kata dia, harus dilihat secara intens keseharian yang ada di Ponpes Al Zaytun.

"Itu lagi kalau persoalan itu kan perlu ada pendalaman. Mesti ditongkrongin di sana melihat ksehariannya seperti apa. Maka perlu ada yang intens sehingga nanti kesimpulannya tidak salah. Jangan membuat kesimpulan atas isu yang berkembang, repot nanti," tutur Moeldoko.

Respons Panji Gumilang

Sebelumnya, Panji Gumilang memberikan klarifikasi terkait tudingan bahwa lembaga asuhannya, Pesantren Al Zaytun telah menyimpang dari ajaran Islam. Dalam sesi wawancara khusus Tim Liputan6 SCTV, Panji Gumilang menjawab isu terkait penyimpangan yang beredar di masyarakat.

Ia tidak ambil pusing dengan isu yang berkembang di luar Pondok Pesantren Al Zaytun. Pihaknya saat ini hanya fokus pada keberlangsungan pendidikan ponpes.

"Apa yang dipertanyakan tentang perkembangan di masyarakat, sesungguhnya kalau perkembangan di masyarakat kami tidak terlalu fokus mendengarnya, kami sibuk dalam kehidupan pendidikan," kata Panji Gumilang seperti dikutip dari Kanal Youtube Liputan6 SCTV, Minggu 25 Juni 2023.

Namun Panji tidak tinggal diam bila perkembangan di masyarakat sampai mengganggu kehidupan di Ponpes Al Zaytun. Dia ingin tahu, hal apa yang dipertentangkan publik.

Tim Liputan6 SCTV lalu menanyakan apakah tepat anggapan Al Zaytun menyebut Al Quran bukanlah kalam dari Allah? Mendengar hal tersebut, Panji menjelaskan, publik harus paham di awal bahwa Al Quran adalah apa yang disampaikan Allah kepada Rasul Muhammad SAW.

"Kita sedang mempraktikkan apa yang kita pahami dari Al Quran yakni Al Quran itu hakikatnya adalah yang diucapkan oleh Rasulullah dari wahyu yang diterima dari Allah SWT. Sehingga dalam praktiknya kami menyampaikan tidak ada kaitan menafikan siapa kepada siapa. Hakikatnya yang ada pada kita adalah ucapan Rasulullah yang didapat dari wahyu dari Allah. Jadi kita tidak langsung mendapat suara Allah itu yang menyuarakan dan mengucapkan adalah Rasulullah SAW," kata Panji.

Dia pun meyakini, ajaran yang disampaikan di dalam pondok pesantrennya tidak menyimpang. Sebab apa yang diucapkan bisa saja ditanggapi secara berbeda.

"Kalau dikatakan demikian, ya jawabannya seperti itu Qaala Rasulullah fil Qur'anil Karim," jelas Panji.

Infografis Deretan 12 Pelanggaran HAM Berat Masa Lalu. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Deretan 12 Pelanggaran HAM Berat Masa Lalu. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya