Kanada Mitra Strategis ASEAN, Jokowi: Bisa Jadi Jangkar Perdamaian

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan ASEAN dan Kanada kini resmi menjadi mitra strategis. Jokowi berharap Kanada bisa menjadi jangkar perdamaian dan stabilitas kawasan, serta mendorong kerja sama yang inklusif.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 06 Sep 2023, 20:02 WIB
Diterbitkan 06 Sep 2023, 20:02 WIB
Jokowi dalam pertemuan bilateral dengan PM Kanada Justin Trudeau di Hotel Rihga Royal, Hiroshima, Jepang, Sabtu (20/5/2023).
Jokowi dalam pertemuan bilateral dengan PM Kanada Justin Trudeau di Hotel Rihga Royal, Hiroshima, Jepang, Sabtu (20/5/2023). (Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan ASEAN dan Kanada kini resmi menjadi mitra strategis. Jokowi berharap Kanada bisa menjadi jangkar perdamaian dan stabilitas kawasan, serta mendorong kerja sama yang inklusif.

Hal ini disampaikan Jokowi saat membuka Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN-Kanada di JCC Senayan Jakarta, Rabu (6/9/2023). Dalam KTT ini, hadir para pemimpin negara ASEAN dan Perdana Menteri (PM) Kanada, Justin Trudeau.

"Hari ini kemitraan ASEAN dan Kanada memasuki fase baru yaitu sebagai mitra strategis. Selamat datang di keluarga besar ASEAN, semoga ini dapat memberikan manfaat besar bagi rakyat dan kawasan," kata Jokowi sebagaimana disiarkan di Youtube Sekretariat Presiden, Rabu (6/9/2023).

"Sebagai mitra stragegis, Kanada juga bisa menjadi jangkar perdamaian dan stabilitas kawasan yang mentaati hukum internasional dan mendorong kerja sama yang konkrit dan inklusif terutama di kawasan Indo Pasific," sambungnya.

Menurut dia, Kanada merupakan mitra strategis ASEAN dalam membangun ketahanan pangan. Termasuk, dalam membangun hilirisasi industri.

"Serta membangun perdagangan yang terbuka dan adil di kawasan," ujar Jokowi.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri (PM) Kanada Justin Trudeau, di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa, 5 September 2023. Dalam pertemuan tersebut, PM Trudeau menyampaikan apresiasi terhadap kepemimpinan Indonesia di kawasan yang dinilai cukup berpengaruh.

"Perdana Menteri Trudeau juga mengatakan bahwa kepemimpinan Indonesia di kawasan sangat terasa dan sangat diapresiasi. Terasa sekali pada saat tahun lalu Indonesia menjadi Ketua G20 dan tahun ini menjadi ketua dari ASEAN," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam keterangannya usai mendampingi Presiden Jokowi dalam pertemuan tersebut.

Selain itu, Jokowi dan PM Trudeau membahas terkait kemitraan strategis ASEAN-Kanada yang akan segera diluncurkan dan berharap dapat segera ditindaklanjuti dengan hasil kerja sama yang konkret.

Bahkan, kedua pemimpin juga sangat puas dengan kenaikan perdagangan bilateral yang cukup tinggi pada tahun 2022 silam.

"Kenaikan perdagangan 37 persen dan ini sudah melampaui nilai sebelum pandemi. Selain itu, kedua pemimpin juga sepakat untuk mengupayakan agar negosiasi Comprehensive Economic Partnership Agreement dapat selesai akhir tahun depan, akhir tahun 2024," ungkap Retno.

Sambut Positif Gugus Tugas Bilateral

Menurut dia, Jokowi juga menyambut baik pembentukan gugus tugas bilateral yang diharapkan dapat segera menindaklanjuti kesepakatan-kesepakatan yang telah dibahas oleh kedua pemimpin.

Jokowi mendorong Pension Fund untuk berinvestasi di Indonesia, terutama pada sejumlah proyek infrastruktur strategis di Indonesia, termasuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) dan bandara hijau di Kalimantan Utara.

"Kedua pemimpin juga bicara mengenai pentingnya kerja sama untuk ketahanan pangan dan saat ini BUMN Indonesia sedang menjajaki kerja sama pengadaan potas dan juga joint venture dengan perusahaan Kanada dan Presiden sangat mengharapkan agar hal ini dapat segera terealisasi," jelas Retno.

Jokowi dan PM Trudeau turut membahas kerja sama terkait sertifikasi halal. Terkait kerja sama critical mineral, Jokowi menyampaikan harapan agar Kanada mendukung kebijakan hilirisasi industri yang sedang dijalankan Indonesia.

"PM Trudeau juga mengatakan dukungannya terhadap aplikasi Indonesia di dalam OECD dan tentunya PM (Trudeau) juga akan bicara dengan anggota OECD lagi untuk memberikan konsiderasi atau pertimbangan yang positif terhadap aplikasi Indonesia di OECD," tutur Retno.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya