Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin mengundang para pebisnis halal di Slovakia mengunjungi Indonesia, dan menjajaki peluang kerja sama perdagangan dan investasi produk halal.
"Saya juga mengundang pebisnis Slovakia untuk berkunjung ke Indonesia, terutama pada Halal Expo 2024, guna menjajaki peluang perdagangan dan investasi produk halal," kata Ma'ruf saat pertemuan dengan Yayasan Islam Slovakia di Bratislava, Slovakia, Minggu (26/11/2023).
Baca Juga
Ma'ruf pun berharap, para pelaku bisnis halal di Slovakia terus berkomitmen menjalankan bisnis halal meskipun berada tengah keterbatasan dan sebagai minoritas. Ini karena Slovakia dapat menjadi hub industri halal di kawasan Eropa Tengah.
Advertisement
Menurut data yang diterimanya, Ma'ruf mengungkap jumlah umat muslim tercatat mencapai 50,3 juta orang, yang menjadikan Islam sebagai agama terbesar ke-2 di Eropa.
Dia menerangkan, mengutip laporan situasi ekonomi Islam global bahwa pada 2021, umat muslim di seluruh dunia menghabiskan sekitar dua triliun dolar AS untuk makanan, obat-obatan, kosmetik, fesyen, travel dan media. Pada 2025, angka tersebut diperkirakan akan mencapai 2,8 triliun dollar AS.
"Produk halal yang besar tentu tidak hanya menyasar umat Muslim. Gaya hidup halal juga diminati konsumen non-Muslim karena jaminan kebersihan, keamanan, dan kesehatan produk tersebut. Oleh karena itu, akselerasi sertifikasi halal sangat penting," pungkas Ma'ruf.
Ma'ruf Amin Temui Yayasan Islam di Slovakia, Sampaikan soal Islam Moderat
Wapres Ma'ruf Amin melakukan pertemuan dengan Yayasan Islam dan para pengusaha halal di Bratislava, Slovakia, Minggu (26/11/2023). Pada pertemuan tersebut, Ma'ruf menyampaikan bahwa tantangan umat Islam di Indonesia tentu berbeda dengan Islam sebagai minoritas di Slovakia.
"Tantangan Islam yang dihadapi, tantangan yang dihadapi oleh Islam di Slovakia tentu berbeda dengan di Indonesia. Namun, kepentingan kita sama yaitu komitmen membangun peradaban Islam yang maju, toleran, dan damai dan berakar dari pemahaman Islam yang moderat, di tengah gelombang Islamofobia, radikalisme, dan ekstremisme," kata Ma'ruf di Bratislava, Minggu (26/11/2023).
Ma'ruf menyampaikan pentingnya beragama secara inklusif dan moderat. Ia mengingatkan ekspresi keagamaan yang berlebihan dapat melahirkan fenomena ekstremisme bahkan memicu munculnya Islamofobia.
"Pentingnya ekspresi keagamaan yang inklusif dan moderat misalnya melalui dialog antaragama dan antarbudaya, toleransi antarpemeluk agama, menghormati kebebasan beragama, serta meneguhkan etika sosial dan nilai-nilai universal dalam pencegahan potensi konflik lintas agama," ujar Ma'ruf.
Padahal, kata Ma'ruf, ajaran Islam itu sangat fleksibel dan solutif. Menurut dia, ada ajaran Islam yang tetap dan tidak berubah, namun juga ada yang memungkinkan berubah.
"Hal ini mendorong cara berpikir keagamaan, yang lebih sesuai dengan tantangan zaman modern," ujar Ma'ruf.
Pada kesempatan itu, Ma'ruf menceritakan bahwa Indonesia merupakan negara plural dan mempunyai beragam agama dan etnis yang memiliki hak yang sama.
"Kami juga memiliki semboyan kehidupan kebangsaan Bhineka Tunggal Ika serta ideologi dan dasar negara Pancasila," pungkas dia.
Advertisement