Mendagri Minta Semua Kepala Daerah Manfaatkan Lahan Tidur Jadi Pertanian

Menurut Tito, pemanfaatan lahan tidur secara efektif dapat meningkatkan produksi pangan secara lokal, sehingga mengurangi ketergantungan pada impor pangan dan meningkatkan kemandirian pangan.

oleh Nila Chrisna Yulika diperbarui 08 Jun 2024, 11:03 WIB
Diterbitkan 08 Jun 2024, 11:03 WIB
Kemendagri
Mendagri M. Tito Karnavian saat hadiri Rapat Koordinasi Kesiapan Penyelenggaraan Pilkada Serentak Tahun 2024 di Wilayah Papua di Hotel Aston Jayapura, Papua, Rabu (29/5)/Istimewa.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian meminta semua kepala daerah memanfaatkan lahan tidur menjadi pertanian yang produktif. Hal ini untuk mendukung ketersediaan pangan dan menuju swasembada pangan.

“Kami juga minta kepada seluruh daerah supaya lahan-lahan tidur yang nggak produktif, bisa dijadikan lahan pertanian. Artinya menambah lahannya (untuk pertanian),” kata Tito usai menghadiri Rapat Koordinasi Perluasan Areal Tanam dan Penandatanganan Nota Kesepahaman bersama Menteri Pertanian di Jakarta, Jumat, (8/6/2024).

Menurut Tito, pemanfaatan lahan tidur secara efektif dapat meningkatkan produksi pangan secara lokal, sehingga mengurangi ketergantungan pada impor pangan dan meningkatkan kemandirian pangan.

Selain itu, Tito juga meminta agar lahan pertanian tidak diubah menjadi lahan bisnis. “Selain tadi, kami juga akan mendorong pertanian, mempertahankan lahan yang sudah ada, jangan di-convert menjadi daerah komersial ataupun atau yang lain-lain,” ucap Tito.

Ia pun akan membuat surat edaran yang akan ditujukan kepada seluruh kepala daerah yang ada di Indonesia. Kemudian akan membuat tim khusus untuk melakukan evaluasi untuk mengetahui daerah mana saja yang sudah melaksanakan ataupun tidak melaksanakan surat edaran.

“Nah itu diantaranya poin-poin yang kita akan sampaikan surat edaran kepada kepala daerah. Dan setelah itu nanti kita akan buat tim, tim untuk mengevaluasi yang mana yang mengerjakan, mana yang tidak,” tutur Tito.

Tito menekankan bahwa pemerintah pusat akan memberikan reward bagi kepala daerah yang berhasil mengerjakan tugas ini dengan baik. Namun, sebaliknya, Tito juga menyatakan bahwa akan ada punishment bagi mereka yang tidak melaksanakan tugas ini dengan baik.

“Yang mengerjakan kita akan berikan reward, yang tidak mengerjakan ya ada punishment-nya,” imbuh Tito.

Perkuat Produksi Pangan Nasional

Kasad Maruli Simanjuntak dan Mentan Amran Sulaiman Panen Jagung
Lokasi ketahanan pangan ini diharapkan menjadi peecontohan food estatenya di Indonesia, khususnya menjadi food estate pertama di kawasan Geopark Ciletuh Sukabumi. (merdeka.com/Arie Basuki)

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan bahwa optimasi lahan dan pompanisasi merupakan langkah tepat karena terbukti menjadi solusi pasti menuju Indonesia swasembada dan juga lumbung pangan dunia.

"Saat ini semua negara mengalami penurunan produksi, di mana ada banyak negara kelaparan dan ada banyak saudara kita terkapar. Karena itu kita harus memitigasi secara baik dan benar mulai dari sekarang. Maka itu kita memiliki solusi cepat berupa optimasi dan pompanisasi," ujar Amran.

Mentan mengatakan, sektor pertanian harus menjadi perhatian bersama mengingat ke depan Indonesia akan menghadapi iklim ekstrem termasuk kekeringan panjang.

Dia ingin, kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah terus diperkuat sehingga menjadi kunci menuju swasembada.

"Dan alhamdulillah hari ini kita mendapat dukungan penuh dari Mendagri yang Insya Allah setelah ini kita akan tingkatkan kolaborasi kita dengan pemda seluruh Indonesia," katanya.

Amran menambahkan, Kementerian Pertanian telah mengeluarkan kebijakan jangka pendek menuju swasembada pangan seperti optimasi lahan rawa 400 ribu hektare, pompanisasi sawah 1 juta hektare dan transformasi pertanian tradisional ke pertanian modern 250 ribu hektare.

Wujudkan Swasembada Pangan, Jokowi Center dan 2 Perusahaan Bangun Food Estate di Merauke

Wujudkan swasembada pangan, PT Agape Sinar Nusantara bersama Yayasan Jokowi Center dan PT Surya Cipta Gemilang memulai rencana pembuatan food estate di Merauke, Papua. Langkah itu diungkapkan Perwakilan PT Agape Sinar Nusantara, Jony Eko Saputro ditandai dengan penandatanganan kerja sama ketiga pihak di Solo, Jawa tengah pada Selasa (14/5/2024).

Lewat kerja sama tersebut, diharapkan pembangunan food estate dapat meningkatkan kemampuan Merauke menuju swasembada pangan.

"Begitu juga dengan beberapa daerah tertinggal di Papua lainnya," ungkap Jony dalam siaran tertulis, Sabtu (18/5/2024).

Hal senada disampaikan, Ketua Umum Jokowi Center, Hery Setiawan. Menurutnya, swasembada pangan dapat hadir diwujudkan lewat food estate tersebut. Mengingat lahan seluas 200 ribu hektare akan diolah untuk memproduksi sembako, kosmetik, obat-obatan hingga produk hewani.

"Ketahanan pangan dan swasembada pangan merupakan cita-cita mulia bagi seluruh masyarakat Indonesia. Kami optimis terwujud," ungkap Hery Setiawan.

Keyakinannya itu merujuk sejumlah persiapan yang telah dilakukan pihaknya. Di antaranya akan berencana membangun pabrik pupuk di Merauke Papua. Pupuk yang diproduksi diungkapkannya merupakan pupuk untuk tanah Papua yang memiliki kondisi khusus.

"Dalam waktu tiga tahun ke belakang kami telah pelajari dan analisa, khususnya sistem penanaman tanaman pangan di Papua," ungkap Hery.

"Termasuk kebutuhan pupuk untuk wilayah Papua yang memiliki kondisi alam khusus," bebernya.

Bangun Sistem Pertanian

Bersamaan dengan itu, pihaknya telah membangun pabrik pupuk di Ngawi, Jawa Timur.. Tak hanya memproduksi tanaman pangan, lokasi ini juga akan dijadikan wisata pertanian untuk mengedukasi masyarakat. 

"Integrated farming dengan wisata edukasi pertanian akan menjadi rancangan yang akan diaplikasikan pelaksanaannya di Merauke. Kami berharap dukungan pemerintah dalam hal perijinan serta jaminan keamanan atas project ini," jelasnya.

  

Infografis Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo Terjerat Dugaan Korupsi. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Infografis Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo Terjerat Dugaan Korupsi. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya