Mahasiswa Indonesia Juara di Malaysia, Bikin Alat Pendeteksi Kanker Payudara Lewat Aplikasi

Inovasi lewat aplikasi yang dibuat adalah sebuah alat yang diberi nama BreastCare

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 06 Sep 2024, 20:11 WIB
Diterbitkan 06 Sep 2024, 02:09 WIB
Kelompok Mahasiswa Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh memenangkan kompetisi inovasi lewat aplikasi di Malaysia (Istimewa)
Kelompok Mahasiswa Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh memenangkan kompetisi inovasi lewat aplikasi di Malaysia (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Kelompok Mahasiswa Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh memenangkan kompetisi inovasi lewat aplikasi di Malaysia. Diketahui, kelompok mahasiswa tersebut termasuk salah satu binaan Aneuk Muda Aceh Unggul Hebat (AMANAH).

Anggota Tim BreastCare, Rahmat Maulana mengatakan, inovasi lewat aplikasi yang dibuat adalah sebuah alat yang diberi nama BreastCare. Alat ini berfungsi untuk mendeteksi dini dari kanker payudara yang terkoneksi dari Hardware dan aplikasi seluler.

“Kami mengembangkan Hardware yang berupa sensor yang ditempelkan pada manusia kemudian hasilnya dapat dilihat pada (aplikasi) handphone,” kata Rahmat dalam keterangannya, seperti dikutip Sabtu (6/9/2024).

Rahmat menjelaskan, Hardware diciptakan berbentuk bra yang diberi panel sensor untuk mengukur suhu dan tekanan pada payudara. Alat tersebut nantinya menghasilkan data yang dapat mendeteksi gejala awal benjolan kanker di area payudara.

“Meski masih berupa prototipe, alat kami terbilang cukup akurat menemukan lokasi kanker seperti hasil deteksi mesin yang digunakan di rumah sakit,” yakin dia.

Selain itu, Rahmat menyebutkan keunggulan lain dari alat buatannya yaitu low cost (biaya produksi yang murah). Dia percaya, meski harga murah tapi dapat menyaingi mesin pendeteksi kanker dari rumah sakit.

“Dibandingkan mesin pendeteksi kanker yang sudah ada, alat dan aplikasi BreastCare memang lebih ringkas dan mudah. Oleh karena itu, alat tersebut bisa lebih praktis dibawa-bawa dan dapat digunakan dalam berbagai situasi,” ungkap Rahmat.

Berguna di Daerah Terpencil

Rahmat mengklaim, alat ciptaan kelompoknya juga mudah dibawa ke daerah-daerah pelosok. Sehingga dipastikan sangat berguna di daerah terpencil sana untuk membantu masyarakat setempat.

“Kami berharap penemuannya bermanfaat untuk masyarakat luas,” dia menandasi.

Sebagai informasi, alat diciptakan dari hasil pemikiran dan penelitian tim yang beranggotakan empat orang mahasiswa dari lintas jurusan di USK Aceh. Mereka adalah dua mahasiswi kedokteran bernama Ghina Tsurayya dan Gaisha Hayya Alhaura Muchsin. Kemudian ada dirinya yang berasal dari jurusan Teknik Elektro dan Muhammad Cheryl Amelin Alsa dari jurusan Agribisnis.

Hasil kolaborasi lintas jurusan ini berhasil menjuarai ajang 23rd Indonesia Malaysia Thailand Growth Triangle (IMT-GT) Varsity Carnival 2024. Kompetisi itu digelar di Universiti Sains Malaysia pada 25-30 Agustus 2024.

Inovasi buatan mahasiswa USK Aceh mengungguli peserta lainnya yang berjumlah 12 tim dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia, Malaysia dan Thailand.

 

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas
Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya