Permintaan Maaf Jokowi kepada TNI-Polri: Dandim hingga Kapolda Kadang Tidak Saya Salami

Jokowi cerita, ketika ia kunjungan kerja ia pasti kerap bertemu Kapolres, Dandim, Danrem, Pangdam hingga Kapolda. Tetapi, ia terkadang luput menyalami karena tidak mengenali.

oleh Muhammad AliTim News diperbarui 13 Sep 2024, 05:25 WIB
Diterbitkan 13 Sep 2024, 05:25 WIB
Jokowi Pimpin Rapim TNI-Polri di IKN
Presiden Jokowi menyampaikan pidato di acara Rapim TNI-Polri yang digelar di IKN, Kalimantan Timur. (Foto: Youtube Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta maaf kepada pejabat TNI-Polri jika punya salah selama memimpin 10 tahun ini. Jokowi memohon maaf bila ada hal yang belum maksimal dalam kebijakan maupun berinteraksi.

Hal itu disampaikan Jokowi saat memberi arahan kepada Pejabat TNI-Polri di Istana Negara Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur, Kamis (12/9/2024).

"Saya mohon maaf jika ada dalam 10 tahun ini telah memimpin ada hal yang dirasa kurang berkenan, ada hal-hal yang dirasa belum maksimal baik dalam kebijakan maupun dalam kita berinteraksi" ucap Jokowi.

Jokowi cerita, ketika ia kunjungan kerja ia pasti kerap bertemu Kapolres, Dandim, Danrem, Pangdam hingga Kapolda. Tetapi, ia terkadang luput menyalami karena tidak mengenali.

"Kadang kadang ada yang saya salami ada yang enggak saya salami, ada yang luput enggak salaman, 'waduh masa saya enggak disalami presiden padahal saya Pangdam', ya saya kan enggak hafal Pangdamnya yang mana, Kapolda yang mana kalau enggak ngenalin," kata Jokowi.

"Kapolresnya yang mana, Dandimnya yang mana, Danremnya yang mana, kalau luput nyalami saya aja bisa masalah, 'wah presiden enggak mau nyalami saya," sambungnya.

Jokowi kembali menyampaikan permohonan maaf jika ada hal yang kurang berkenan dan belum baik.

"Sekali lagi saya mohon maaf jika 10 tahun ada hal yang kurang berkenan, adan hal yang belum maksimal dan belum baik, baik dalam kebijakan maupun dalam berinteraksi," tutup Jokowi.

 

TNI-Polri Harus Lindungi Anak dan Perempuan

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta setiap anggota TNI-Polri menjadi sosok pertama yang diingat masyarakat ketika terjadi peristiwa perundungan (bullying) dan kekerasan terhadap perempuan dan anak.

Hal itu disampaikan Jokowi saat memberikan pengarahan kepada pejabat TNI dan Polri di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kamis, 12 September 2024.

"Saya minta TNI dan Polri bisa menjadi institusi yang pertama bagi perempuan dan anak dalam mencari perlindungan. Baik dari KDRT, kekerasan seksual, kekerasan fisik, bully, hingga penganiayaan," kata Jokowi di IKN seperti dikutip dari kanal YouTube Sekretariat Presiden.

Jokowi ingin saat insiden terkait menimpa perempuan dan anak, mereka bisa berpikir ada TNI-Polri sebagai institusi yang bisa diandalkan untuk melindunginya. "Berdayakan Babinsa dan Bhabinkamtibmas sebagai ujung tombak dalam pertolongan pertama," tegas Jokowi.

 

Babinsa Punya Peran Penting Jaga Keamanan

Jokowi percaya, Babinsa dan Bhabinkamtibmas memiliki peran penting dalam menjaga keamanan dan memberikan bantuan langsung kepada korban di lapisan masyarakat paling bawah. Dengan begitu, institusi TNI-Polri akan memiliki citra yang baik di mata publik meski tindakan yang dilakukan terbilang sederhana.

"Hal-hal kecil seperti ini menjadi sesuatu yang humanis, manis, dan meningkatkan citra institusi," ucap Jokowi.

Sebaliknya, Jokowi tidak ingin TNI-Polri malah merusak citranya sendiri dengan melakukan pelanggaran, baik itu bersifat etik dan pidana, seperti judi online, narkoba maupun pelecehan seksual. Akibatnya, justru akan menjauhkan rasa percaya masyarakat kepada TNI-Polri.

"Jika saudara-saudara melakukan hal yang buruk, dampak negatifnya besar. Hati-hati," ucap Jokowi.

Reporter: Muhammad Genantan Saputra

Sumber: Merdeka.com

Infografis Jokowi dan Keluarga Dilaporkan Kolusi-Nepotisme ke KPK. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Jokowi dan Keluarga Dilaporkan Kolusi-Nepotisme ke KPK. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya