Liputan6.com, Jakarta Eksistensi program Base Transceiver Station (BTS) di daerah 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal) serta lokasi prioritas telah membuka isolasi komunikasi. Menjangkau daerah-daerah yang tak terjamah layanan telekomunikasi alias blank spot. Pembangunan sektor komunikasi tersebut sangat disyukuri oleh Tina Sangadi, warga Desa Bowombaru Utara, Talaud, Sulawesi Utara
Bersila di atas porselin semen teras rumah. Tangan Tina Sangadi asyik mengusap layar gawai. Jempol kanan terus scroll, menggulir layar dari atas ke bawah. Membuka banyak aplikasi. Dari sosial media, hingga onlineshop. Kepo apa yang lagi viral, sembari 'cuci mata' virtual barang incaran.
Baca Juga
Senyumnya terus mengembang. Girang. Wanita 45 tahun itu merasakan apa yang selama ini tak bisa didapatkan dia dan warga Desa Bowombaru Utara, Sinyal!
Advertisement
Masih teringat dalam bayangan Tina susahnya layar ponsel menampakkan gambar sinyal. Satu bar saja sudah senang bukan kepalang. Apalagi sampai menjulang empat bar. Tanda ponsel mendapat akses internet dengan kuat.
Warga di sana, kenang Tina, harus pergi ke ujung pantai sembari menunggu 'sinyal ditiup angin' untuk bisa mengakses internet. Terkadang, internet numpang lewat di pinggir jalan pada titik-titik tertentu.
"Dulu kita nongkrong di ujung pantai untuk menangkap sinyal. Susah sekali dapatnya," ujar Tina.
Dan kini sinyal akses internet bukan lagi barang yang sukar didapat di sana. Tentunya membuka pengetahuan warga tentang hal-hal yang terjadi di luar sana. Tak perlu lagi datang ke kota, jika ingin mengakses informasi terkini.
"Kita bisa akses berita apa di luar sana. Dulu kita tidak tahu apa-apa. Anak sekolah juga kalau ada tugas sekarang cari di online," imbuhnya.
Bahkan, berkat sinyal internet salah satu aktivitas yang digandrungi emak-emak di Desa Bowombaru, termasuk Tina adalah belanja online di e-commerce. Jika dulu kalau beli apa-apa mereka cuma bisa lihat barang di pasar Melonguane. Sekarang di online, banyak pilihan. Barang yang dibeli pun beragam. Mulai dari baju, sepatu, hingga alat rumah tangga yang selama ini tak tersedia di pasar Melonguane.
Masyarakat di sana sangat terbantu dengan keberadaan akses internet yang saat ini didapatkan dengan mudah.
"Sangat membantu sekali untuk masyarakat khususnya anak-anak sekolah. Dulunya kalau kita cari jaringan itu harus pergi ke gunung atau pantai, saat ini dari rumah bisa untuk akses internet, kemudian untuk belajar jadi sangat membantu," tutur Kepala Desa Bowombaru Utara, Kabupaten Kepulauan Talaud, Ferdi Kaeng.
Desa Bowombaru Utara yang berjarak 30-40 menit dari Kabupaten Melonguane, Talaud, Sulawesi Utara, merupakan salah satu area blank spot alias tak ada sinyal internet.
Berdasarkan website resmi pemerintahan setempat, wilayah Kabupaten Kepulauan Talaud terdiri dari laut seluas 37.800 km2 (95,24%) dan daratan seluas 1.251,02 km2 (4,76%). Talaud adalah kawasan paling utara di wilayah timur Indonesia dan berbatasan langsung dengan wilayah Davao del Sur, Filipina.
Jarak Talaud dari Manado mencapai 383 km dan 2.505 km dari Jakarta. Perjalanan menuju Talaud dari Manado membutuhkan waktu 14 jam lewat jalur laut atau 1 jam menggunakan pesawat udara.
Langsung Dites Presiden Jokowi
Namun, sejak Desember tahun lalu, Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kominfo telah menyelesaikan pembangunan BTS 4G di Desa Bowombaru Utara, bersama dengan 4.989 titik lainnya di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Presiden Joko Widodo langsung yang meresmikan pengoperasiannya tepatnya pada 28 Januari 2022.
Presiden Jokowi bahkan langsung mencoba jaringan internet 4G yang terpasang di sana dengan melakukan telekonferensi dengan ratusan masyarakat.
"Selamat siang semuanya, sekarang seperti apa dan gunanya (jaringan internet 4G) untuk apa?," tanya Jokowi kepada Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan Indonesia-Malaysia di Kalimantan.
Saat salah satu prajurit TNI yang bertugas, yakni Dimas Aryadi. Prajurit berpangkat Letnan Dua itu menjelaskan situasi dan status keamanan di sana.
"Kami beserta 19 orang prajurit. Pos dalam keadaan aman," kata Dimas.
Selain itu, Dimas mengucapkan langsung terima kasih kepada Jokowi karena sudah membangun jaringan internet 4G melalui Base Transceiver Station (BTS) yang dibangun. Ia menjelaskan akses internet mempermudah dalam hal pelaporan situasi terkini di wilayah perbatasan.
Merespons hal itu, Jokowi mengatakan jaringan pada kawasan itu sudah baik. Ini terlihat dari suara dan gambar yang tidak terputus ketika melakukan telekonferensi.
Bergeser pada wilayah lain, Jokowi juga menyapa Kepala SMKN 3 Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan. Ia juga berterima kasih dengan adanya bantuan jaringan 4G yang sudah dibangun pada kawasan itu.
"Bapak presiden izinkan saya menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesarnya atas bantuan jaringan internet secara gratis ke sekolah kami," katanya.
Ia menjelaskan adanya jaringan ini membuat proses belajar dan mengajar lebih efisien dan efektif khususnya dalam hal akses informasi. Selain itu, juga membantu tenaga pendidik dalam hal proses administrasi.
Lalu harapannya kepada Jokowi untuk meningkatkan kecepatan internet yang diberikan. Menurutnya, kecepatan internet yang lebih cepat dibutuhkan supaya sektor pendidikan bisa lebih berperan di era industri 4.0. Merespons hal itu, Jokowi langsung mencatat usulan yang disampaikan.
Advertisement
Indonesia Punya BTS On Air di 7.283 Lokasi
Program BTS di daerah 3T dan lokasi prioritas sudah mulai digaungkan sejak 2015. Setahun Joko Widodo menjabat Presiden RI periode 2014-2019. Eksistensinya tentu membuka isolasi komunikasi. Menjangkau daerah-daerah yang tak terjamah layanan telekomunikasi alias blank spot.
Mimpi besar membuat setiap jengkal tanah Indonesia merdeka sinyal tak henti dikerjakan. Terus dikebut. Lihatlah data terbaru BAKTI Kominfo. Hingga akhir 2023 total daerah yang sudah tersentuh akses internet mencapai 18.697 lokasi. Dari jumlah itu, 4.063 lokasi menggunakan akses internet Satria. Sisanya, 14.634 lokasi memakai akses internet Non-Satria.
Jumlah BTS yang sudah beroperasi tak mau kalah unggul. Indonesia saat ini punya BTS On Air di 7.283 lokasi. Berselancar internet juga semakin kencang karena 5.618 lokasi sudah menggunakan BTS 4G. Sisanya adalah BTS USO yang tersebar di 1.665 lokasi.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi punya formula ampuh untuk menuntaskan proyek BTS 4G di daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T).
"Banyak pertanyaan kenapa kita bisa cepat, bisa empat bulan ini mangkrak atau belum terbangun, bisa kita selesaikan. Sebenarnya persoalannya lebih banyak persoalan administratif dan hukum dibanding persoalan teknikal. Jadi bukan soal teknisnya tapi administrasi dan hukumnya," ujar Budi Arie.
Budi Arie juga mengapresiasi beberapa instansi terkait, yakni Kejaksaan Agung, Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP), serta Kementerian Keuangan yang membantunya dalam proses percepatan proyek ini.
Selain itu, Budi Arie juga meminta bantuan dari TNI untuk menyelesaikan proyek BTS 4G di Papua. Sebab, menurutnya salah satu yang menjadi penghambat penyelesaian proyek itu ialah letak geografis dan tingkat keamanannya, sehingga perlu bantuan TNI.
Peta Sebaran Layanan Akses Internet
Bicara soal lokasi sebaran akses internet hingga saaat ini, berdasarkan data terbaru Kementerian Informasi dan Komunikasi, jumlahnya merata hampir di setiap pulau. Sebagai pulau paling barat Indonesia, Sumatera sudah memiliki 4.527 lokasi. Lalu di timur Nusantara, Papua sudah punya 2.805 lokasi akses internet.
Ribuan akses internet juga sudah hadir di pulau-pulau lain. Kalimantan sampai akhir tahun lalu punya 2.130 akses internet, Sulawesi 2.672 akses internet, Jawa 2.142 akses internet, Maluku 1.426 akses internet dan Bali-Nusa Tenggara sudah tersedia 2.995 akses internet.
Keberadaan akses internet itu bukan sekadar senang-senang semanta. Sebanyak 8.830 atau 47,2% lokasi sebaran akses internet itu melayani kebutuhan pendidikan. Menyusul 5.228 lokasi (28%) untuk kantor pemerintahan, dan 2.614 lokasi (14%) dipakai buat layanan kesehatan.
Layanan akses internet tersebut juga ditujukan untuk pusat kegiatan masyarakat di 736 lokasi (3,9%), 665 lokasi tempat ibadah (3,6%), 334 lokasi pertahanan dan keamanan (1,8%), 137 lokasi wisata (0,7%), 115 lokasi pelayanan usaha (0,6%), dan 38 lokasi transportasi publik (0,2%).
(*)
Advertisement