Liputan6.com, Jakarta - Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dan Menteri Investasi Rosan Roeslani menemui Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (9/10/2024). Bahlil dan Rosan turut mengajak sejumlah pengusaha menemui Jokowi.
Berdasarkan pantauan Liputan6.com, Bahlil, Rosan, dan para pengusaha tiba di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta sekitar pukul 14.44 WIB. Salah satu pengusaha yang tampak yakni, Direktur Utama Adaro Energy Indonesia, Garibaldi Thohir atau Boy Thohir dan CEO Indika Energy Azis Armand.
Baca Juga
Bahlil dan Rosan enggan membeberkan soal pertemuan dengan Jokowi. Bahlil hanya menyebut bahwa pertemuan terkait urusan negara.
Advertisement
"Bahas (soal ) negara," kata Bahlil singkat kepada wartawan sebelum pertemuan.
Dia berjanji akan menyampaikan isi pertemuan usai rapat bersama Jokowi. Bahlil, Rosan, dan para pengusaha pun langsung masuk ke Istana Merdeka untuk bertemu dengan Jokowi.
"Nanti abis rapat dulu ya. Nanti, setelah rapat ya," ujar Bahlil.
Â
Jokowi Wanti-wanti Banjir Barang dari China
Presiden Joko Widodo atau Jokowi mewanti-wanti soal over produksi atau banjir barang di China yang membuat sejumlah negara was-was. Dia pun meminta semua pihak ikut melindungi pasar domestik agar tak tergerus barang-barang impor China yang dijual dengan harga murah.
"Di sisi lain, juga sudah banyak dibahas secara luas soal over produksi di China, banyak Negara sudah mulai khawatir dan bersiap melindungi pasar domestiknya. dari masuknya produk import dari China yang masif dengan harga yang jauh lebih murah," jelas Jokowi saat pembukaan Trade Expo Indonesia di ICE BSD City, Tangerang, Banten, Rabu (9/10/2024).
Dia mengajak masyarakat Indonesia memasarkan produk lokal dan menguasai pasar dalam negeri dan luar negeri. Jokowi optimistis hal ini bisa tercapai, mengingat jumlah penduduk Indonesoa mencapai 280 juta jiwa.
Kita sebagai negara dengan pasar yang besar dan dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia, yaitu 280 juta jiwa harus mampu melindungi pasar domestik kita, harus mampu memasarkan produk kita, agar kita mampu menguasai pasar di dalam negeri dan juga terus merambah secara luas di pasar luar negeri," jelasnya.
Di sisi lain, Jokowi mengingatkan bahwa pertumbuhan ekonomi global saat ini masih melambat di antara 2,6 sampai 2,7 persen. Tak hanya itu, tingkat inflasi global juga tinggi di angka 5,9 persen.
Dia menyampaikan kondisi ini diperparah dengan munculnya perang konvensional dan perang dagang. Hal ini membuat 19 negara membuat kebijakan restriksi atau pembatasan perdagangan sehingga volume perdagangan global menjadi lesu.
Advertisement