Liputan6.com, Jakarta - Mendasar pada fakta sejarah, realitas kekinian dan proyeksi masa depan hubungan Indonesia-Tiongkok, Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) di bawah kepemimpinan Prof DR. KH. Said Aqil Siroj MA, berupaya keras dan Mensegerakan Upaya Strategis untuk "Merajut dan mewujudkan Jalur Sutera Islam Indonesia Tiongkok". Upaya ini merujuk pada ikatan psikologis, historis, serta relasi kultural dan spiritual antara umat Islam di kedua negara.
Dalam rangkaian muhibahnya ke Tiongkok, Said Aqil bersama delegasi LPOI menapaki jejak sejarah Keislaman di Tiongkok dan menemukan bukti bahwa hubungan kekaisaran Tiongkok di masa lalu dengan keberadaan Islam sangatlah dekat dan harmonis.
Menurut Kyai Said Aqil, Mantan Ketua Umum PBNU, "Kami temukan bukti bukti arkeologis dan manuskrip sejarah yang menyatakan bahwa keberadaan Islam dan Kekaisaran Tiongkok dimasa lalu sangatlah dekat, bahkan banyak para jenderal dan pimpinan kenegaraan yang sangat populer pada saat itu adalah sosok muslim yang Taat, seperti Laksamana Cheng Ho dan Ma Huan. Kami jumpai juga prasasti yang menyatakan relasi kultural, psikologis dan spiritual di prasasti masjid Fuzhou yang di tulis pada era dinasti ming yang menunjukkan kedekatan para pemeluk Islam dan penganut konfusian."
Advertisement
"Keberadaan masjid Fuzhou adalah salah satu saksi sejarah, yang berusia lebih dari ratusan tahun, yang membuktikan bahwa keberadaan Islam berkembang dengan baik dan lestari serta di rawat baik oleh pemerintah Tiongkok hingga saat ini. Pemerintah Tiongkok sangat peduli dan menjaga serta memfasilitasi upaya pelestarian masjid tersebut dengan sokongan dana yang cukup besar," lanjut Said Aqil.
Islam Indonesia dengan Islam di Tiongkok seperti 2 sisi mata uang yang tidak dapat di pisahkan. Penyebaran Islam melalui Jalur Sutera Tiongkok yang dilakukan oleh dai-dai dari Tiongkok dan di luar Tiongkok sangatlah nyata. Bukti arkeologis makam sahabat Nabi di Quanzhou dan keberadaan maqom saad bin abi waqos di Guangzhou, membuktikan Islam lebih awal datang ke tiongkok baru menyebar ke asia lainnya termasuk ke Indonesia.
Muhibah dan Dakwah Laksamana Cheng Ho 7 kali ke Indonesia serta keberadaan Wali Songo yang sebagian adalah keturunan Tiongkok semakin memperkuat bukti bahwa Islam Indonesia dan Tiongkok memiliki pertalian erat dan kokoh. Demikian penyataan Profesor Said Aqil Siroj, yang juga pengasuh Pesantren Atsaqofah.
Â
Kerjasama
Dalam Pertemuannya dengan Pimpinan Perguruan Tinggi Fujian Normal University pada tanggal 4 Desember 2024, Delegasi LPOI bersama sama pimpinan FNU berdiskusi merancang kerjasama pembentukan Center of Islamic Study, Halal Center dan pengembangan Indonesia Tiongkok University. Dalam jamuan dengan Pemerintah Provinsi Fujian, LPOI berdiskusi dan merancang kerja bersama di bidang investasi dan eksport import Indonesia Tiongkok.
Pada saat bersamaan di Fuzhou, LPOI juga menandatangani LOI dengan Perusahaan Beijing HAIJU Smart Information Technology Co.Ltd. dalam bidang Satellite Solutions and Business Development.
Pada Kunjungan di Fuzhou delegasi LPOI juga berkesempatan untuk bertemu dengan pimpinan Fujian of Tradisional Traditional Medicine, untuk merancang kolaborasi joint research herbal medicine. Dengan pimpinan Fujian Politeknik Normal University merancang pengembangan Laboratorium Halal dan animasi pembelajaran sejarah Islam Indonesia dan Tiongkok. Sementara dalam pertemuan informal dengan forum komunikasi Umat Islam di Fujian, LPOI mendiskusikan dan merancang pertukaran dan kunjungan para dai dai di Indonesia dan di Tiongkok.
Mengakhiri penjelasannya, Said yang juga Dewan Pengarah BPIP, menyampaikan bahwa; Indonesia dan Tiongkok harus bersama sama menggenggam pasar dunia, khususnya untuk pasar dunia Islam dalam berbagai Industri, khususnya untuk industri halal diseluruh negara negara muslim di seluruh dunia.
Dengan modal yang dimiliki kedua negara, dimana Indonesia memiliki potensi dan sumberdaya manusia Ulama Ulama Terbaik serta Public Trust di ekosistem dunia Islam, dan Tiongkok memliki keunggulan Teknologi, produk dan pasar global, maka dengan kebersamaan kedua belah pihak yang solid, pasar global akan dengan sangat mudah di taklukan.
Imam Pituduh, sekretaris LPOI yang juga Organizer Muhibah LPOI Menambahkan, ini adalah saat yang tepat untuk mulai merajut dan mewujudkan "Jalur sutra Islam Indonesia dan Tiongkok" sebagai jalan kebangkitan Peradaban Timur untuk memimpin dunia. Spirit Keislaman, Spirit Nusantara, Spirit Konfusianisme dan Spirit Silk Road bila di orkestrasi dengan baik, akan menjadi kekuatan Peradaban yang kokoh dan melegenda.
Di saat peradaban peradaban lain sedang mengalami kemandegan. Indonesia dan Tiongkok harus bangkit dan bersama sama untuk menjadi penggerak perubahan secara progresif, khususnya melalui jalur pendekatan keagamaan yang ramah damai dan beradab.
Advertisement