Liputan6.com, Jakarta Jemarinya cekatan, seolah tak berhenti menyobek kopi kemasan yang berjejer dibagian depan sepeda. Lalu dengan cepat dia menyalakan tombol termos untuk menyeduh kopi buatannya. Takaran airnya sudah disesuaikan dengan selera pelanggan.
Muhammad Zuhkri adalah satu dari ratusan pedagang kopi keliling di Jakarta. Beberapa karyawan perkantoran hingga ojek online menjadi pelanggan setianya. Kopi keliling atau oleh masyarakat disebut starling mudah ditemukan di sudut kota.Â
Baca Juga
Starling biasanya berkeliling menawarkan aneka kopi, minuman instan, hingga beberapa camilan murah meriah. Selain berkeliling mereka biasanya mangkal di wilayah tertentu, entah itu dekat perkantoran, stasiun, ataupun proyek pembangunan.Â
Advertisement
Ribuan orang sudah merasakan kopi buatan laki-laki asal Jawa Timur ini. Dia sudah berkeliling jadi pedagang starling hampir delapan tahun.
"Dari sejak 2017 jualan. Udah muter-muter ke mana-mana juga," kata Zukhri kepada Liputan6.com.Â
Saat ini dia biasa berkeliling di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan. Penghasilan Zuhkri pun bervariatif setiap harinya. Kalau sedang ramai, penghasilannya mencapai ratusan ribu setiap harinya.Â
Meskipun pendapatannya mulai berkurang karena adanya kopi keliling kekinian, Zukhri masih percaya bahwa masih banyak pelanggan setia yang menunggunya setiap hari.Â
"Pelanggan masih ada aja meskipun pendapatan berkurang. Tapi namanya rezeki ada saja," ucapnya.Â
Minum kopi saat ini menjadi gaya hidup bagi sebagian masyarakat Indonesia. Hal itu dibuktikan dengan data dari Organisasi Kopi Internasional atau International Coffee Organization (ICO) yang menyebutkan bahwa konsumsi kopi melonjak hingga 174 persen pada tahun 2016
Tingginya konsumsi kopi membuat prospek dan keuntungan bisnis dengan membuka kedai kopi semakin luas. Seiring dengan menjamurnya kedai-kedai kopi di Jakarta membuat para pebisnis terus memutar otaknya untuk tetap mendapatkan keuntungan.Â
Salah satunya yaitu dengan sistem langsung mendatangi pelanggan atau dengan berkeliling. Beberapa nama besar toko kopi sudah mulai melakukan strategi tersebut. Yaitu menawarkan kopi berkualitas menggunakan gerobak keliling dengan harga terjangkau.Â
Tampilan gerobaknya memang lebih menarik. Berbagai brand besar pun mulai berkeliling di jalanan Jakarta berdampingan dengan kopi starling. Dibandingkan dengan kopi starling harganya memang relatif lebih mahal. Sebab yang dijajakan pun seperti kedai kopi namun harga jalanan.
Salah satu pedagang kopi kekinian, Reyhan Saputra mengaku sangat menikmati pekerjaannya. Berkeliling Jakarta menjajakan kopi susu gula aren yang menjadi andalan. Pembeli kopinya rata-rata merupakan para pekerja kantoran.Â
Selain berkeliling, Rey biasanya mangkal di beberapa perkantoran sekitar gedung pencakar langit. Profesi tersebut digelutinya sejak pandemi Covid-19. Beberapa kendala pun juga dirasakan oleh Rey bersama teman-teman lainnya.
"Kendalanya ya susah nyari lapak sih, nyari tempat buat mangkal kadang susah. Kadang dipalak preman," kata dia kepada Liputan6.com.Â
Â
Alasan Pelanggan Memilih Konsumsi Kopi Keliling
Murah dan gampang dibeli merupakan salah satu alasannya. Misalnya yang disampaikan oleh Zaninal Abidin. Driver ojek online ini hampir setiap hari mengkonsumsi kopi starling. Ketika sedang menunggu orderan dia duduk santai sambil menikmati kopi.
"Minum kopi karena udah kebiasaan juga, jadi kayak udah kebutuhan aja. Apalagi kan kita kebiasaan di jalan ya biar fokus," kata Zainal kepada Liputan6.com.Â
Sementara itu, Ikhwan salah satu pegawai swasta di Kuningan mengaku pecinta kopi susu gula aren. Bahkan hampir setiap siang dia akan membeli kopi keliling kekinian yang mangkal tak jauh dari kantornya.Â
Ikhwan mengaku kopi keliling kekinian sangat membantunya saat siang saat makan siang. Dia tak perlu beli online atau datang ke salah satu kedai kopi.Â
"Kopi keliling gampang dibeli, murah, dan buat harga segitu, kopinya masih lumayan enak, bukan kopi instan," kata Ikhwan.
Â
Advertisement