Liputan6.com, Jakarta - Badan Gizi Nasional (BGN) diharapkan dapat menyempurnakan pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang telah berjalan selama seminggu, sejak dimulai pada Senin 6 Januari 2025, dengan mempertimbangkan berbagai masukan dari masyarakat.
Hal ini disampaikan Ketua Umum PP Pemuda Katolik, Stefanus Gusma, dalam menyikapi pelaksanaan program MBG yang masih dalam tahap awal dan terus mendapatkan perhatian, termasuk dari kalangan pelajar.
Baca Juga
"Pertama-tama, kita tentu memberikan apresiasi atas pelaksanaan program ini yang menjadi salah satu wujud perhatian pemerintah terhadap kebutuhan gizi anak-anak sekolah. Namun, kami mengusulkan agar ada beberapa perbaikan yang dapat dipertimbangkan untuk meningkatkan kualitas program," kata Gusma dalam keterangan resmi pada Senin 13 Januari 2025.
Advertisement
Salah satu aspek yang perlu diperhatikan adalah kualitas menu makanan, yang meliputi lauk-pauk, sayuran, dan buah-buahan, agar tetap memenuhi standar gizi dan sesuai dengan selera anak-anak. Selain itu, Gusma juga menyarankan agar cakupan program ini diperluas, sehingga mencakup seluruh siswa, termasuk mereka yang berada di Sekolah Luar Biasa (SLB).
"Kami berharap BGN dapat memastikan bahwa program MBG ini juga mencakup siswa-siswi berkebutuhan khusus yang belajar di SLB. Mereka adalah bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat kita, dan perhatian khusus untuk mereka sangat diperlukan," tambah Gusma.
Ia juga mengimbau para guru untuk berperan aktif dalam mendampingi siswa-siswi di SLB agar dapat menikmati makanan bergizi yang disediakan.
Â
Dimulai Pekan Lalu
Seperti diketahui, program MBG yang diinisiasi oleh Presiden dan Wakil Presiden Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka resmi dimulai pada Senin pekan lalu. Program ini merupakan salah satu janji kampanye keduanya untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan gizi anak-anak Indonesia.
Dalam pelaksanaan program ini, BGN telah menetapkan 190 lokasi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) sebagai dapur tempat memasak menu makanan bergizi.
Lokasi dapur tersebut tersebar di 26 provinsi di Indonesia dan bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk koperasi, yayasan, dan perusahaan perseroan terbatas. Dengan pelibatan berbagai elemen, diharapkan program ini dapat berjalan lancar dan memberikan manfaat yang merata bagi semua anak Indonesia.
Advertisement