Ahok Dinasihati Rekan Jangan Galak-galak

Ahok menceritakan, rekannya pernah memberi peringatan karena sering mengancam.

oleh Andi Muttya Keteng diperbarui 24 Jul 2013, 11:55 WIB
Diterbitkan 24 Jul 2013, 11:55 WIB
ahok-rusun130710b.jpg
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok kerap melontarkan ancaman. Warga Waduk Pluit dan pedagang kaki lima (PKL) Tanah Abang pernah merasakannya. Kini pegawai Dinas Pajak DKI juga terancam akan dimutasi karena adanya laporan 'permainan' di dinas tersebut.

Mantan Bupati Belitung Timur itu menceritakan, seorang rekannya pernah memberi peringatan kepada dia, agar tidak terlalu sering mengeluarkan ancaman. Sebab bisa saja hal itu balik mengancam nyawanya.

"Lu jangan galak-galak, Hok! Bisa mati dibunuh orang lu, gara-gara kesel sama lu," kata Ahok menirukan pesan rekannya itu, di Balaikota, Jakarta, Rabu (24/7/2013).

Dia pun mengaku saat mendengar hal tersebut cukup khawatir. Dirinya juga tidak ingin sampai mendapat ancaman pembunuhan.

"Siapa yang mau mati? Pendeta aja bilang, 'Masih banyak tugas di dunia, jangan mati dulu'," kata pria berusia 47 itu sambil tertawa.

Namun ia menegaskan, untuk mewujudkan Jakarta Baru tanpa 'permainan', maka perlu ada keberanian. Apabila ada pihak-pihak yang berseberangan dengannya, Ahok tidak peduli. Sebab, prinsip yang ia pegang selama ini adalah 'Taat terhadap konstitusi, bukan konstituen'.

"Saya bukan jagoan. Kata Jet Li, belajar kungfu 20 tahun nggak ada gunanya, lebih baik senyum. Saya nggak bisa senyum-senyum aja. Saya tidak peduli. Tidak ada lagi kesempatan main-main ke depannya," pungkas Ahok. (Sul/Sss)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya