Pascabentrok, suasana Kota Ternate, Maluku Utara, Minggu (17/11/2013), mulai terkendali. Sejumlah polisi masih berjaga-jaga menghindari bentrokan susulan. Bentrokan antara massa pendukung calon gubernur Maluku Utara dengan polisi karena memprotes rekapitulasi KPUD, terjadi Sabtu 16 November kemarin.
Dalam tayangan Liputan 6 SCTV, Minggu (17/11/2013), sekitar 700 polisi dari Polda Maluku Utara dan Brimob masih disiagakan di Kota Ternate, Maluku Utara, pascabentrok massa yang memprotes rekapitulasi KPUD Maluku Utara. Bentrokan itu didominasi dari massa pendukung cagub dan cawagub Maluku Utara nomor urut 5, Abdul Gani Kasuba-M. Natsir Thaib dengan polisi. Mobil water canon baracuda dan kendaraan taktis juga disiagakan di sejumlah ruas jalan.
"Keadaan sudah mulai terkendali namun sejumlah titik masih dijaga untuk mengantisipasi bentrok susulan," kata Kabid Humas Polda Maluku Utara, AKBP Hendrik Badar.
Massa pendukung Abdul Gani-M Natsir bentrok dengan polisi setelah tidak terima dengan hasil pleno rekapitulasi perhitungan suara di Kabupaten Kepulauan Sula putaran kedua oleh KPUD Malut.
Massa yang anarkis langsung menghujani polisi dengan batu serta bom molotov. Petugas kemudian meredam perlawanan dengan menembakkan gas air mata dan water canon ke arah massa. (Adi/Ein)
Dalam tayangan Liputan 6 SCTV, Minggu (17/11/2013), sekitar 700 polisi dari Polda Maluku Utara dan Brimob masih disiagakan di Kota Ternate, Maluku Utara, pascabentrok massa yang memprotes rekapitulasi KPUD Maluku Utara. Bentrokan itu didominasi dari massa pendukung cagub dan cawagub Maluku Utara nomor urut 5, Abdul Gani Kasuba-M. Natsir Thaib dengan polisi. Mobil water canon baracuda dan kendaraan taktis juga disiagakan di sejumlah ruas jalan.
"Keadaan sudah mulai terkendali namun sejumlah titik masih dijaga untuk mengantisipasi bentrok susulan," kata Kabid Humas Polda Maluku Utara, AKBP Hendrik Badar.
Massa pendukung Abdul Gani-M Natsir bentrok dengan polisi setelah tidak terima dengan hasil pleno rekapitulasi perhitungan suara di Kabupaten Kepulauan Sula putaran kedua oleh KPUD Malut.
Massa yang anarkis langsung menghujani polisi dengan batu serta bom molotov. Petugas kemudian meredam perlawanan dengan menembakkan gas air mata dan water canon ke arah massa. (Adi/Ein)