Diprotes, Diskusi Tan Malaka di Semarang Terancam Dipindahkan

Diskusi dan bedah buku tentang Tan Malaka terancam batal. Sejumlah elemen masyarakat menolak dengan alasan teknis maupun ideologis.

oleh Liputan6 diperbarui 17 Feb 2014, 16:25 WIB
Diterbitkan 17 Feb 2014, 16:25 WIB
tan-malaka-140217c.jpg
Diskusi dan bedah buku bertemakan 'Tan Malaka, Gerakan Kiri dan Revolusi Indonesia Jilid 4' di Semarang, Jawa Tengah, terancam batal. Sebab, sejumlah elemen masyarakat menolak dengan alasan teknis maupun ideologis.

Komunitas Seni Hysteria selaku penyelenggara memang merencanakan diskusi digelar di sekretariat mereka Jalan Stonen 29 Semarang. Diskusi yang rencananya digelar nanti malam itu menghadirkan Harry A Poeze, selaku penulis buku tentang Tan Malaka.

Ketua RT 03 RW 04 Kelurahan Bendan Ngisor, Kecamatan Gajahmungkur, Semarang, Endah menolak diskusi itu diselenggarakan di wilayahnya. Dia khawatir diskusi itu akan menimbulkan gangguan keamanan.

"Mereka juga tidak izin. Ditanya berapa orang yang akan hadir juga tidak bisa mengidentifikasi," kata Endah, Senin (17/2/2014).

Sementara itu, kelompok yang menamakan diri Masyarakat Peduli Nasib Bangsa (Mapenab) malah langsung mengirim puluhan orang dan mendesak acara itu dibatalkan.

Ketua Mapenab Sucipto menyebutkan, Tan Malaka adalah salah satu tokoh yang gagasannya berpaham komunis, karenanya harus ditolak.

"Diskusinya untuk akademisi saja, jangan masyarakat. Untuk apa? Tan Malaka itu sosok yang terlibat komunisme," kata Sucipto.

Sementara Sekretaris Kelompok Pemerhati Sejarah Kota Semarang Yunantyo Adi mengatakan, penolakan itu dilatarbelakangi belum mengertinya masyarakat tentang sejarah Tan Malaka.

"Mereka belum mengerti siapa Tan Malaka. Dia gerilya di Jawa Timur. Di sana dia ditembak oleh satuan TNI yang salah paham. Jika ingin tahu, silakan gabung saja," ajak Yunantyo.

Adanya penolakan ini menjadikan diskusi tersebut diwacanakan untuk dipindah tempatnya.

"Sudah konsultasi ke Polrestabes. Solusinya akan tetap jalan, tapi permintaan narsum (nara sumber Harry A Poeze) agar pindah tempat. Kita cari tempat baru, usahakan di kampus," kata Yunantyo.

Untuk menjaga keamanan, 1 pleton polisi juga disiagakan. Kasat Intelkam Polrestabes Semarang AKBP Ahmad Sukandar menyebutkan, pengamanan itu untuk mencegah bentrokan karena banyak penolakan yang dikirim ke Polrestabes Semarang.

"Nanti dipindahkan lokasinya," kata Sukandar.

Materi diskusi berkisar tentang pertarungan Tan Malaka melawan PKI Muso, sampai kemudian pada 1963 Presiden Soekarno menetapkan Tan Malaka sebagai pahlawan nasional. Ikut dibahas pula usulan pemindahan makam Tan Malaka oleh penulis buku. (Ado/Sss)

Baca juga:

Cerita di Balik Konfrontasi Indonesia-Malaysia
Panglima TNI: Saya Tidak Terima Usman-Harun Disebut Teroris
Wakasal: Meski Diprotes, Nama KRI Usman Harun Sudah Final
Protes Nama KRI Usman-Harun, Singapura Dinilai Buta Sejarah

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya