Liputan6.com, Jakarta Traveloka terus mencatatkan peningkatan volume transaksi pada produk akomodasi dan tranportasi darat terutama saat momen libur panjang. Terkait itu, platform onlie travel agent ini akan terus memperkuat digitalisasi industri pariwisata, termasuk pada layanan tranportasi darat.
Traveloka menegaskan komitmen dalam transformasi digital industri pariwisata menuju Indonesia Maju 2045. “Traveloka dan fokus kami adalah untuk meningkatkan pengalaman pada setiap aspek perjalanan konsumen. Melalui inovasi, kolaborasi bersama mitra strategis dan mengadopsi praktik berkelanjutan, Traveloka secara konsisten berkontribusi mempercepat transformasi digital industri pariwisata yang merupakan salah satu penggerak ekonomi utama Indonesia,” jelas Iko Putera, CEO of Transport, Traveloka.
Memasuki momen perayaan HUT Kemerdekaan ke-78 RI yang ditandai dengan hari libur panjang (long-weekend), Traveloka mencatat peningkatan volume transaksi pada produk akomodasi sebesar 55,5% pada periode 31 Juli hingga 6 Agustus 2023, dibandingkan pada minggu sebelumnya.
Advertisement
Selain itu, pada periode yang sama, juga terjadi lonjakan pada volume transaksi pada transportasi darat (Bus dan Kereta) hingga mencapai 20%. Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta dan Semarang tercatat sebagai destinasi favorit pengguna.
Untuk mendukung peningkatan tren berwisata dan kemajuan UKM wisata, Traveloka menghadirkan Traveloka Travel Fair yang memanjakan konsumen dengan diskon hingga 50% untuk pemesanan hotel, tiket pesawat dan atraksi serta kesempatan mendapatkan kupon diskon tambahan sebesar 30%.
Melalui program ini, Traveloka menjembatani transaksi antara pelanggan dengan UKM dan pemangku kepentingan industri wisata di Indonesia. Promo ini berlaku mulai 3 Agustus hingga 3 September 2023.
Traveloka melihat bahwa dalam mewujudkan transformasi digital, terdapat tiga area penting yang perlu dibangun, yaitu digitalisasi para pelaku perjalanan, peningkatan literasi digital sumber daya manusia (SDM) dalam industri pariwisata, serta inisiatif untuk memastikan pariwisata berkelanjutan.
Seluruh pemangku kepentingan dalam ekosistem pariwisata nasional perlu terlibat aktif dalam memastikan pertumbuhan setiap area tersebut.
Digitalisasi Transportasi Darat
Bagi Indonesia, interkonektivitas merupakan salah satu faktor penting dalam memastikan mobilitas untuk meningkatkan produktivitas, termasuk pariwisata. Moda transportasi darat masih menjadi favorit wisatawan domestik.
Mengutip data dari Kementerian Perhubungan, sebanyak 13.744.563 orang penumpang melakukan perjalanan mudik dan balik pada periode libur Lebaran 2023 yang lalu. Dari jumlah tersebut, sebanyak 5.321.970 orang menggunakan moda transportasi darat yang terdiri dari 2.783.980 orang menggunakan angkutan jalan dan 2.537.990 orang menggunakan angkutan kereta api.
Seiring tingginya minat masyarakat terhadap transportasi darat, Traveloka secara konsisten memastikan pengguna mendapatkan pengalaman yang terbaik dengan digitalisasi penyedia layanan (Perusahaan Otobus) melalui platform Traveloka.
Data internal Traveloka mencatat, moda transportasi darat mengalami peningkatan signifikan baik dari sisi transaksi hingga jumlah kemitraan. Hingga saat ini, mitra transportasi darat Traveloka mencapai lebih dari 400 mitra PO Bus & Travel, serta lebih dari 600 mitra sewa mobil & antar-jemput bandara.
Digitalisasi transportasi darat ini memberikan keuntungan bagi pengguna maupun operator. Bagi pengguna jasa, layanan digital membuat proses transaksi jauh lebih cepat, hemat waktu dan biaya, serta lebih nyaman tanpa harus mengantre, sekaligus bisa langsung membandingkan berbagai opsi layanan, jadwal dan harga yang ditawarkan masing-masing operator.
Sedangkan bagi operator, layanan digital akan meningkatkan citra serta kepercayaan konsumen, hingga membuka peluang menggarap pasar lebih luas.
Advertisement
Literasi Digital
Dalam mendorong transformasi digital industri pariwisata, peningkatan literasi digital untuk sumber daya manusia merupakan salah satu aspek utama. Hal ini juga selaras dengan Pilar Pertama Visi Indonesia 2045 yaitu pembangunan manusia serta penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Traveloka secara berkesinambungan menargetkan untuk memberikan pelatihan kepada 100.000 peserta pada tahun 2023, termasuk UMKM, pemuda, dan siswa SMK dari ekosistem industri pariwisata melalui Program Pelatihan Literasi Digital Traveloka.
Program ini bertujuan untuk membekali para talenta di industri pariwisata dengan keterampilan digital yang esensial untuk memberikan kontribusi langsung bagi pertumbuhan bisnis pariwisata.
Industri Pariwisata yang Berkelanjutan
Traveloka yang saat ini hadir di 6 negara di Asia Tenggara, berkomitmen untuk mengambil bagian dalam mengatasi tantangan iklim global dengan memastikan industri pariwisata yang lebih berkelanjutan.
Sejak 2022, Traveloka juga bermitra dengan Global Sustainable Tourism Council (GSTC) untuk memberikan rangkaian sesi pelatihan mengenai pariwisata berkelanjutan bagi mitra perhotelan di berbagai negara tempat Traveloka beroperasi.
Salah satu manfaat utama dari pelatihan ini adalah kesempatan untuk mengikuti Ujian Kursus Pariwisata Berkelanjutan GSTC resmi dan setelah berhasil menyelesaikannya, menerima Sertifikat Profesional di bidang Pariwisata Berkelanjutan dari GSTC.
Selain itu, salah satu usaha Traveloka untuk berkontribusi terhadap target net zero emission pemerintah adalah dengan melakukan program penanaman 100.000 bibit mangrove di berbagai wilayah di Indonesia yang dilakukan sejak tahun 2022 melalui kemitraan dengan berbagai mitra strategis seperti; World Resources Institute (WRI) Indonesia, Mangrove Nusantara (MATA), dan didukung oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
Menanggapi pentingnya transformasi digital untuk mewujudkan visi Indonesia Maju, Suci Lestari Yuana Peneliti Ekonomi Digital Universitas Gadjah Mada (UGM) mengatakan digitalisasi ekonomi, termasuk di dalamnya digitalisasi pariwisata merupakan suatu keniscayaan.
“Ekosistem ekonomi yang produktif hanya bisa terwujud apabila semua pihak dilibatkan untuk berkontribusi selaras dengan visi tersebut. Masih banyak peluang yang dapat dan perlu dikembangkan terutama di sektor industri mikro, kecil dan menengah untuk membuat digitalisasi pariwisata yang lebih inklusif dan berkeadilan.”