Fiat Chrysler Terancam Rugi Rp 14 Triliun per Pekan

Pemogokan yang akan digelar United Auto Workers (UAW) dari Fiat Chrysler bisa rugikan perusahaan hingga Rp 14,4 triliun per minggu.

oleh Rio Apinino diperbarui 05 Okt 2015, 17:29 WIB
Diterbitkan 05 Okt 2015, 17:29 WIB
Rp 14 Triliun Hilang Karena Pemogokan Pekerja Fiat Chrysler
Pemogokan yang akan digelar United Auto Workers (UAW) dari Fiat Chrysler bisa rugikan perusahaan hingga Rp 14,4 triliun per minggu.

Liputan6.com, Detroit - Pemogokan yang akan dilakukan United Auto Workers (UAW) dari Fiat Chrysler dapat membuat pabrikan asal Detroit, Amerika Serikat (AS) tersebut kehilangan dana hingga US$ 1 miliar atau sekira Rp 14,4 triliun per minggu.

Bukan hanya itu, sebagaimana yang dilaporkan Automotive News, pemogokan juga bisa membuat produksi beberapa kendaraan melambat. Pada akhirnya, akan mempengaruhi kinerja satu-satunya pabrikan yang pangsa pasarnya meningkat di AS tahun ini.

Ancaman pemogokan dikeluarkan setelah serikat gagal memuluskan 65 persen klausul kontrak yang diajukan ke perusahaan. Beberapa langkah juga akan mereka lakukan menyusul gagalnya negosiasi ini.

Enam pabrik Fiat yang ada di AS menghasilkan lebih dari 35 ribu kendaraan per minggu, mulai dari yang harganya US$ 17.890 seperti Jeep Patriot hingga US$ 112.090 seperti Dodge Viper GTS Coupe. Beberapa di antaranya sangat laris di AS. Misalnya Ram 1500, Jeep Cherokee, dan Wrangler.

Dengan harga rata-rata US$ 25 ribu, maka jika pemogokan terjadi potensi keuntungan yang hilang sekira US$ 175 juta perharinya. Perhitungan presisinya mungkin lebih besar dari jumlah itu.

Lebih jauh, dampak pemogokan bisa membuat pasokan ke dealer terhambat. Biasanya, standar stok mobil di AS yang aman adalah untuk 100 hari. Tapi, beberapa model bahkan hanya tersedia untuk 40an hari saja, misalnya Jeep Compass dan Wrangler.

Untuk diketahui, beberapa klausul yang ditolak dalam perjanjian adalah kenaikan upah dan gaji. Selain itu, para pekerja juga merasa tidak bisa megetahui bagaimana keselamatan kerja mereka, serta masalah dalam poin jadwal kerja alternatif.

(rio/gst)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya