Liputan6.com, Jakarta - Kampanye keselamatan berkendara sudah sering dikumandangkan di banyak negara. Namun ternyata hal ini tidaklah menjamin berkurangnya angka kematian akibat kecelakaan. Tiap tahun, menurut data WHO saat konferensi di Jenewa dan London, 1,25 juta orang tewas akibat kecelakaan.
"Kecelakaan lalu lintas terutama di jalan raya menjadi hal yang tidak bisa diterima, terutama jika dialami orang-orang miskin di negara berkembang," kata Dr. Margaret Chan, Direktur Jenderal WHO seperti dilansir Forbes, Selasa (20/10/2015).
Margaret menjelaskan bahwa ada kesenjangan besar yang memisahkan negara-negara berpenghasilan tinggi dari yang berpendapatan rendah dan menengah. Pada negara-negara yang masuk dalam kategori berkembang, angka kematian akibat kecelakaan lalu lintas mencapai 90% meskipun di negara tersebut hanya memiliki 54% dari kendaraan di dunia.
"Resiko kematian dalam kecelakaan lalu lintas jalan, sebagian besar masih tergantung di mana orang hidup dan bagaimana mereka berpindah ke sekitarnya. Negara-negara kaya di Eropa memiliki tingkat kematian terendah per kapita; Afrika jadi yang tertinggi," kata Margaret.
Global Status Report on Road Safety 2015 merupakan laporan yang dikumpulkan dari 180 negara. Dari laporan tersebut, butuh lebih banyak lagi perhatian untuk melindungi pejalan kaki, pengendara sepeda, dan sepeda motor. Ketiganya menyumbang angka kematian yang signifikan di banyak wilayah dunia.
Dr. Etienne Krug, Direktur Pengelolaan Penyakit menular, Cacat, Kekerasan dan Pencegahan Cedera WHO menambahkan, salah satu cara meminimalkan korban tewas adalah dengan meningkatkan jumlah transportasi umum serta membuat orang-orang yang berjalan dan bersepeda jadi lebih aman.
"Jika kita membuat berjalan dan bersepeda lebih aman maka jumlah kematian jadi lebih sedikit. Dengan aktivitas fisik lebih banyak membuat kualitas udara jadi baik, dan kota-kota lebih menyenangkan," tuntasnya.
(ysp/sts)
Angka Kematian di Jalan Raya Terus Meningkat, Ini Sebabnya
Angka kematian berdasarkan data WHO mencapai 1,25 juta per tahun.
diperbarui 20 Okt 2015, 17:12 WIBDiterbitkan 20 Okt 2015, 17:12 WIB
Petugas berada di lokasi ambruknya perancah atau scaffolding jembatan yang sedang dibangun di jalan tol M1 menuju Sandton, Afsel, Rabu (14/10). Kejadian itu menewaskan dua orang dan 20 lainnya cedera, menurut kantor SAR lokal. (REUTERS/Siphiwe Sibeko)
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
7 Artis Rayakan Natal Pertama sebagai Orang Tua di 2024, Si Kecil Penyempurna Hari Bahagia
Deretan Artis Cantik Indonesia yang Masih Betah Melajang hingga Pengujung 2024, Fokus Karier
Cuaca Indonesia Hari Ini Kamis 26 Desember 2024, Mayoritas Kota Besar Turun Hujan
Wamen BUMN Sidak Stasiun Pasar Senen, Dapat Temuan Apa?
Ada Orang Tewas Akibat Miras Oplosan, Sebaiknya Kiai Datang Takziyah atau Tidak? Ini Kata Gus Baha
TLKM Kenalkan Produk Andalan, Bantu Pertumbuhan Bisnis
Menjajal Gelato Oma Elly yang Sedang Ngetren, Tersedia Lebih dari 40 Varian Rasa
Mengenang 20 Tahun Tsunami Aceh, Mengenal Smong sebagai Mitigasi Bencana dengan Kearifan Lokal
6 Chat Romantis Ayah Ibu di Grup Keluarga Ini Bikin Senyum, Tak Kalah dari ABG
Pesan Natal Paus Fransiskus: Seruan Perdamaian di Jalur Gaza, Ukraina, hingga Sudan
5 Tips Libur Nataru Nyaman Bebas Gangguan, Wajib Dicatat Nih!
Demi Gaet Striker Juventus, Arsenal Lancarkan 'Operasi Gila' di Bursa Transfer Januari 2025