Apa Untungnya Penurunan PPnBM Sedan Kecil Buat Indonesia?

Ketika PPnBM sedan kecil dibuat 10 persen, penjualan akan meningkatkan pasar dan membuat prinsipal mempertimbangkan produksi di Indonesia.

oleh Gesit Prayogi diperbarui 31 Mar 2016, 07:11 WIB
Diterbitkan 31 Mar 2016, 07:11 WIB
Vios produksi Toyota Astra Motor
(foto: Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah melalui Kementerian Keuangan hingga saat ini masih mempertimbangkan permintaan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) untuk menurunkan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) sedan kecil dari 30 persen jadi 10 persen.

Faktor yang dipertimbangkan pemerintah dari penurunan PPnBM ini adalah pengurangan pendapatan negara dari pajak sedan. Tapi, Ketua 1 Gaikindo Jongkie D Sugiarto justru berpendapat lain.

Menurut dia, pemangkasan PPnBM untuk sedan kecil justru berimplikasi pada pendapatan negara dari pajak kendaraan. "Yang kami minta kan pajak sedan kecil, kalau sedan yang di atas 1.500 cc dimahalin ya nggak masalah," katanya saat ditemui di kawasan Cikini, Jakarta, yang ditulis Rabu (30/3/2016).

Bila PPnBM sedan kecil dikurangi, tutur Djongkie, justru membuat penjualan sedan kecil bergairah. Secara tidak langsung penerimaan pajak yang sebelumnya kecil jadi bertambah.

"Kalau ditarifin 30 persen nggak ada yang mau beli. Kalau 10 persen otomatis harga turun dan merangsang daya beli dan volume penjualan naik," ia menambahkan.

Sejauh ini, sedan kecil belum diproduksi di Indonesia. Meskipun ada hanya Toyota melalui model Vios. Itu pun kata Djongkie, mayoritas dijual untuk armada taksi dengan emblem `Limo`.

"Jualan sedan tahun lalu itu cuma 8 ribu, separuhnya ke taksi semua," ucapnya. Bukan tanpa sebab, penjualan sedan kecil terkena PPnBM 30 persen sedangkan sedan taksi cuma 10 persen.

Data Gaikindo wholesale sedan kecil yang mengusung mesin 1,5 liter mencapai 3.451 unit. Sementara sedan taksi mencapai 5.123 unit.

Genjot ekspor

Diakui Djongkie, penjualan terbesar memang masih dikuasai mobil jenis MPV, hatchback, dan 4x2 yang berkontribusi sekira 50 persen. "Mereka itu pajaknya 10 persen. Sementara sedan dengan hatchback bedanya apa? Cuma ada bagasi dan tidak, masa pajaknya beda," katanya.

Ketika PPnBM sedan kecil dibuat 10 persen, katanya, penjualan akan meningkatkan pasar dan membuat prinsipal mempertimbangkan produksi di Indonesia. Kemudian, akan ada peluang ekspor karena permintaan terbesar dunia adalah kendaraan jenis sedan.

"Dapet PPnBM dan ekspor juga dapat. Sedan, SUV, crossover permintaan dunia tinggi. Itulah majunya Thailand," kata Djongkie.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya