Cormorant, Mobil Terbang Otonomos Garapan Israel

Perusahaan asal Israel mengembangkan mobil terbang sekaligus bisa dikendalikan dari jarak jauh bernama Cormorant

oleh Rio Apinino diperbarui 16 Jan 2017, 13:00 WIB
Diterbitkan 16 Jan 2017, 13:00 WIB
20170104-Cormorant, Mobil Terbang Tanpa Awak-Israel
Detail prototipe mobil terbang tanpa awak, Cormorant, yang sedang dirakit di bengkel Urban Aeronautics di Yavne, Israel, 22 Desember 2016. Setelah hampir 15 tahun, kini mobil terbang tersebut memasuki tahap penyempurnaan. (REUTERS/Amir Cohen)

Liputan6.com, Yavne - Perkembangan teknologi dewasa ini semakin canggih. Di industri otomotif, terdapat dua yang utama: mobil terbang, dan mobil tanpa pengemudi (otonomos). Tapi, bagaimana jika keduanya digabung?

Adalah Urban Aeronautics, perusahaan teknologi asal Israel, yang sedang mengembangkan itu. Bahkan, sebagaimana dikutip dari Reuters, Senin (15/1/2017), mereka berambisi mobil yang diberi nama Cormorant ini akan dijual massal pada 2020 nanti.

Secara sederhana, mobil ini mirip drone, namun dengan ukuran yang lebih besar dan mampu membawa manusia sebagaimana mobil keluarga.

Sang CEO, Rafi Yoeli, mengatakan bahwa ia mengembangkan mobil ini selama 15 tahun. Jauh lebih dulu ketimbang pabrikan mainstream mengembangkan mobil otonom. Adapun pusat riset dan pengembangan terdapat di Yavne, kota besar di Israel.

Lebih jauh, Yoeli mengatakan bahwa mobilnya lebih aman ketimbang helikopter. Pasalnya mobil ini bisa terbang di antara bagnunan, bahkan di bawah kabel-kabel tiang listrik. Ini cocok sebagai mobil yang berfungsi untuk keamanan.

"Bayangkan, ada bom dan senjata kimia di kota, dan kendaraan ini dapat datang secara robotik, dikendalikan dari jarak jauh," ujarnya. Selain itu, tentu saja mobil ini juga bisa berguna dalam keadaan darurat, misalnya mengangkat korban bencana.

Satu kendala yang masih mereka hadapi adalah bahwa mobil ini belum memenuhi semua standar Federal Aviation Administration, meski sukses diuji coba November nanti.

Cormorant punya bobot kosong 1,5 ton, dapat mengangkut beban hingga 500 kg, serta dapat melaju dengan kecepatan maksimal 185 km/jam. Soal harga? mereka menyebut angka US$ 14 juta, atau setara Rp 186,5 miliar. Ya, memang, sangat mahal.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya