Liputan6.com, Jakarta - Tak dapat dipungkiri keberadaan sepeda motor di Indonesia menjadi favorit masyrakat. Meskipun pemerintah tetap menyediakan transportasi publik dengan layanan yang semakin baik, tetap tak bisa menggeser keberadaan sepeda motor.
Menurut Wakil Ketua Umum III Bidang Industri dan Teknologi AISI (Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia) Hari Budianto, ada alasan sepeda motor masih tetap menjadi favorit untuk mobilitas.
Advertisement
Baca Juga
Pertama sepeda motor dianggap ekonomis. Harganya yang tergolong murah mampu dijangkau masyakarat.
“Sekarang ada industry leasing company, dia support untuk bisa leasing dan operasional masih lebih rendah daripada pakai moda angkuatan umum secara harian,” ungkap Hari saat ditemui di kawasan Kasablanka, Jakarta, Kamis (30/3/2017).
Hari mencontohkan, jika masyarakat mencicil sepeda motor dengan harga Rp 400 ribu perbulan, maka uang yang dibayar konsumen dibagi 20 hari kerja, yaitu hanya mengeluarkan biaya Rp 20 ribu per hari.
Dengan begitu, uang Rp 20 ribu per hari untuk membayar sepeda motor, diperkirakan lebih kecil dibandingkan ongkos perjalanan masyarakat dalam satu hari.
“Angkutan umum yang hanya single point destination, Anda akan membutuhkan lebih dari itu,” tegasnya.
Alasan kedua, sepeda motor bisa digunakan multi destination atau dapat dikendarai lebih dari satu kali tempat tujuan.
Sedangkan alasan ketiga, sepeda motor masih dibutuhkan karena transportasi umum belum memenuhi kebutuhan masyarakat.
“Misalnya, saya dari Lippo Cikarang ke sini (Kuningan) jam 5.00 pagi ada (kereta listrik), habis itu jedanya setengah jam, atau ada lagi jam 6.00. Jad interval belum bisa memenuhi kebutuhan end user kita,” pungkasnya.
Transportasi umum, kata Hari, saat ini belum dapat memberikan soal kenyamanan maupun kuantitas kendaraan yang disediakan.
“Jadi seringkali yang kita tuju tidak ada moda transportasinya, mau enggak mau harus ada yang di situ (kendaraan yang tersedia) langsung. Itulah kenapa roda dua menjadi solusi,” tutupnya.