Masyarakat Indonesia Tak Akan Pindah dari Sepeda Motor, Benarkah?

Untuk mengurai kemacetan sejumlah cara dilakukan pemerintah, salah satunya menyediakan sarana transportasi umum dengan pelayanan maksimal.

oleh Herdi Muhardi diperbarui 31 Mar 2017, 07:18 WIB
Diterbitkan 31 Mar 2017, 07:18 WIB
20161212-Antisipasi Arus Balik, Petugas Dishub Siaga di Titik Rawan Kemacetan-Jakarta
Sejumlah kendaraan melintas di Jalan TB Simatupang, Jakarta, Senin (12/12). Dinas Perhubungan dan Transportasi Jaksel menyiagakan petugas di titik-titik rawan kemacetan untuk antisipasi penumpukan kendaraan saat arus balik. (Liputan6.com/Yoppy renato)

Liputan6.com, Jakarta - Kemacetan menjadi masalah di kota besar di setiap provinsi. Hal ini pun membuat pemerintah berupaya menyediakan sarana transportasi masal berbasis jalan dengan pelayanan maksimal.

Menurut Kasubdit Teknologi Sarana Angkutan Umum Kementerian Perhubungan, Nurhadi Unggul Wibowo, salah satu pelayanan yang saat ini dilakukan menyediakan 3.000 unit angkutan umum seperti bus, yang tersebar di seluruh kota ibu kota provinsi.

“Yang sudah terealisasi 700 unit bus besar di Jabodetabek tapi operasionalnya itu disubsidi pemerintah daerah," ungkap Nurhadi saat ditemui di kawasan Kasablanka, Jakarta, Kamis (30/3/2017).

Lebih lanjut Nurhadi menyampaikan, bus yang telah dikerahkan kepada pemerintah kota akan dievaluasi dalam beberapa periode.

Sementara itu, Direktur Strategy Business Unit (SBU) Pemeliharaan dan Perbaikan Perum Pengangkutan Penumpang Djakarta (PPD), Bambang Suryo Susakti menyatakan, keberdaan bus saat ini belum dimaksimalkan masyarakat.

“Selama tarif transportasi lebih mahal dari cicilan motor, mereka tak akan berpindah. Sebelum supir pelayanan baik, segala fasilitas baik, kemudian tarifnya (terkjangkau),“ ungkapnya Bambang di tempat yang sama.

Bambang menuturkan, selama syarat yang disebutkan di atas belum bisa terwujud, maka angkutan umum seperti bus akan melakukan berbagai inovasi untuk memperoleh pendapatan.

“Saat ini pemerintah DKI meningkatkan pajak outdoor reklame. Dengan adanya media reklame kami mendapatkan revenue yang jumlahnya cukup memadai untuk cover biaya operasional. Dengan demikian bisa terapkan tarif yang lebih rendah,” jelas Bambang.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya