Genangan Air Tinggi, Baiknya Terabas atau Tuntun Motor?

Salah satu masalah yang dihadapi pengendara motor di kota besar di tengah musim hujan seperti sekarang ini adalah banjir.

oleh Rio Apinino diperbarui 03 Apr 2017, 19:04 WIB
Diterbitkan 03 Apr 2017, 19:04 WIB
20170220-Banjir Kalimalang Bekasi-Jawa Barat
Sejumlah pengendara motor mengecek kendaraan mereka setelah menerobos banjir di Jalan Raya Kalimalang, Caman, Bekasi, Senin (20/2). Banyak kendaraan yang mogok karena nekat menorobos banjir dengan ketinggian sekitar 80 cm. (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu masalah yang dihadapi pengendara motor di kota besar di tengah musim hujan seperti sekarang ini adalah banjir. Sebagaimana kita tahu, jika memaksakan diri menerabas banjir, maka kemungkinan motor mogok sangat besar.

Salah satu cara yang kerap dilakukan untuk mengatasi hal itu adalah mematikan sepeda motor, lalu menuntunnya melewati banjir itu.

"Lebih baik kalau tinggi sekali memang dimatikan. Knalpotnya ditutup pakai plastik, biar tidak ada air masuk," ujar Eko Safitrianto, mekanik Clinic Motor yang terletak di Duren Tiga, Jakarta Selatan, mengkonfirmasi kepada Liputan6.com, Senin (3/4/2017).

Lantas apa sebetulnya patokan motor baiknya dimatikan, dan apa pula patokan motor masih aman melintasi banjir?

Menurut Eko, yang dijadikan patokan adalah lubang knalpot dan tinggi genangan. "Kalau misal banjirnya lebih tinggi dari lubang knalpot, matiin aja, tutup juga biar aman. Kalau masih tinggian knalpot, masih aman dinyalain," terang mekanik ini.

Sebab menurutnya, ketika motor yang knalpotnya lebih rendah dari banjir dipaksa lewat tanpa penutup apapun, maka dapat dipastikan air bisa masuk. Air yang masuk, apalagi sampai ke mesin, sudah pasti membuat motor mogok.

Ketika itu terjadi, maka tidak ada cara lain ketimbang membongkar mesin. "Cirinya, kalau mesin sudah kemasukan air, olinya putih seperti susu," tutup Eko.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya