Menanti Kelahiran Ford Escape Plug-In Hybrid

Ford Motor Co berencana menghadirkan Escape plug-in hybrid dan sebuah SUV hybrid.

oleh Rio Apinino diperbarui 29 Agu 2017, 07:12 WIB
Diterbitkan 29 Agu 2017, 07:12 WIB
Ford Escape Ditarik Gara-gara Tuas Pintu Bermasalah
Dealer akan melakukan reset software pada modul kontrol untuk menangani masalah.

Liputan6.com, Michigan - Ford Motor Co berencana menghadirkan Escape plug-in hybrid. Mobil ini akan meluncur setidaknya sebelum akhir dekade ini. Ini adalah bagian dari proyek mereka menuju elektrifikasi yang sedang masif melanda pabrikan otomotif.

Melansir Automotive News, Selasa (29/8/2017), menurut sumber internal perusahaan, pada 2019 nanti di antaranya akan ada Escape plug-in hybrid, Expedition hybrid, dan Lincoln hybrid. Total ada empat mobil yang mengusung tema elektrifikasi dari 13 mobil baru yang bakal diluncurkan dalam lima tahun ke depan.

Escape hybrid sendiri pernah dijual pada 2004 sampai 2012 lalu. Namun, penjualan yang buruk memaksa Ford menghentikan produksinya.

Ford mengatakan bahwa pihaknya telah berinvestasi sebesar US$ 4,5 miliar untuk mengembangkan 13 kendaraan tersebut. Ford sendiri bisa dibilang cukup tertinggal dalam hal elektrifikasi. Investasi ini digelontorkan untuk mengejar ketertinggalan tersebut.

Pabrikan asal Amerika Serikat (AS) tersebut melihat proyek elektrifikasi seperti hybrid, plug-in hybrid, dan full electric akan memainkan peran sentral di masa depan.

"Mereka (Ford) berada pada titik kritis dalam hal strategi, mereka coba menyeimbangkan hari ini dan esok (antara mobil konvesional dan yang bertenaga baru)," terang Jeff Schuster, analis sekaligus Vice President of Forecasting LMC Automotive. Tidak ada konfirmasi resmi dari Ford terkait dengan informasi ini.

Simak juga video menarik di bawah ini:

Perubahan manajemen

Satu berita besar terakhir yang berkaitan dengan Ford adalah pencopotan sang CEO, Mark Fields, pada Mei lalu. Fields dinilai tidak cakap, bahkan dibanding pendahulunya, Alan Mulally.

Ford memang telah kehilangan pangsa pasar. Bahkan, mereka tidak mampu meyakinkan investor untuk membeli saham. Akibatnya, sepanjang karier Fields sebagai orang tertinggi dalam operasional perusahaan, harga saham turun sampai 40 persen.

Fields terakhir kali mempresentasikan laporan perusahaan kepada pemangku bisnis pada 11 Mei lalu. Saat itu ia mengatakan kalau Ford mampu bersaing, sekaligus menapakkan satu kaki di masa depan dengan teknologi yang tinggi.

Di Indonesia sendiri, Ford (Ford Motor Indonesia) resmi angkat kaki dari sejak awal 2016 lalu. Sebagai bentuk tanggung jawab, merek dengan logo blue oval tersebut menunjuk RMA Group untuk menjamin layanan purnajual kepada para pelanggannya.

RMA Group merupakan rekanan Ford Motor Company di Asia-Afrika. Perusahaan ini menjadi distributor sekaligus dealer di Thailand, Laos, Kamboja, dan Myanmar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya