Liputan6.com, Tokyo - Akibat skandal inspeksi akhir yang tidak dilakukan secara benar oleh Nissan Motor Corporation, akhirnya pabrikan asal Jepang ini menghentikan produksi di enam pabrik perakitannya di Negeri Matahari Terbit.
Melansir Reuters, Jumat (20/10/2017), penghentian produksi ini dilakukan selama dua minggu untuk mengonfigurasi ulang jalur inspeksi akhir unit Nissan yang diproduksi.
Advertisement
Baca Juga
Untuk diketahui, akibat dari kasus inspeksi akhir unit yang tidak benar dan dilakukan oleh teknisi tidak berkualifikasi, pabrikan terbesar kedua di Jepang ini harus menarik 1,2 juta unit kendaraannya untuk diperbaiki.
Sebelum produksinya berhenti, Nissan bahkan sudah memperketat kontrol proses inspeksi, ketika isu kasus tersebut terungkap akhir bulan lalu.
Sementara itu, Nissan juga telah mengumumkan jika bakal ada sekitar 34 ribu tambahan unit yang bakal diperiksa ulang, dan kemungkinan besar bakal memperluas recall sebanyak 4 ribu unit. Dengan adanya isu ini, telah mencoreng merek Nissan di Jepang, dan bersamaan dengan skandal pemalsuan data spesifikasi aluminium oleh Kobe Steel.
Akibat dua kasus tersebut, banyak timbul pertanyaan terkait kualitas mobil yang dibuat di Jepang.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Rugi Rp 2,9 Triliun
Akibat recall sebanyak 1,2 juta unit, karena inspeksi unit yang tidak benar, diperkirakan Nissan bakal menghabiskan biaya sekitar 25 miliar yen atau setara dengan Rp 2,9 triliun untuk recall tersebut.
Penarikan ini bakal melibatkan mobil yang dipasarkan secara domestik, produksi antara Oktober 2014 sampai September 2017, termasuk Nissan Serena dan Note.
"Kita harus mengambil registrasi kerangka dan prosedurnya secara serius, terlepas dari seberapa sibuknya kita atau seberapa pendek stafnya," ujar CEO Nissan, Horoto Saikawa
Advertisement