Pabrikan Mobil Ini Patungan Bikin 400 Stasiun Pengisian Baterai

Grup yang disebut Ionity ini akan dihuni oleh BMW, Daimler, Volkswagen, dan Ford, serta siap bangun pengisian baterai mobil listrik

oleh Arief Aszhari diperbarui 07 Nov 2017, 18:38 WIB
Diterbitkan 07 Nov 2017, 18:38 WIB
Stasiun pengisian baterai mobil listrik (Foto:Autonews)
Stasiun pengisian baterai mobil listrik (Foto:Autonews)

Liputan6.com, Munich Keberadaan mobil listrik, sepertinya sudah jadi prioritas pabrikan otomotif di dunia. Bahkan, untuk mendukung mobil ramah lingkungan ini, beberapa produsen besar bersinergi untuk membangun jaringan pan-Eropa berjumlah 400 stasiun.

Melansir Autonews, Selasa (7/11/2017), grup yang disebut Ionity ini akan dihuni oleh merek-merek besar, seperti BMW, Daimler, Volkswagen, dan Ford. Grup ini akan digerakan oleh merek usaha Audi dan Porsche, dengan membangun stasiun pengisian baterai listrik mobil hingga 2020.

Grup yang nantinya berkantor pusat di Munich ini, bakal membuka 20 stasiun pengisian pertamanya untuk publik di Jerman, Norwegia, dan Austria. Untuk satu stasiun ke stasiun lain, bakal berjarak sejauh 120 km, dan dikelola bersama dengan Tank & Rast, Circle K, dan OMV.

 

Selanjutnya, jaringan pengisian baterai mobil listrik ini akan diperluas hingga 100 stasiun di 2018. Selain itu, masing-masing stasiun memungkinkan beberapa pengemudi dari berbagai merek melakukan pengisian dengan waktu yang bersamaan.

Untuk diketahui, setiap stasiun pengisian bateri mobil listrik ini akan memiliki kapasitas hingga 350 kW, dan bakal menggunakan standar Eropa.

"Jaringan pan-Eropa akan memainkan peran penting dalam membangun pasar untuk kendaraan listrik," ujar CEO Ionity, Michael Hajesch.

Lanjutnya, stasiun pengisian baterai mobil listrik cepat ini juga siap menerima pembayaran secara digital.

Selama ini, konsumen memang masih belum yakin mobil listrik memiliki jangkauan untuk mencapai tempat tujuan pemilik mobil, dan hal tersebut yang menghambat beberapa pengemudi beralih dari tenaga bensin atau Diesel biasa.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Mobil listrik Mitsubishi

Mitsubishi Outlander PHEV Bisa Diretas Pakai Smartphone
Peneliti menemukan kelemahan fatal dari Mitsubishi Outlander PHEV. Alarm Outlander hybrid ini ternyata bisa dimatikan via jaringan WiFi.

Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) diketahui akan mendonasikan 10 mobil untuk kepentingan studi yang dilakukan pemerintah. Studi tersebut berkaitan dengan regulasi low carbon emission vehicle (LCEV) yang tengah disusun.

Menyoal hal ini, Presiden Direktur MMKSI Kyoya Kondo mengatakan, kerjasama ini berhubungan dengan studi bersama dengan pemerintah untuk menciptakan EV society di Indonesia di masa depan.

"Kami ingin mendukung pemerintah dalam mempelajari apa infrastruktur yang penting agar mobil-mobil listrik bisa beroperasi di jalanan Indonesia," terang Kondo di Alam Sutera, Tangerang, akhir pekan lalu.

Pihaknya juga belum menentukan kapan akan menyerahkan mobil yang diketahui adalah Outlander PHEV dan i-MiEV. Hal itu lantaran pihaknya masih menyusun draft Memorandum of Understanding (MoU) penyerahan mobil ini.

"Kami belum menentukan tanggal apapun untuk penandatanganan dan penyerahan 10 mobil listrik itu. Mungkin sekarang bisa dikatakan sebagai tahap final,"

Meski dipastikan akan mendonasikan 10 mobil, Kondo tidak menyebutkan secara jelas komposisinya. "Belum ada keputusan akhir, tapi semestinya PHEV akan lebih banyak karena saya pikir PHEV saat ini lebih cocok bagi Indonesia," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya