Fungsi Utama Rem Bukan untuk Berhenti, Lalu Apa?

Kebanyakan pengguna motor menganggap rem hanya sebagai alat untuk berhenti saja. Apalagi manfaatnya?

oleh Yurike Budiman diperbarui 10 Feb 2018, 06:05 WIB
Diterbitkan 10 Feb 2018, 06:05 WIB
Rem depan sepeda motor
Ilustrasi rem motor.

Liputan6.com, Jakarta - Banyak pengendara yang bisa membawa motor tanpa bisa menggunakan rem dengan baik. Tak sedikit juga yang memiliki pola pikir bahwa jika ingin menghentikan kendaraan, tinggal rem saja. Tahukah Anda jika salah melakukan pengereman berpotensi mencelakakan diri sendiri dan orang lain?

Instruktur Rifat Drive Labs, Eko Supriyono mengakui bahwa kebanyakan pengendara akan mengatakan fungsi rem hanya untuk menghentikan kendaraan. Seperti saat ia melakukan bimbingan kepada para driver ojek online di Pangkalan Udara Pondok Cabe, sebagian besar calon pengemudi ojek online tersebut berkata demikian.

"Lalu kami buktikan, apa benar jika ngerem, kendaraan itu akan langsung berhenti? Karena kecepatan 30 km/jam saja, kita rem dalam-dalam kendaraannya belum tentu berhenti, yang ada akan nyerosot, selip," ujar Eko saat dihubungi Liputan6.com via telepon, Jumat (9/2/2018).

Menurutnya, fungsi rem yang sebenarnya adalah untuk memperlambat dan menghentikan putaran roda saja.

"Kendaraannya belum tentu berhenti," katanya.

Teknik penggunaan rem motor ternyata bergantung pada laju kendaraan. Bila kecepatannya di bawah 30 km/jam, penggunaan rem belakang lebih disarankan. Namun bila kecepatan berada pada 30-80 km/jam, teknik yang disarankan ialah menggunakan rem depan dan belakang secara bersamaan.

"Jangan mengoptimalkan salah satunya. Saat laju motor pelan dalam kondisi jalanan yang licin, penggunaan rem depan justru berpotensi membuat pengendaranya terjatuh. Rem depan sebaiknya dioptimalkan ketika kecepatan motor di atas 80 km/jam sambil menekan rem belakang," ujarnya.

Waspada, Kenali 5 Gejala Rem Bermasalah di Mobil Kesayangan

Cara Parkir Paralel Pakai Mobil Matik
Hal yang paling menyebalkan adalah saat Anda ingin keluar justru terhalang oleh mobil yang parkir paralel dan di rem tangan.

Salah satu komponen keselamatan di mobil yang paling penting adalah rem. Dengan fungsinya sebagai komponen yang mampu memperlambat laju kendaraan, rem mampu mencegah terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan, seperti kecelakaan.

Mengingat pentingnya fungsi rem di mobil, pemilik kendaraan harus mengetahui tanda-tanda kerusakan rem. Caranya, bisa dengan memperhatikan munculnya suara, getaran, daya, serta bau di sekitar rem.

 

 

Berikut lima gejala kerusakan rem yang disitat dari presroomtoyotaastra.com, ditulis Sabtu (13/1/2018):

1) Indikator pada instrumen

Hampir setiap kendaraan dilengkapi dengan indikator rem, yang dapat dilihat di Multi Information Display (MID). Indikator ini berfungsi untuk memberikan tanda kepada pengemudi bahwa sistem pengereman dalam kondisi normal atau tidak.

Jika rem dalam kondisi normal, maka indikator tersebut berada dalam posisi tidak menyala. Sementara itu, saat rem dalam kondisi tidak normal atau bermasalah, seperti kebocoran pada selang minyak rem atau sensor ABS terganggu karena pemasangan kampas rem, biasanya lampu indikator akan menyala.

Selanjutnya

2) Suara bising pada rem

Suara bising biasanya muncul saat kendaraan berada pada posisi pengereman. Suara tersebut berasal dari indikator bantalan rem (brake pad).

Bantalan rem terbuat dari bahan baja, sehingga menghasilkan suara bising ketika mulai tersentuh dengan rotor. Jika menemukan kondisi seperti itu, sebaiknya ganti kampas rem.

3) Getaran pada saat pengereman

Rotor merupakan piringan pada roda, yang berfungsi memperlambat kecepatan kendaraan melalui daya tekan pada bantalan rem. Getaran saat pengereman, salah satunya disebabkan oleh permukaan rotor dalam kondisi tidak rata.

Selain itu, getaran pada saat pengereman juga dapat disebabkan oleh daya cengkeram piston yang berada di dalam kaliper. Untuk menghindari getaran pada rem, pastikan baut roda terpasang secara tepat.

Selanjutnya

4) Kekurangan minyak rem

Minyak rem berfungsi sebagai pelumas serta melindungi komponen logam yang bergesekan untuk menghentikan laju kendaraan. Kekurangan minyak ditandai dengan berkurangnya daya saat pengereman.

Jika terjadi penurunan kapasitas minyak rem, cek kondisi selang serta seal. Untuk memaksimalkan sistem pengereman, ganti minyak rem secara berkala. Hal ini berfungsi untuk menghindari adanya endapan yang merusak selang atau seal.

5) Bau tajam pada rem

Pengereman berulang, misalnya seperti pada kontur jalan terjal, akan meningkatkan temperatur pada rem, sehingga menghasilkan panas yang berlebih. Saat kondisi tersebut, rem dengan kondisi kurang prima akan menghasilkan bau tajam.

Sebaiknya, periksa segera kondisi rem serta diamkan sejenak rem hingga kondisi rem menjadi dingin.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya