Masa Depan Diesel Berada di Tangan Bosch, Ini Sebabnya

Meskipun popularitas diesel di dunia semakin menurun, terutama sejak skandal dieselgate yang melibatkan Volkswagen, ternyata tidak semua pabrikan merasa pesimistis.

oleh Amal Abdurachman diperbarui 30 Apr 2018, 18:44 WIB
Diterbitkan 30 Apr 2018, 18:44 WIB
Common Rail Direct Injection
Mesin Diesel Common Rail Direct Injection.

Liputan6.com, Stuttgart- Meskipun popularitas diesel di dunia semakin menurun, terutama sejak skandal dieselgate yang melibatkan Volkswagen, ternyata tidak semua pabrikan merasa pesimistis. Misalkan saja Bosch, perusahaan yang bermarkas di Stuttgart tersebut mengklaim dapat menyelamatkan masa depan mesin diesel.

Dilansir Carscoops,  Dr. Volkmar Denner, CEO Bosch, mengatakan," Masih ada masa depan untuk diesel."

Pernyataan tersebut dilontarkan saat konferensi pers tahunan Bosch. Menurutnya, Bosch menyiapkan teknologi baru yang membuat mesin diesel mengelurkan emisi nitrogen oxide sebesar 13 mg per kilometer. Angka tersebut jauh lebih rendah dibanding batasan sekarang di angka 168 mg per km, dan batasan pada 2020 mendatang di angka 120 mg per km.

Sayangnya, Bosch tidak membocorkan detail lengkap mengenai teknologi tersebut. Bosch menyebutnya sebagai teknologi yang mengombinasikan teknologi fuel injection, pengaturan air management system, dan sistem pengatur temperatur yang cerdas.

Hasilnya, emisi rendah yang tercipta dengan mengoptimalkan teknologi yang sudah ada, sehingga biaya komponen tidak membengkak. Selain itu, konsumsi bahan bakar pada mesin diesel tidak berubah banyak.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Selanjutnya

"Bosch sedang mengoptimalkan setiap potensi teknologi yang ada," ungkap Denner. Selain itu, model yang dilengkapi dengan teknologi ini tetap terjangkau meskipun tergolong mobil rendah emisi. Denner percaya mobil diesel akan memiliki peranan penting di masa depan, hingga electromobility digunakan massal.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya