Rem ABS pada Sepeda Motor Butuh Perawatan Khusus, Benarkah?

Sepeda motor keluaran terbaru sudah banyak yang dilengkapi dengan rem ati-lock braking system (ABS). Apakah perangkat rem ini perlu mendapat perawatan khusus?

oleh Arief Aszhari diperbarui 27 Nov 2019, 09:02 WIB
Diterbitkan 27 Nov 2019, 09:02 WIB
BMW G 310 GS
ABS sudah tertanam dalam pengereman BMW G 310 GS. (Foto: Arief Aszhari)

Liputan6.com, Jakarta - Sepeda motor saat ini, khususnya dengan kapasitas mesin mulai 150cc sudah mengadopsi sistem pengereman anti-lock braking system (ABS). Dengan fitur canggih ini, mampu menghindari pengendara dari risiko roda mengunci saat rem mendadak.

Namun, banyak yang berpendapat, sepeda motor dengan rem ABS ini butuh perwatan khusus, benarkah?

Melansir laman resmi Suzuki Indonesia, sebenarnya rem ABS tidak perlu perawatan khusus, karena indikator ABS akan menyala jika mengalami gangguan.

Namun memang harus diakui, kerusakan mungkin saja jika terjadi benturan atau ada kotoran yang menempel pada sensor kecepatan. Selain sebisa mungkin meminimalisir benturan, dan segera menyingkirkan kotoran pada sensor kecepatan.

Selain itu, usahakan cakram atau piringan rem tetap rata, tidak melengkung. Pasalnya, hal tersebut bisa membuat ABS mengalami gangguan.

Jaga kondisi kampas remnya jangan sampai habis, dengan rutin mengecek level permukaan minyak rem apakah sudah menyentuh marking lower atau level paling bawah.

Jika minyak rem sudah menyentuh paling bawah, maka lakukan pemeriksaan untuk mengetahui kondisi dari kampas rem yang sudah habis.

Satu hal penting yang harus diingat adalah, semakin aus kampas rem maka level permukaan minyak rem akan semakin menurun. Terakhir, ganti minyak rem per 15 ribu kilometer supaya terhindar dari masuk angin atau angin palsu.

Global NCAP Imbau Sepeda Motor di Indonesia Wajib ABS, Ini Alasannya

Angka kecelakaan yang terjadi di Indonesia masih cukup tinggi, terlebih untuk sepeda motor. Melihat hal tersebut, Global New Car Assesment Programme (Global NCAP) mengimbau kepada pemerintah untuk mempertimbangkan penggunaan teknologi pengereman canggih, seperti ABS (Anti-lock braking System) untuk kendaraan roda dua.

Pernyataan tersebut, sejalan dengan kampanye #StopTheCrash yang dilakukan Global NCAP yang bekerja sama dengan ASEAN NCAP, di Garuda Wisnu Kencana Cultural Park, Bali, Indonesia.

Dalam kampanye tersebut dilakukan demonstrasi langsung terkait penggunaan teknologi untuk menghindari kecelakaan. Ada empat teknologi yang difokuskan, yaitu Electronic Stability Control (ESC), Autonomous Emergency Braking (AEB), Anti-lock Braking Systems (ABS) for motorcycles, dan Blind Spot Detection (BSD).

Sementara itu, dengan kecelakaan sepeda motor yang menjadi perhatian utama di kawasan ini, acara tersebut menyoroti pentingnya menggunakan ABS untuk sepeda motor, dan deteksi area buta untuk menurunkan angka kecelakaan lalu lintas, terutama untuk sepeda motor.

Teknologi yang dipromosikan dalam kampanye tersebut, diklaim memiliki potensi untuk menyelamatkan ribuan nyawa setiap tahun, dan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) telah mengembangkan standar internasional untuk membantu mendorong negara-negara di seluruh dunia untuk menggunakan teknologi tersebut.

"Kami akan sangat fokus khusus pada teknologi yang membantu melindungi pengendara sepeda motor, seperti sistem peringatan Blind Spot untuk pengemudi dan ABS untuk pengendara. Ini adalah sistem keselamatan yang sangat penting di Indonesia dan di seluruh wilayah ASEAN, di mana pengendara sepeda motor dan moped secara tidak proporsional terwakili dalam kecelakaan lalu lintas jalan," ujar David Ward, President of Global NCAP and Chairman of the Stop The Crash Partnership.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya