Sepeda Motor Jadi Penyumbang Polusi Terbesar Jalan Raya

Berdasarkan data yang dibagikan komisi penghapusan bensin bertimbal (KPBB), penyumbang polusi terbesar kendaraan bermotor di Indonesia ialah sepeda motor.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 29 Feb 2020, 10:12 WIB
Diterbitkan 29 Feb 2020, 10:12 WIB
20160602-Jalur Mudik di Lamaran Karawang, Macet Parah-Jawa Barat
Pengendara sepeda motor terjebak kemacetan di jalan Lamaran, Karawang, Sabtu (2/7). Kemacetan tersebut terjadi akibat pemisahan jalur antara roda dua dengan roda empat untuk mengantisipasi jalur mudik Pantura. (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Liputan6.com, Jakarta - Berdasarkan data yang dibagikan Komisi Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB), penyumbang polusi terbesar kendaraan bermotor di Indonesia ialah sepeda motor.

"Jadi yang paling besar menyumbang CO2 dari kendaraan bermotor atau polusi di jalan itu adalah sepeda motor," kata Direktur eksekutif KPBB, Ahmad Safrudin di Sarinah, Jakarta.

Posisi kedua disebutkan Ahmad ditempati oleh truk dan posisi ketiga ialah mobil dengan mesin bensin. Saat disinggung kenapa sepeda motor bisa menjadi penyumbang terbesar, dirinya menyebut populasi jadi salah satu penyebabnya.

"Dari gambar ada dua hal, yang pertama karena populasinya lebih banyak. Secara nasional udah 81 juta ya. Secara populasinya tinggi," ujarnya.

Tak hanya itu, KPBB juga menyebut catalytic converter yang digunakan pada sepeda motor jauh di bawah standar mobil, sehingga polusi yang dihasilkan lebih besar.

"Memang betul motor mesinnya kecil, hanya satu silinder, tetapi secara prinsip setiap pembakaran menghasilkan gas buang yang berbahaya. Masalahnya, catalytic converter mau kecil maupun besar itu sama saja," tuturnya.

Tak Melakukan Modifikasi

Karena itu, KPBB menghimbau pemilik kendaraan untuk tidak melakukan modifikasi yang membuat penghasilan CO2 meningkat dan membuat polusi udara semakin buruk.

"Meski mesinnya kecil, faktanya polusi yang dihasilkan besar. Karena itu juga sebaiknya jangan memodifikasi kendaraan yang bisa membuat polusi bertambah lebih parah," ujar Ahmad.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya