Liputan6.com, Jakarta - Beberapa waktu lalu Hyundai Palisade telah terdaftar di situs resmi Samsat DKI Jakarta. Selain itu, pabrikan asal Korea Selatan tersebut juga mendaftarkan sepasang mobil listrik.
Pada situs resmi Samsat DKI Jakarta telah tercatat kode IONIQ EV 4X2 AT dan KONA 2.0 EV 4X2 AT. Artinya, Hyundai Ioniq EV dan Hyundai Kona EV akan segera dijual di Indonesia.
Advertisement
Memang, Hyundai Ioniq EV telah hadir di Indonesia sejak beberapa waktu lalu. Mobil sedan bertenaga listrik itu menjadi salah satu transportasi bandara Soekarno Hatta, Jakarta, sejak awal 2020 lalu.
Sedangkan Hyundai Kona EV sebenarnya bukanlah produk yang benar-benar baru. SUV bertenaga baterai ini sudah diperkenalkan secara global sejak tahun 2018 silam dan telah dipasarkan di Thailand mulai 2019 lalu.Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kode 2.0
Yang sedikit membingungkan ialah hadirnya kode "2.0" pada penamaan Hyundai Kona EV di situs Samsat DKI Jakarta. Biasanya, angka menunjukkan kapasitas mesin berbahan bakar minyak.
Sekadar informasi, di pasar otomotif global, Hyundai Kona EV tersedia dalam 2 pilihan baterai. Yang pertama versi lite dengan tenaga 134Â Tk dan 201Â Tk untuk varian SEL. Keduanya sama-sama memiliki torsi 394 Nm.
Sumber: Otosia.com
Advertisement
Hyundai Kenalkan Teknologi AC Termutakhir
 Hyundai Motor Group mengenalkan teknologi AC termutakhir yang mampu menyemburkan udara berkualitas dalam kabin.
Pengatur suhu ruangan mobil menjadi komponen utama untuk menjaga kualitas udara. Bagaimana tidak, sistem menyedot hawa dari luar dan kemudian menerjemahkan jadi aliran angin sejuk.
Â
Dengan demikian, translasi sistem turut menentukan seberapa baik kebersihan udara kabin. Nah, Hyundai sendiri siapkan tiga fitur utama agar kualitas semakin terjaga.
After-Blow
Bau mengindikasikan kontaminasi dalam udara. Kendati begitu, siapa suka AC bau apalagi lembab? Ketika hal itu terjadi, ada kemungkinan evaporator kotor.
Pasalnya, sebelum memasuki kabin, udara harus melewati kisi evaporator agar jadi dingin. Kelembaban akibat kondensasi di perangkat ini sendiri menjadi tempat bersarang jamur dan bakteri saat AC beroperasi, lantas mencipta bau tak sedap.Â
Teknologi ciptaan Hyundai berfungsi untuk meminimalisir bau. After-Blow, bakal mengeringkan kondensasi pada evaporator sekaligus menekan pertumbuhan lumut di sistem.
Setelah 10 menit mobil berhenti, blower AC kembali aktif mengeringkan sisa-sisa air di permukaan. Teknologi ini mengusung sistem Intelligent Battery Sensor (IBS), hanya mengalirkan listrik ketika cuaca panas dan kondisi baterai penuh.