Liputan6.com, Jakarta - Hyundai Motor Group, yang terdiri dari Hyundai Motor Company dan Kia Motors Corporation harus mengeluarkan dana perbaikan sebesar 3,36 triliun won (US$2,94 miliar) atau setara dengan Rp43,1 triliun. Hal tersebut, dikarenakan kampanye perbaikan atau recall akibat masalah mesin beberapa tahun lalu.
Melansir Asia Nikkei, pendapatan pabrikan asal Korea Selatan ini pada kuartal ketiga akan tergerus dengan dana perbaikan tersebut, dengan rincian Hyundai 2,1 triliun won dan Kia 1,26 triliun won.
Advertisement
Sejatinya, pergantian ini lebih tinggi dari yang diperkirakan untuk mesin GDI Theta II dari kendaraan lama yang dapat ditarik kembali. "Menyusul, meningkatnya keluhan konsumen atas mesin lain yang tidak dapat ditarik," ujar Hyundai dalam sebuah pernyataannya.
Hyundai dan Kia, yang merupakan produsen mobil terbesar kelima di dunia, pada 2015 dan 2017 telah menarik kembali untuk diperbaiki 1,7 juta unit kendaraan. kampanye ini, merupakan salah satu penarikan terbesar perusahaan di Amerika Serikat karena kerusakan mesin yang berpotensi meningkatkan risiko kecelakaan.
Sedankan pada 2017, Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional (NHTSA) mulai melakukan penyelidikan apakah recall Hyundai dan Kia ini telah dilakukan tepat waktu, menyusul laporan dari mantan pejabat Hyundai yang sebelumnya bertanggung jawab atau kualitas produk ke NHTSA.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kerugian
"Hyundai telah berulang kali mengatakan tidak ada lagi biaya tambahan terkait dengan masalah mesin Theta II, dan penarikan terbaru akan memberikan pukulan fatal bagi kredibilitas Hyundai," kata Sean Kim, seorang analis di Dongbu Securities. "Saya khawatir," tegasnya.
Dia memperkirakan, Hyundai dan Kia akan mengalami kerugian pada kuartal ketiga. Dengan saham Hyundai turun 2,3 persen dan Kia turun 1 persen saat penutupan perdagangan.
Advertisement