Pemerintah Siapkan Skema Sewa Baterai, Biaya Konversi Motor Listrik Dipangkas Jadi Rp 2 Jutaan

Pemerintah menyiapkan terobosan kebijakan baru dengan menawarkan konsep sewa baterai yang mampu memangkas biaya konservasi

oleh Arief AszhariAmal Abdurachman diperbarui 31 Jul 2023, 11:06 WIB
Diterbitkan 31 Jul 2023, 11:06 WIB
Pemerintah Sebar Subsidi Konversi Motor Listrik Sebesar Rp 7 Juta
Mekanik melakukan pengecekan akhir komponen listrik sebuah sepeda motor konvensional atau motor berbahan bakar bensin menjadi motor listrik di SporaEV Bintaro, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (9/3/2023). Selain memberikan subsidi sebesar Rp 7 juta untuk pembelian sepeda motor listrik baru, pemerintah juga memberikan subsidi sama bagi masyarakat yang mengonversi sepeda motor konvensionalnya menjadi motor listrik. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu upaya untuk terus mendorong peralihan penggunaan kendaraan elektrifikasi di Indonesia, adalah terus mendukung program konversi sepeda motor listrik. Bahkan, pemerintah juga sudah memberikan insentif, bagi masyarakat yang hendak mengubah roda dua konvensionalnya (bensin) menjadi tenaga baterai (listrik).

Namun, biaya terkait konversi motor listrik ini masih dianggap mahal. Sehingga, antusias atau ketertarikan masyarakat terkait program ini masih minim. Terbaru, pemerintah menyiapkan terobosan kebijakan baru dengan menawarkan konsep sewa baterai yang mampu memangkas biaya konservasi.

Nantinya, skema sewa baterai ini akan memotong biaya konversi hingga Rp8 juta. Dengan adanya program bantuan Pemerintah sebelumnya sebesar Rp7 juta, sehingga diperkirakan masyarakat cukup membayar kurang lebih Rp2 juta untuk mengonversi motor BBM ke motor listrik.

Kepala Balai Besar Survei dan Pengujian Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (BBSP KEBTKE), Senda Hurmuzan Kanam, menyampaikan bahwa skema sewa baterai ini telah berjalan di Bali.

"Dari Rp 15 juta biaya konversi itu Rp 7 juta sudah dapat bantuan pemerintah, sisanya yang Rp8 juta itu kan komponen terbesarnya itu adalah baterai, sekitar Rp7 juta sampai Rp8 juta," ujarnya, disitat dari laman resmi Kementerian ESDM, Senin (31/7/2023).

Dengan ada fasilitas baterai swap atau penukaran baterai, sambung Senda, masyarakat tidak perlu bayar sampai Rp 8 juta lagi.

"Mungkin satu sampai dua juta saja selisihnya karena baterainya sudah disediakan melalui swap oleh bengkel yang bekerja sama dengan operator swap baterai," tambah Senda.

Perkiraan Biaya

Lebih lanjut, Senda memperkirakan biaya untuk sewa baterainya sekitar Rp300.000 per bulan atau Rp10.000 per hari, jadi masyarakat bisa menukar tanpa harus bayar listriknya.

Sementara itu, Angga selaku perwakilan Electric Wheel yang merupakan salah satu penyedia fasilitas baterai swap, mengatakan bahwa saat ini di Bali sudah tersedia 22 operator baterai merk swap.id dan Oyka, di antaranya Alfamart, Coco Mart, Plaza Renon, dan Circle K.

"Kalau swap.id sudah ada 100 di Circle K tapi masih area sarbagita, kalau OIKA udah mau ada 40 sarbagita bahkan sampai ke Buleleng. Jadi kalau teman-teman di Bali Kalau mau pulang kampung ke Buleleng lengkung ke Bangli ke Tabanan aman karena tidak ada penurunan baterai jadi jarak tempuhnya nggak terbatas," tutur Angga. 

Infografis Serba-serbi Rumah Ramah Lingkungan
Infografis Serba-serbi Rumah Ramah Lingkungan. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya