Bawaslu: Lawan Petahana Tak Perlu Takut, Contoh Jokowi

Pelaksanaan pilkada serentak tinggal 4 bulan lagi. Namun beberapa daerah masih terganjal calon pasangan tunggal.

oleh Nafiysul Qodar diperbarui 07 Agu 2015, 17:42 WIB
Diterbitkan 07 Agu 2015, 17:42 WIB
Foto Bawaslu
Kantor Bawaslu. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - Pelaksanaan pilkada serentak tinggal 4 bulan lagi. Namun beberapa daerah masih terganjal soal calon pasangan tunggal dan terancam tidak bisa mengikuti pilkada serentak pada 9 Desember 2015.

Setidaknya ada 7 daerah yang hanya memiliki pasangan calon tunggal. Salah satu sebab lantaran tingginya elektabilitas calon tunggal yang merupakan petahana atau incumbent, sehingga calon lain pesimistis menang.

Komisioner Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Nasrullah mengaku ‎heran dengan kader partai politik (parpol) yang pesimistis berkompetisi dengan petahana. Padahal menurutnya tidak ada salahnya dicoba, karena tidak selalu petahana menang di arena pilkada.

Ia kemudian mencontohkan pilkada di DKI Jakarta 2012 lalu, saat petahana ‎Fauzi Bowo alias Foke dilawan Walikota Solo Joko Widodo alias Jokowi. Saat itu elektabilitas Foke sangat tinggi. Namun Jokowi, pria dari daerah itu tidak takut melawannya.

"Pilgub DKI sangat luas, petahana (Foke) luar biasa kuat dan lembaga survei sangat jagokan dia. Tapi begitu ada pemain impor dari Solo (Jokowi), tidak ada yang sangka dia yang menang," ujar Nasrullah di Gedung Bawaslu, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat (7/8/2015).

Nasrullah juga menegaskan, sekalipun calon baru tersebut kalah melawan incumbent, hal itu tidak akan merugikan dia. Pencalonan tersebut justru akan menjadi tabungan politik di pilkada berikutnya. Sebab, publik sudah tahu profil calon dan kualitasnya saat melawan petahana tersebut.

"Ini merupakan investasi politik yang baik ke depan, karena rakyat sudah paham," tandas dia.

Ia menambahkan, pertarungan di pilkada tidak semata-mata untuk kemenangan saat itu juga. 5 Tahun ke depan, sang petahana tidak bisa maju lagi dalam pilkada. Dalam pilkada nanti, sosok yang pernah melawan petahana akan diperhitungkan dalam pencalonannya. Terlebih jika calon tersebut bersih dan punya visi yang bagus.

"Mungkin kemenangan bukan saat itu. Tapi 5 tahun yang akan datang, masyarakat akan memperhitungkan dia sebagai orang yang berani menantang incumbent. Apalagi kalau dia punya konsep dan visi yang bagus," pungkas Nasrullah. (Fis/Mut)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya