Sholat Idul Fitri: Panduan Lengkap Tata Cara, Niat, dan Amalan Sunnah

Simak panduan lengkap sholat Idul Fitri, termasuk tata cara, niat, takbir, bacaan, khutbah, dan sunnah sebelum sholat Idul Fitri untuk perayaan Idul Fitri yang bermakna.

oleh Woro Anjar Verianty Diperbarui 11 Mar 2025, 08:00 WIB
Diterbitkan 11 Mar 2025, 08:00 WIB
Suasana Lebaran 2023 di Berbagai Negara
Umat Islam Kenya Sholat Idul Fitri di lapangan terbuka di Nairobi, Kenya, Jumat, 21 April 2023. (AP Photo/Sayyid Abdul Azim)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Sholat Idul Fitri merupakan salah satu ibadah istimewa yang dilaksanakan umat Islam untuk merayakan hari kemenangan setelah sebulan penuh berpuasa di bulan Ramadhan. Pelaksanaan sholat Idul Fitri menjadi momen sakral yang dinantikan oleh seluruh umat Muslim di berbagai penjuru dunia sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT. Sebagai ibadah yang hanya dilakukan setahun sekali, penting bagi umat Muslim untuk memahami tata cara yang benar dalam melaksanakan sholat Idul Fitri agar mendapatkan keberkahan sempurna di hari kemenangan.

Berbeda dengan sholat fardhu yang dikerjakan lima kali sehari, sholat Idul Fitri memiliki tata cara khusus yang perlu diperhatikan. Dalam pelaksanaannya, sholat Idul Fitri terdiri dari dua rakaat dengan tambahan takbir yang lebih banyak dibandingkan sholat biasa. Rangkaian takbir dalam sholat Idul Fitri menjadi ciri khas tersendiri, dengan tujuh takbir di rakaat pertama dan lima takbir di rakaat kedua, tidak termasuk takbiratul ihram. Keunikan dalam tata cara sholat Idul Fitri ini menjadikannya istimewa dan memiliki nilai spiritual yang tinggi bagi umat Muslim.

Menjelang hari raya, banyak umat Muslim yang mencari informasi tentang tata cara sholat Idul Fitri agar dapat melaksanakannya dengan benar dan khusyuk. Memahami niat, bacaan takbir, dan gerakan dalam sholat Idul Fitri menjadi hal mendasar yang perlu diketahui. Selain tata cara sholat Idul Fitri yang benar, terdapat pula berbagai amalan sunnah yang dianjurkan untuk dilakukan sebelum dan sesudah pelaksanaan sholat, seperti mandi, mengenakan pakaian terbaik, dan makan terlebih dahulu sebelum berangkat ke tempat sholat. Semua rangkaian ibadah ini bertujuan untuk menyempurnakan kekhusyukan dalam melaksanakan sholat Idul Fitri dan meningkatkan nilai ibadah di hari yang fitri.

Untuk lebih jelasnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum informasi lengkapnya, pada Senin (10/3).

Promosi 1

Pengertian dan Keutamaan Sholat Idul Fitri

Bersama Ribuan Umat Muslim, Wapres Ma’ruf Amin Laksanakan Shalat Idul Fitri 1443 H di Masjid Istiqlal
Umat muslim melaksanakan sholat Idul Fitri di Masjid Istiqlal, Jakarta, Senin (2/5/2022). Ribuan umat muslim melaksanakan sholat Idul Fitri 1443 H dengan penuh khidmat. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)... Selengkapnya

Sholat Idul Fitri adalah sholat sunnah yang dilaksanakan pada tanggal 1 Syawal setelah sebulan penuh menunaikan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Kata "Idul Fitri" sendiri berasal dari bahasa Arab, di mana "Id" berarti kembali atau berulang dan "Fitri" berarti suci atau fitrah. Jadi, Idul Fitri dapat diartikan sebagai kembali ke fitrah atau kesucian, melambangkan kondisi umat Muslim yang telah disucikan setelah menunaikan ibadah puasa selama sebulan penuh.

Pelaksanaan sholat Idul Fitri memiliki kedudukan yang istimewa dalam Islam. Ibadah ini merupakan salah satu bentuk syiar Islam yang dilaksanakan secara berjamaah di lapangan terbuka (tanah lapang) atau di masjid. Hal ini sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW yang selalu melaksanakan sholat Id di tanah lapang kecuali jika ada halangan seperti hujan. Sholat Idul Fitri dilaksanakan ketika matahari telah naik setinggi tombak, yaitu sekitar pukul 07.00 pagi hingga sebelum masuk waktu Dzuhur.

Keutamaan sholat Idul Fitri sangat besar dalam Islam. Pada hari itu, Allah SWT memberikan ampunan dan rahmat yang berlimpah kepada hamba-Nya yang telah berhasil menyelesaikan ibadah puasa Ramadhan. Sebagaimana diriwayatkan dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda: "Apabila hari raya tiba, para malaikat berdiri di jalan-jalan seraya menyeru: 'Wahai umat Islam, pergilah kepada Tuhan kalian Yang Maha Pemurah, yang menganugerahkan kebaikan yang banyak kemudian memberikan pahala yang berlimpah'." (HR. Thabrani)

Selain itu, sholat Idul Fitri juga menjadi momentum untuk mempererat silaturahmi dan memperkuat ukhuwah islamiyah. Setelah menunaikan sholat, umat Muslim biasanya saling bermaafan dan bersilaturahmi, baik dengan keluarga maupun dengan tetangga dan kerabat. Tradisi ini sesuai dengan ajaran Islam yang sangat menjunjung tinggi nilai persaudaraan. Dengan demikian, sholat Idul Fitri tidak hanya memiliki dimensi ibadah vertikal kepada Allah SWT tetapi juga dimensi horizontal yang memperkuat hubungan sosial antarumat Muslim.

 

Tata Cara Sholat Idul Fitri

Sholat Idul Fitri dilaksanakan sebanyak dua rakaat dengan keunikan pada jumlah takbir tambahan. Pelaksanaannya dapat dilakukan secara berjamaah maupun sendiri (munfarid), meskipun diutamakan untuk sholat berjamaah karena lebih menampakkan syiar Islam. Berikut adalah tata cara pelaksanaan sholat Idul Fitri secara lengkap dan terperinci.

Pertama, sebelum memulai sholat, kita harus mengucapkan niat sholat Idul Fitri dengan khusyuk. Niat ini diucapkan dalam hati ketika takbiratul ihram. Adapun lafadz niat sholat Idul Fitri adalah sebagai berikut:

أُصَلِّي سُنَّةً لعِيْدِ اْلفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ (مَأْمُوْمًا/إِمَامًا) لِلّٰهِ تَعَــالَى

Ushallî sunnatan li 'îdil fithri rak'ataini (imâman/ma'mûman) lillahi ta'ala

Artinya: "Saya niat sholat sunnah Idul Fitri dua rakaat (menjadi imam/makmum) karena Allah ta'ala"

Adapun pelaksanaan rakaat pertama dimulai dengan takbiratul ihram seperti sholat pada umumnya, diikuti dengan membaca doa iftitah. Setelah itu, kita melakukan takbir tambahan sebanyak tujuh kali dengan mengangkat kedua tangan, tidak termasuk takbiratul ihram. Di antara setiap takbir, dianjurkan untuk membaca tasbih:

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا

Allaahu akbar kabiraa walhamdulillaahi katsiiraa, wa subhaanallaahi bukratan wa'ashiilaa"

Artinya: "Allah Maha Besar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, Maha Suci Allah, baik waktu pagi dan petang"

Atau bisa juga membaca tasbih yang lebih ringkas:

سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ وَلاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ

Subhanallah walhamdulillah wala ilaaha illallahu wallahu akbar

Artinya: "Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada tuhan selain Allah, Allah maha besar."

Setelah melakukan tujuh takbir tambahan, kita membaca surat Al-Fatihah dan dilanjutkan dengan membaca surat pendek. Pada rakaat pertama, dianjurkan untuk membaca surat Al-A'la. Kemudian, sholat dilanjutkan dengan rukun-rukun seperti pada sholat biasa, yaitu ruku', i'tidal, sujud, duduk di antara dua sujud, dan sujud kedua.

Pada rakaat kedua, setelah berdiri dari sujud terakhir rakaat pertama, kita langsung melakukan lima kali takbir tambahan (tidak termasuk takbir intiqal atau takbir perpindahan dari rakaat pertama ke rakaat kedua). Di antara setiap takbir, juga dianjurkan untuk membaca tasbih seperti pada rakaat pertama. Setelah lima takbir, dilanjutkan dengan membaca surat Al-Fatihah dan surat pendek. Pada rakaat kedua, dianjurkan untuk membaca surat Al-Ghasyiyah. Kemudian, sholat dilanjutkan dengan ruku', i'tidal, sujud, duduk di antara dua sujud, sujud kedua, tahiyat akhir, dan ditutup dengan salam.

 

Amalan Sunnah Sebelum Sholat Idul Fitri

Untuk menyempurnakan ibadah sholat Idul Fitri, terdapat beberapa amalan sunnah yang dianjurkan untuk dilakukan sebelum berangkat ke tempat sholat. Amalan-amalan ini bukan hanya meningkatkan nilai ibadah tetapi juga mencerminkan kegembiraan atas nikmat telah menyelesaikan ibadah puasa Ramadhan.

Pertama, dianjurkan untuk mandi sebelum berangkat sholat Idul Fitri. Mandi ini bertujuan untuk membersihkan diri dan menyucikan badan sebelum menghadap Allah SWT. Praktik ini sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW sebagaimana diriwayatkan dalam hadits dari Ibnu Abbas RA yang berbunyi:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَغْتَسِلُ يَوْمَ الْفِطْرِ وَيَوْمَ الأَضْحَى.

Artinya: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam biasa mandi pada hari raya Idul Fitri dan Idul Adha." (HR. Ibnu Hibban)

Kedua, dianjurkan untuk memakai pakaian terbaik dan memakai wewangian. Menggunakan pakaian yang baik dan bersih serta memakai wangi-wangian merupakan bentuk penghormatan terhadap hari yang mulia ini. Selain itu, praktek ini juga mencerminkan kegembiraan dalam menyambut hari raya. Ibnul Qayyim menyatakan bahwa "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam biasa keluar ketika sholat Idul Fitri dan Idul Adha dengan pakaiannya yang terbaik." Dalam hadits lain diriwayatkan bahwa Abdullah bin Umar biasa memakai pakaian terbaiknya pada hari raya.

Ketiga, dianjurkan untuk makan terlebih dahulu sebelum berangkat ke tempat sholat Idul Fitri. Hal ini berbeda dengan sholat Idul Adha di mana dianjurkan untuk tidak makan sampai pulang dari sholat. Makan sebelum sholat Idul Fitri merupakan bentuk syukur atas berakhirnya kewajiban puasa di bulan Ramadhan. Rasulullah SAW bersabda:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- لاَ يَغْدُو يَوْمَ الْفِطْرِ حَتَّى يَأْكُلَ وَلاَ يَأْكُلُ يَوْمَ الأَضْحَى حَتَّى يَرْجِعَ فَيَأْكُلَ مِنْ أُضْحِيَّتِهِ

Artinya: "Rasulullah SAW biasa berangkat Shalat Ied pada hari Idul Fitri dan beliau makan terlebih dahulu. Sedangkan pada hari Idul Adha, beliau tidak makan lebih dulu kecuali setelah pulang dari Shalat Ied baru beliau menyantap hasil qurbannya."

Keempat, dianjurkan untuk memperbanyak takbir pada malam dan pagi hari Idul Fitri. Mengumandangkan takbir merupakan bentuk pengagungan kepada Allah SWT dan syiar Islam yang menampakkan kebesaran hari raya. Takbir Idul Fitri dimulai sejak matahari terbenam di akhir Ramadhan (malam takbiran) hingga imam memulai sholat Id. Lafadz takbir yang diucapkan adalah:

اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، وَلِلّهِ الْحَمْدُ

Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar, laa ilaaha illallah, wallahu akbar, Allahu akbar, wa lillaahil hamd

Artinya: "Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, tidak ada tuhan selain Allah, dan Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, dan segala puji bagi Allah."

 

Amalan Sunnah Setelah Sholat Idul Fitri

Setelah menunaikan sholat Idul Fitri, terdapat beberapa amalan sunnah yang dianjurkan untuk dilakukan guna menyempurnakan ibadah di hari yang fitri ini. Amalan-amalan ini tidak hanya memiliki nilai ibadah tetapi juga memperkuat hubungan sosial antarumat Muslim.

Pertama, mendengarkan khutbah Idul Fitri dengan khusyuk. Berbeda dengan sholat Jumat di mana khutbah dilaksanakan sebelum sholat, pada sholat Idul Fitri, khutbah dilaksanakan setelah sholat. Meskipun mendengarkan khutbah Idul Fitri hukumnya sunnah (tidak wajib seperti pada sholat Jumat), namun tetap dianjurkan untuk mendengarkan dengan penuh perhatian karena mengandung nasihat dan pengingat yang bermanfaat. Rasulullah SAW selalu menyampaikan khutbah setelah sholat Id sebagaimana diriwayatkan dalam berbagai hadits.

Kedua, memperbanyak silaturahmi dan saling meminta maaf. Hari raya Idul Fitri merupakan momentum tepat untuk memperkuat tali persaudaraan (ukhuwah islamiyah) dengan saling mengunjungi dan bersilaturahmi. Tradisi saling meminta maaf pada hari raya merupakan implementasi dari ajaran Islam yang menganjurkan untuk saling memaafkan. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Hijr ayat 45-47:

إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ ادْخُلُوهَا بِسَلَامٍ آمِنِينَ وَنَزَعْنَا مَا فِي صُدُورِهِمْ مِنْ غِلٍّ إِخْوَانًا عَلَىٰ سُرُرٍ مُتَقَابِلِينَ

Artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada di dalam taman-taman (surga) dan mata air. (Dikatakan kepada mereka), 'Masuklah ke dalamnya dengan sejahtera dan aman.' Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang ada dalam hati mereka; mereka merasa bersaudara, duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan."

Ketiga, mengambil jalan yang berbeda saat pergi dan pulang dari tempat sholat Idul Fitri. Hal ini sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW sebagaimana diriwayatkan dalam hadits dari Jabir bin Abdullah:

كَانَ النَّبِىُّ - صلى الله عليه وسلم - إِذَا كَانَ يَوْمُ عِيدٍ خَالَفَ الطَّرِيقَ

Artinya: "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ketika sholat 'Ied, beliau lewat jalan yang berbeda ketika berangkat dan pulang."

Hikmah dari amalan ini adalah untuk memperbanyak tempat yang menjadi saksi ibadah, memperbanyak bertemu dengan orang-orang dalam rangka silaturahmi, dan menyemarakkan syiar Islam di berbagai tempat.

Keempat, memberikan sedekah kepada yang membutuhkan. Meskipun zakat fitrah sudah dibayarkan sebelum sholat Idul Fitri, tetap dianjurkan untuk memperbanyak sedekah pada hari raya sebagai bentuk syukur atas nikmat yang telah Allah SWT berikan. Sedekah ini bisa berupa makanan, uang, atau bantuan lainnya yang diberikan kepada fakir miskin dan orang-orang yang membutuhkan. Rasulullah SAW senantiasa mengajarkan umatnya untuk bermurah hati dan memberikan bantuan kepada sesama, terlebih pada hari-hari istimewa seperti hari raya.

 

Hikmah dan Manfaat Sholat Idul Fitri

Pelaksanaan sholat Idul Fitri mengandung berbagai hikmah dan manfaat, baik secara spiritual maupun sosial. Memahami hikmah di balik ibadah ini akan menambah kekhusyukan dan keikhlasan dalam menjalankannya.

Pertama, sholat Idul Fitri merupakan bentuk ungkapan syukur kepada Allah SWT atas nikmat berupa kesempatan untuk menyelesaikan ibadah puasa Ramadhan. Setelah sebulan penuh menahan diri dari hawa nafsu, hari raya menjadi momentum untuk merayakan kemenangan dalam melawan hawa nafsu tersebut. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 185:

وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

Artinya: "...dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur."

Kedua, sholat Idul Fitri memperkuat persatuan dan persaudaraan umat Islam. Ketika umat Muslim berkumpul di satu tempat untuk melaksanakan sholat berjamaah, terciptalah rasa kebersamaan dan persaudaraan. Tidak ada perbedaan status sosial, semua berdiri sama rendah dan duduk sama tinggi di hadapan Allah SWT. Hal ini sejalan dengan firman Allah dalam surat Al-Hujurat ayat 10:

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

Artinya: "Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat."

Ketiga, sholat Idul Fitri mengingatkan kita tentang kesetaraan manusia di hadapan Allah SWT. Dalam pelaksanaan sholat Id, tidak ada perbedaan antara kaya dan miskin, pejabat dan rakyat biasa, semua berbaris dalam shaf yang sama. Ini merupakan implementasi dari ajaran Islam yang sangat menjunjung tinggi prinsip kesetaraan. Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada bentuk rupa kalian dan harta kalian, tetapi Dia melihat kepada hati dan amal kalian." (HR. Muslim)

Keempat, sholat Idul Fitri menjadi momentum untuk memperbarui hubungan dengan Allah SWT (hablum minallah) dan hubungan dengan sesama manusia (hablum minannas). Setelah sebulan penuh memfokuskan diri pada ibadah dan memperbaiki hubungan dengan Allah melalui puasa, sholat tarawih, dan ibadah lainnya, hari raya menjadi waktu untuk memperbaiki hubungan dengan sesama melalui silaturahmi, saling memaafkan, dan berbagi kebahagiaan. Keseimbangan antara kedua hubungan inilah yang menjadi kunci kebahagiaan dunia dan akhirat sebagaimana firman Allah dalam surat Ali Imran ayat 112:

ضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ أَيْنَ مَا ثُقِفُوا إِلَّا بِحَبْلٍ مِنَ اللَّهِ وَحَبْلٍ مِنَ النَّاسِ

Artinya: "Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia."

 

Kesalahan Umum dalam Pelaksanaan Sholat Idul Fitri

Meskipun sholat Idul Fitri hanya dilaksanakan setahun sekali, terdapat beberapa kesalahan umum yang sering dilakukan oleh umat Muslim dalam pelaksanaannya. Mengetahui kesalahan-kesalahan ini akan membantu kita untuk menghindarinya dan melaksanakan sholat Idul Fitri dengan lebih sempurna.

Pertama, kesalahan dalam jumlah takbir tambahan. Banyak yang bingung tentang jumlah takbir yang seharusnya dilakukan pada rakaat pertama dan kedua. Sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW, jumlah takbir pada rakaat pertama adalah tujuh kali (tidak termasuk takbiratul ihram), sedangkan pada rakaat kedua adalah lima kali (tidak termasuk takbir intiqal). Pentingnya memperhatikan jumlah takbir ini agar sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad SAW sebagaimana diriwayatkan dalam berbagai hadits sahih.

Kedua, tidak mengucapkan dzikir di antara takbir. Banyak yang hanya melakukan takbir berturut-turut tanpa membaca dzikir atau tasbih di antara takbir tersebut. Padahal, berdasarkan sunnah Rasulullah SAW, dianjurkan untuk membaca tasbih atau dzikir di antara setiap takbir, sebagaimana yang telah dijelaskan pada bagian tata cara sholat Idul Fitri. Dzikir ini menambah kekhusyukan dalam pelaksanaan sholat dan meningkatkan nilai ibadah.

Ketiga, ketidaksesuaian dalam bacaan surat setelah Al-Fatihah. Meskipun tidak ada kewajiban membaca surat tertentu setelah Al-Fatihah, namun berdasarkan sunnah Rasulullah SAW, dianjurkan untuk membaca surat Al-A'la pada rakaat pertama dan surat Al-Ghasyiyah pada rakaat kedua. Namun, jika tidak hafal kedua surat tersebut, boleh membaca surat lain yang dihafal. Yang terpenting adalah tetap menjaga kekhusyukan dalam sholat.

Keempat, terburu-buru meninggalkan tempat sholat sebelum khutbah selesai. Banyak jamaah yang langsung pulang setelah sholat tanpa mendengarkan khutbah Idul Fitri. Meskipun mendengarkan khutbah Id hukumnya sunnah (tidak wajib seperti pada sholat Jumat), namun tetap dianjurkan untuk mendengarkannya dengan khusyuk karena mengandung nasihat dan pengingat yang bermanfaat. Rasulullah SAW dan para sahabat selalu menyampaikan dan mendengarkan khutbah setelah sholat Id.

Kelima, tidak memahami perbedaan antara sholat Idul Fitri dan sholat lainnya. Banyak yang menyamakan tata cara sholat Idul Fitri dengan sholat fardhu atau sholat Jumat. Padahal, terdapat perbedaan signifikan, terutama dalam hal jumlah takbir, waktu pelaksanaan, dan posisi khutbah. Memahami perbedaan ini penting agar pelaksanaan sholat Idul Fitri sesuai dengan tuntunan syariat Islam.

Dengan menghindari kesalahan-kesalahan tersebut, diharapkan pelaksanaan sholat Idul Fitri dapat dilakukan dengan lebih sempurna dan sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW. Hal ini tentunya akan meningkatkan kualitas ibadah kita dan mendatangkan keberkahan di hari yang fitri.

 
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya