PAN Gabung Gerindra Usung Risma-Sandiaga di Pilkada DKI?

Eddy berujar, di internal PAN sendiri nama Risma-Sandiaga ‎mulai dibicarakan masuk untuk didukung.

oleh TaufiqurrohmanDevira Prastiwi diperbarui 04 Agu 2016, 06:03 WIB
Diterbitkan 04 Agu 2016, 06:03 WIB
5-tri-risma-140221b.jpg
Risma kini tengah mendapat tekanan dari beberapa pihak terkait kepemimpinannya sebagai Wali Kota Surabaya (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Partai Amanat Nasional (PAN) masih menjalin komunikasi dengan partai politik lain untuk menemukan calon potensial di Pilkada DKI 2017, di luar parpol yang bergabung mengusung bakal calon petahana Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno mengatakan, pihaknya kini tengah mempertimbangkan untuk bergabung dengan Gerindra mendukung Sandiaga Uno. Namun menurutnya, Sandiaga harus dipasangkan dengan calon lain yang sangat potensial dan menjadi penantang tangguh Ahok.

‎"Iya kita lihat potensi itu (Risma-Sandiaga) adalah kombinasi penantang tangguh," kata Eddy saat dihubungi di Jakarta, Rabu 3 Agustus 2016.

Eddy berujar, di internal PAN sendiri nama Risma-Sandiaga ‎mulai dibicarakan masuk untuk didukung. Akan tetapi, keputusan mendukung pasangan Risma-Sandiaga harus melalui rapat internal petinggi PAN.

‎Namun yang pasti, Eddy menambahkan, pihaknya tidak akan ikut koalisi parpol pendukung Ahok dan mencari koalisi lain untuk mendukung calon lainnya.

"Dari awal PAN sudah mengatakan bahwa akan cari alternatif, kita hormati keputusan parpol lain mengusung siapa pun itu. Tapi dari awal kita akan cari alternatif selain Ahok," ujar Eddy.


Perlu Koreksi dan Evaluasi

Laboratorium Psikologi Politik Universitas Indonesia (UI) melakukan riset soal kapabilitas sejumlah kandidat bakal cagub DKI Jakarta. Hasilnya, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini ditempatkan lebih unggul dari Ahok di sejumlah hal.

PKB menilai Ahok harus mengoreksi beberapa hal dalam kepemimpinannya.

"Saya pikir kan komparatiflah sampelnya kalau Jakarta dan Surabaya, enggak jauhlah karena itu sama-sama kota besar. Kalau misal hasilnya seperti ini, perlu jadi koreksi dan evaluasi untuk Ahok hasil selama kepemimpinannya," ungkap Wasekjen PKB Jazilul Fawaid saat dihubungi di Jakarta, Rabu 3 Agustus 2016.

Ia pun kemudian membandingkan realita yang ada di Jakarta dan Surabaya. Jazilul pun menilai dalam beberapa hal harus diakui kalau Risma lebih unggul dibanding Ahok.

"Di Surabaya misalnya kan itu sudah enggak ada pengemis, di Jakarta masih banyak pengemis. Itu kan salah satu bukti dari kinerja Risma. Jadi ya menjadi bahan koreksi Ahok, tetapi kalau ditanya siapa yang berpeluang menang, saya rasa masih sama-sama punya peluang," ujar Jazilul.

PKB sendiri Selasa 2 Agustus 2016 kemarin telah melakukan komunikasi politik dengan PDIP untuk membicarakan soal Pilkada DKI Jakarta. Keduanya pun sepakat berkoalisi ke depan.

"Sudah menjalin komunikasi (dengan PDIP) untuk menyamakan visi jadi belum tentu tidak atau mendukung Ahok, jadi belum keputusan resmi. Tetapi posisi resmi enggak butuh PDIP ya, kalau Pak Ahok enggak butuh PDIP kan aneh," tutup Jazilul.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya