PPP Siapkan Yusuf Mansyur Jadi Pendamping Risma di Pilkada DKI

Arsul Sani yakin jika koalisi kekeluargaan yang terdiri dari tujuh parpol akan solid dan tetap bertahan dalam mengusung Risma.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 09 Agu 2016, 18:25 WIB
Diterbitkan 09 Agu 2016, 18:25 WIB
Telenovela KPK-Polri
Anggota Komisi III DPR Arsul Sani. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (Sekjen PPP) Arsul Sani menuturkan belum ada kesepakatan resmi antara semua partai yang tergabung dalam koalisi kekeluargaan. Namun demikian, ucap Arsul, semuanya menginginkan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini atau Risma maju dalam Pilkada DKI.

Bahkan PPP, yang sangat menginginkan Risma maju di Pilkada DKI, sudah menyiapkan nama untuk pendamping Risma memimpin Jakarta.

"Koalisi kekeluargaan itu kan memang inisiatif yang sebetulnya asalnya itu ada di level pengurus pusat masing-masing partai, itu terjadi komunikasi. Kalau dari PPP kita lihat dua, ya antara Sandiaga Uno dan Yusuf Mansyur," ucap Arsul di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (9/8/2016).

"Intinya kan sepakat ketemu, walaupun namanya sepakat partai politik itu besok-besok bisa saja berubah. Artinya, sepakat untuk mencarikan petahana lawan seimbang dalam pilkada, itu saja sebetulnya yang jadi kesepakatan," ucap dia.

Terkait munculnya sejumlah nama yang akan dipasangkan dengan Risma sebagai calon Wakil Gubernur DKI, Arsul menjawab, "Masing-masing partai itu kan tentu akan mengidentifikasi siapa siapa yang akan dinominasikan sebagai calon gubernur dan siapa yang menjadi wakil gubernur."

"Saya pikir mulai hari ini antarparpol di tingkat wilayah akan diintensifkan," ucap Arsul.

Anggota Komisi III DPR ini yakin kalau koalisi kekeluargaan yang terdiri dari tujuh parpol akan solid dan tetap bertahan. Meski ada yang mengatakan kalau koalisi tujuh partai ini bisa saja goyah.

"Ya, kan kita harus yakin dong kalau mencalonkan, enggak yakin ya mending ikut yang yakin aja, yang surveinya tinggi, yakinlah, yakin," kata Arsul.

Menurut Arsul, politik itu dinamis, sehingga tidak hanya koalisi tujuh parpol yang kemungkinan bisa digoyang, tapi juga koalisi tiga partai yang mengusung Ahok.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya