Begini Skema Program Rumah Tanpa DP Anies - Sandiaga

Warga DKI yang bisa mendapatkan fasilitas rumah DP nol rupiah Anies - Sandi ini sudah memiliki tabungan sebesar Rp 13,8 juta.

oleh Ramdania El Hida diperbarui 23 Feb 2017, 18:35 WIB
Diterbitkan 23 Feb 2017, 18:35 WIB
Paslon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Anies - Sandiaga
Paslon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Anies - Sandiaga

Liputan6.com, Jakarta - Banyak orang bertanya-tanya mengenai kemungkinan terwujudnya program rumah dengan uang muka atau DP nol rupiah milik Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Sandiaga Uno atau pasangan calon Anies-Sandiaga.

Dalam situs resmi Anies-Sandi, jakartamajubersama.com dijelaskan, Program DP Nol Rupiah adalah Kredit Murah Berbasis Tabungan Bagi Masyarakat Berpenghasilan Menengah Ke Bawah. Program yang dikhususkan untuk warga DKI menengah ke bawah dengan menyasar hunian seharga Rp 350 juta di Jakarta.

Lalu bagaimana skemanya agar sesuai dengan aturan Bank Indonesia yang mensyaratkan adanya uang muka sebesar 15% dari harga rumah?

Dalam situs tersebut disampaikan, dengan harga rumah senilai Rp 350 juta, maka uang muka yang harus dipenuhi warga DKI sebesar Rp 53 juta. Nah, dari mana uang muka ini?

Menurut program Anies-Sandiaga ini, uang muka akan ditalangi pemerintah provinsi. Konsumen tetap harus mencicil uang muka tersebut. Namun, sebelum diberikan talangan uang muka ini, konsumen sudah memiliki tabungan sebesar Rp 13,8 juta atau Rp 2,3 juta selama 6 bulan.

Syarat ini untuk menunjukkan bahwa penerima manfaat rumah DP nol rupiah tersebut memiliki kemampuan untuk melunasi harga rumah sepenuhnya.

Bila konsumen sudah memenuhi syarat tersebut dan lolos penilaian, maka konsumen bisa mencicil rumah sebesar Rp 2,3 juta selama 20 tahun atau 240 bulan dengan asumsi bunga bank untuk Program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).

Lalu, di mana bisa memperoleh rumah senilai Rp 350 juta di Jakarta? Dalam situs Anies-Sandiaga ini belum menyebutkan lokasinya. Hanya saja diharapkan dengan adanya program ini maka menarik pengembang untuk membangun rumah bagi masyarakat menengah ke bawah.

"Memang saat ini pasar perumahan di Jakarta tidak berpihak pada konsumen masyarakat menengah ke bawah, sehingga adanya program ini memberikan insentif pada pengembang properti untuk melirik pasar menengah ke bawah," tulis situs itu.

"Dengan adanya program ini pasokan properti seharga Rp 350 juta atau yang terjangkau bagi menengah ke bawah, akan tercipta," tutup timses Anies-Sandiaga dalam situs tersebut.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya