Jokowi: Kalau Kalah Nego Freeport Saya Didongkel dari Presiden

Jokowi mengatakan saat proses negosiasi berjalan, tekanan politik baik nasional maupun internasional berdatangan.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Mar 2019, 08:50 WIB
Diterbitkan 01 Mar 2019, 08:50 WIB
Peluk Hangat Jokowi dan Prabowo Awali Debat Kedua Capres
Capres nomor urut 01 Joko Widodo atau Jokowi dalam debat kedua Pilpres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2). KPU memenuhi permintaan publik dengan tidak membocorkan pertanyaan sebelum debat. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Gorontalo - Calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo atau Jokowi memberikan arahan kepada Tim Kampanye Daerah (TKD) Provinsi Gorontalo di Hotel Maqna Gorontalo, Kamis 28 Februari 2019 malam. Jokowi menceritakan proses negosiasi divestasi 51 persen saham PT Freeport Indonesia di sela-sela pengarahannya.

Jokowi menyebut, negosiasi yang dilakukan antara pemerintah dengan PT Freeport Indonesia dimulai sejak 2014 lalu. Jokowi mengaku mempertaruhkan jabatannya sebagai Presiden jika gagal merebut 51 persen saham dari tangan perusahaan tambang asal Amerika Serikat itu.

"Kalau saat nego itu kita kalah, ya sudah itu risiko saya. Sebuah risiko itu keputusan yang saya hadapi sudah saya hitung. Paling-paling didongkel dari Presiden, iya kan," ucapnya.

Saat proses negosiasi berjalan, lanjut Jokowi, tekanan politik baik nasional maupun internasional berdatangan. Namun, Jokowi tak patah arang dan justru terus mendorong para pembantunya merebut sebagian besar saham Freeport. Jokowi optimistis 51 persen saham Freeport bisa kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi.

"Dipikir tidak ada intrik-intrik politik nasional maupun internasional, dipikir mudah. Freeport itu hampir 4 tahun kita nego, alot sekali, rame sekali. Tapi saya enggak pernah mau longgar, menteri-menteri saya sampaikan terus 'Pak ini ada problem-problem ini'. Terus lapor lagi 'Pak ada masalah seperti ini. Apakah lanjut, diteruskan atau enggak?'" beber Jokowi.

Alhasil, berkat kerja keras para menterinya mayoritas saham Freeport sudah dikuasai. "Saya sampaikan (kepada para menteri) resiko-resiko yang ada itu secara politik sudah saya hitung! Kita harus mencoba apakah ini benar-benar bisa kita dapatkan atau tidak, akhirnya bisa kan," sambungnya.

 

Rebut Blok Rokan

Selain negosiasi Freeport, Jokowi juga menyinggung perebutan pengelolaan Blok Rokan dari tangan PT Chevron Pacific Indonesia. Saat ini, pengelolaan Blok Rokan 100 persen diambil alih oleh PT Pertamina.

"Namanya Blok minyak Rokan di Riau itu dikelola lebih dari 90 tahun oleh Chevron namanya dari Amerika. 2018 Kemarin sudah dimenangkan 100 persen oleh Pertamina," ujar dia.

Jokowi menuturkan, perebutan pengelolaan Blok Rokan dan saham Freeport Indonesia ini merupakan bentuk komitmen pemerintah untuk menjaga aset Indonesia. Jokowi juga menegaskan upaya tersebut sebagai bukti bahwa dirinya tak pernah berpihak pada perusahaan asing.

"Saya ini terlalu lama diam. Tapi begitu dituding antek asing saya harus mulai bersuara. Sekarang bapak ibu sekalian bisa ceritakan kepada masyarakat," pungkas capres petahana ini.

 

Reporter: Titin Suprahatin

Sumber: Merdeka.com

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya