Liputan6.com, Jakarta PDI Perjuangan (PDIP) sukses membuat element of suprise dunia perpolitikan dengan mengumumkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai calon presiden (capres) di Pemilu 2024 jelang lebaran pada 21 April 2023 di Istana Batu Tulis Bogor, Jawa Barat.
Petinggi PDIP, termasuk Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto merasa yakin setelah sang Ketua Umumnya Megawati Soekarnoputri mengumumkan capres, maka partai lain segera bergerak. Dia pun memberi istilah "bandul politik yang bergerak".
Baca Juga
Benar saja, sebut saja Partai Hanura kemudian disusul dengan Partai Buruh yang menyebut hanya berkoalisi dengan capresnya, dan yang terakhir secara resmi adalah Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Advertisement
Dua partai awal jika sesuai aturannya, tak masuk hitungan karena tak mempunyai kursi, berbeda dengan PPP yang punya suara dan sudah membentuk Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) di mana kedua partai tersebut belum bersikap. Hal ini jelas mempengaruhi kontelasi politik, dan banyak yang bertanya akan nasib koalisi yang seumur jagung tersebut.
Jelang sehari pengumuman PPP, para ketua umum parpol yang tergabung KIB berkumpul malam hari di kediaman Airlangga Hartarto. Di depan awak media, Ketum Golkar itu pun mengakui membahas apa yang telah menjadi keputusan PPP di dalam Rapimnas mereka.
"Silaturahmi malam hari ini tentu kami mendapatkan penjelasan dari ketua umum PPP terkait dengan hasil Rapimnas dan tentunya kami mengapresiasi mekanisme yang ada di Partai Persatuan Pembangunan, dan masing-masing partai walaupun kita ini semua koalisi KIB, pada malam hari ini terlihat kita solid, guyub dan rukun,"Â kata Airlangga, di Jakarta, Kamis (27/4/2023) malam.
"Dan seperti mekanisme yang dipahami, bahwa KIB tidak akan mencampuri urusan internal partai masing-masing, dan itu clear," tegasnya.
Airlangga menegaskan, pertemuan ini adalah cerminan bagaimana hubungan parpol satu dengan lainnya di KIB sudah layaknya keluarga. Sehingga, setiap ada sebuah keputusan dibicarakan bersama-sama.
Untuk nasib KIB, Menko Perekonomian ini tak menyebutkan spesifik bubar atau tidak. Namun, akan ada pembicaraan lanjutan.
"Nah tentu untuk kedepannya, KIB masih melihat, masih diperlukan pembicaraan-pembicaraan lanjutan," jelas Airlangga.
Menurut dia, bahwa komunikasi ini akan terus dilakukan mencari jalan yang terbaik. Karena saat ini masih terbuka segala opsi, terlebih jadwal pemilu yang menurutnya masih lama dilakukan.
"Dengan demikian, situasi masih semuanya masih terbuka, opsi masih terbuka. Kita juga tadi mengetahui bahwa jadwal untuk pemilu ini masih 6 bulan ke depan jadwal resminya. Sehingga sambil menanti jadwal resmi, komunikasi masih terus berjalan secara baik, demikian pula dengan ketum-ketum partai yang di luar KIB," kata Airlangga.
"Karena tujuan KIB tentu akan membangun Indonesia yang lebih kuat, yang mandiri dan juga membangun persatuan diantara kita dan ini adalah kesempatan untuk melalukan pembangunan jangka panjang 2025-2045," pungkasnya.
Senada, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, seusai pertemuan ini, maka setiap parpol KIB akan mengambil keputusan sesuai mekanisme masing-masing partai.
"Tentu nanti pada saatnya ada Partai Amanat Nasional juga akan mengusung sesuatu ada mekanismenya, begitu juga partai Golkar," kata pria yang akrab disapa Zulhas ini.
Nantinya, partai ini akan menyampaikan hasil dari rapat internal mereka.
"Masing-masing partai itu mungkin bisa sama, bisa tidak. Baru kita berembuk apakah bisa ada kesepakatan, apakah tidak pada akhirnya nanti masih panjang perjalannya ini KIB," kata Zulhas.
Dalam pertemuan ini juga membahas agar partai-partai koalisi pemerintah bisa berkumpul bersama, dengan tuan rumahnya adalah Presiden Jokowi. Meskipun, tak menjelaskan apa ikhwal politiknya.
"Kita berharap nanti koalisi pemerintah ini tentu diundang oleh tuan rumahnya, kita minta bapak presiden, tentu ya bicara mengenai bagaimana melanjutkan pembangunan yang sudah bagus, tentu kalau yang belum bagaimana nanti memperbaikinya. kira-kira itu," tegas Zulhas.
"Jadi KIB solid, harmonis, kuat dan tentu akan melanjutkan perbincangan-perpincangan," sambungnya.
Â
KIB Klaim Belum Bubar, Masih Ada Pembahasan Lagi Secara Internal
Sementara, Plt Ketum PPP Mardiono membenarkan masalah ini membahas soal dukungan dan sikap partainya terhadap Ganjar Pranowo.Â
Meski demikian, menurut dia, itu bagian dari mekanisme yang ada di PPP dan semua pihak minta menghormatinya. Mardiono menegaskan, dalam beberapa hari ke depan akan bertemu dengan Megawati, mengingat Ganjar merupakan kader PDIP.
"Pak Ganjar Pranowo juga memiliki induk kader partai, yaitu di Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, PDIP, maka saya juga harus menyampaikan ini kepada Ibu Ketua Umum, Ibu Megawati Soekarnoputri," kata Mardiono.
Dia pun menepis, jika ada anggapan KIB ini telah bubar setelah PPP mengumumkan dukungan ke Ganjar Pranowo.
"Kalau ada orang mengatakan ini KIB bubar? Enggak, enggak, enggak bubar. Manakala nanti pilihannya sama, itu nanti jadi koalisi plus potensi plus," jelas Mardiono.
Langkah PAN Sudah Ketebak, Menanti Arah Partai Golkar
Pengamat politik Adi Prayitno memandang, itu semua berada di putusan partai, tapi jika membaca langkah bahwa PAN juga sangat tertarik untuk mendukung Ganjar Pranowo.
"Variabelnya jelas, begitu banyak misalnya pengurus PAN di berbagai wilayah yang beberapa waktu lalu mendukung Ganjar Pranowo. Bahkan, ketika rakornas PAN yang dilaksankan di Semarang beberapa waktu yang lalu juga menyebut Ganjar Pranowo sebagai kandidat Capres yang coba dipasang-pasangkan dengan Erik Thohir," kata dia kepada Liputan6.com, Kamis (27/4/2023).
"Jadi bagi saya, PAN ini tinggal menunggu waktu mendeklarasikan diri mendukung Ganjar Pranowo sebagai kandidat capres. Kecuali, PAN memang di the end of the day-nya mau mengubah bahwa dalam Rakornas di Semarang kemarin memberikan kode keras dukungan ke Ganjar dibatalkan. Tapi rasa-rasanya sampai saat ini PAN juga menunjukan ketertarikannya untuk bisa menjadi bagian dari pendukung Ganjar Pranowo," sambungnya.
Adi memandang, hal ini berbeda dengan Golkar karena mematok harga mati untuk ketua umumnya Airlangga Hartarto maju sebagai kandidat capres.
"Jadi wajar hingga saat ini,Golkar tidak buru-buru merespons dan memberikan pernyataan sikap bergabung atau tidak dengan PDIP mendukung Ganjar. Golkar itu sampai saat ini kelihatan terus berusaha ingin memaksimalkan supaya Airlangga Hartato bisa mendapatkan tiket pencapresan, minimal sebagai cawapres," jelas dia.
Selain itu, Golkar termasuk papan atas, jadi wajar kalau mereka itu tidak buru-buru mengusung salah satu kandidat capres tertentu tanpa ada konsesi politik bahwa Airlangga akan dijadikan pasangan. "Dan itu yang sedang dicari Golkar sampai saat ini," kata Adi.
Adi menilai, secara normatif KIB sebenarnya tidak menyatakan diri bubar, mereka tetap menyatakan sebagai bagian dari satu bangunan koalisi. Tapi secara substansi, secara prinsip KIB bubar karena sudah kurang satu partai dan itu artinya sudah tidak seusai ambang batas presiden 20 persen.
"Jadi kalau cuma PAN dan Golkar itu enggak cukup kursinya untuk menembus ambang batas presiden 20 persen. Jadi secara prinsip, secata praktis wassalam, sudah bubar jalan meski belum resmi menyatakan koalisi bubar. Tapi dalam prakteknya, ya KIB itu sudah tidak bisa mengusung capres sendiri," jelas dia.
Maka, kata Adi, satu-satunya cara ialah apakah partai yang pernah ada dalam KIB itu reunian gabung dalam suatu poros politik yang sama atau menjadi poros politik masing-masing.
"Itu saja sebenarnya. Apa yang bisa diharapkan dari KIB? PPP sudah tidak ada. Mengusung capres sendiri juga sudah tidak cukup.Kalau melihat kecenderungannya PAN dan Golkar lah yang tersisa kan, kalaupun tidak mau dengan Ganjar pastinya tidak jauh-jauh gabung dengan Prabowo Subianto kalau Prabowo terus maju 2024," ungkap dia.
Namun, dia kembali memprediksi, PAN dan Golkar juga tertarik berkoalisi dengan PDIP.
"Tinggal bagaimana konsesi politik yang ditawarkan dan diterima oleh masing-masing pihak, itu aja. Golkar tentu tertarik dengan PDIP berkoalisi, apalagi misalnya ada kemungkinan Airlangga bisa berdampingan dengan Ganjar," kata Adi.
"Begitu pun dengan PAN yang sangat kelihatan sejak awal iman politiknya cenderung ke Ganjar bukan ke yang lainnya. Yang jelas PAN dan Golkar itu rasa-rasanya agak sulit bergabung dengan Koalisi Perubahan. Mereka itu sejak awal tidak menunjukan rasa sukanya, treatment-nya kan ke Anies, kira-kira begitu," pungkasnya.
Hal senada diungkapkan oleh pengamat politik Ujang Komaruddin, dia merasa yakin PAN akan ke Ganjar Pranowo. Tinggal Golkar yang bisa saja juga bergabung atau justru malah bersama Gerindra dan PKB.
"Jadi ada dua kemungkinan. Pertama all out, semuanya mendukung Ganjar. Tapi khusus untuk Golkar ada dua skenario, yang pertama dukung Ganjar dengan PPP bersama PAN, lalu skema kedua yaitu Golkar mendukung Prabowo," kata dia kepada Liputan6.com, Kamis (27/4/2023).
Dia pun melihat KIB bisa bubar atau tidak tergantung dari skema yang di mana diambil oleh partai tersebut. KIB sama-sama mendukung Ganjar atau salah satu atau dua berpisah mendukung calon yang lain.
"Jadi itu kemungkinannya. Enggak ada yang lain dan sudah kelihatan. Sudah semakin terbaca bahkan sejak tahun lalu bahwa KIB ini sekocinya Ganjar," jelas Ujang.
Selain itu, dia memandang agak susah KIB untuk menolak mendukung Ganjar, mengingat sudah ada restu dari Presiden Joko Widodo atau Jokowi. "KIB itu kan barangnya Jokowi. Golkar, PAN, dan PPP ada di dalam kekuasaan Jokowi. Jadi maju mundur sikap KIB itu ya karena Jokowi, sudah rahasia umum," pungkasnya.Â
Advertisement
Relawan Yakin Ada Koalisi Besar Dukung Ganjar Pranowo
Penasihat Relawan Sahabat Ganjar, Fahlesa Munabari menyambut baik dukungan PPP. Bahkan, dia memprediksi Golkar dan PAN akan segera menyusul.
"Kenapa tidak mungkin (Golkar dan PAN bergabung)? Dinamika pola koalisi politik di Indonesia bersifat cair, fleksibel, dan tergantung perubahan politik di lapangan. Tradisi pola koalisi parpol di Indonesia dalam menghadapi pemilu presiden memang cenderung pragmatis," kata dia kepada Liputan6.com, Kamis (27/4/2023).
Fahlesa pun yakin, akan banyak parpol mendukung Ganjar, termasuk yang berada di KIB.
"Saya yakin, sejumlah dukungan resmi lainnya kepada Pak Ganjar akan segera ditunjukkan oleh sejumlah parpol lain, termasuk yang saat ini di KIB," jelas dia.
Karena itu, mekanisme keputusan dukungan dari parpol-parpol berikutnya tentu saja dikembalikan kepada pimpinan parpol lain.
"Kami di Sahabat Ganjar fokus untuk menjalankan program-program sosialisasi pak Ganjar yang menarik dan simpatik agar makin banyak masyarakat dari berbagai latar belakang yang mendukung pencapresan Pak Ganjar di 2024," ungkap Fahlesa.