Liputan6.com, Jakarta Sungai di Jakarta masih menjadi problem yang tak berkesudahan hingga hari ini. Bergantinya era gubernur, mempunyai caranya masing-masing untuk mencoba menyelesaikan masalah sungai.
Di zaman Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), normalisasi sungai dilakukan dengan mengeruk sungai-sungai yang dangkal. Namun beda lagi di zaman Anies Baswedan yang menamakan caranya sebagai naturalisasi.
Baca Juga
Menanggapi hal itu, calon Gubernur Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil (RK), mengaku tidak mau memperdebatkan cara siapa yang paling paten untuk menyelesaikan masalah sungai di Jakarta.
Advertisement
Justru sebaliknya, Ridwan Kamil ingin mengombinasikan kedua metode tersebut sesuai dengan porsi dan kebutuhan masing-masing.
"Tidak bisa satu resep mungkin untuk semua. Kan tadi saya bilang, realistis juga idealis. Idealnya lebih banyak alami itu lebih bagus. Tapi ketika alami betul-betul tidak memungkinkan, nanti kita cari secara engineering yang tetap ramah lingkungan, tapi dengan cara-cara baru," kata RK usai meninjau kondisi Kali Ciliwung di Condet, Jakarta Timur, Kamis (3/10/2024).
RK menilai cara yang digunakan hanyalah sebagai konsep. Namun yang menjadi poin adalah bagaimana hasil akhirnya yakni terbebas dari sampah.
"Kuncinya yang penting hasil akhirnya. Tidak perlu terlalu diperdebatkan metodenya. Yang penting hasil akhirnya bebas dari sampah," ucap RK.
Selain soal membersihkan sampah dari sungai, RK juga hendak menanam lebih banyak tumbuhan hijau. Harapannya, pohon-pohon yang ada di sekitaran sungai bisa berdampak ke kota, yang pada akhirnya dapat menyerap polusi udara.
"Kan saya sudah bilang, kita mau menanam 6 jutaan pohon dalam 5 tahun, supaya menyerap polusi kan. Nah, kalau di pinggir sungai, pohon menyerap polusi, karena diserap oleh pohon. Itu kita perbanyak juga. Jadi mana yang baik kita pertahankan, insyaallah akan perbanyak inovasi," ucap Ridwan Kamil.
Bentuk Satgas Pentahelix Atasi Masalah Ciliwung
Ridwan Kamil mengaku menyerap banyak aspirasi terkait permasalahan di Kali Ciliwung. Hal itu dia dengar usai menyusuri kali tersebut dalam rangkaian kampanyenya di Jakarta Timur, hari ini.
RK menyebut masalah yang ada di Ciliwung tidak jauh berbeda dengan apa yang sebelumnya pernah dia tangani di Citarum. Selain soal sampah, tata letak permukiman di bantaran dan kesadaran warga terhadap fungsi kali atau sungai masih kurang teredukasi.
Namun, masalah-masalah tersebut berangsur terselesaikan dengan hadirnya satuan tugas (satgas) berkonsep Pentahelix.
"Saya pernah punya pengalaman membuat Satgas Citarum, ya, dengan konsep Pentahelix. Jadi konsep Pentahelix akan dikembalikan, dihadirkan. Jadi ada pertama dari unsur pemerintah-TNI-Polri-Kejaksaan," kata Ridwan Kamil.
"Kemudian yang kedua adalah akademisi, ketiganya komunitas, keempatnya wirausaha atau pebisnis. Terakhir adalah media untuk mengedukasi juga. Nah kombinasi Pentahelix untuk menyelesaikan masalah Ciliwung," tambahnya.
Advertisement
Semua Unsur Harus Terlibat Selesaikan Masalah Ciliwung
Berkaca dari Citarum, RK ingin kombinasi Pentahelix bisa digunakan guna menyelesaikan masalah Ciliwung. Dia yakin, jika hanya mengandalkan dari unsur pemerintah maka persoalan kali tidak akan selesai.
"Mungkin akan kita hadirkan juga sebagai konsep membangun bersama-sama menyelesaikan masalah Ciliwung. Kalau hanya mengandalkan pemerintah, hanya 20 persen kekuatan, enggak bisa. Kalau cuma dengan akademisi juga cuma 40 persen. Butuh 100 persen. Nah itu mungkin komitmennya," janji RK.
RK memohon dukungan dan jika takdir Tuhan meridainya terpilih sebagai gubernur di Pilkada Jakarta 2024, maka di tahun pertamanya akan membentuk Satgas Kali Ciliwung dengan konsep Pentahelix.
"Jadi dengan membentuk Satgas, Kali Ciliwung mudah-mudahan lebih baik. Nanti kita carikan solusi-solusinya. Jakartanya boleh jadi Jakarta baru, Jakarta maju," kata RK.