Hindari 5 Kesalahan Saat Pertama Kali Beli Rumah

Anda baru pertama beli rumah? Meski demikian pastikan momen pertama memiliki rumah menjadi kesepakatan yang tepat.

oleh Isnaini Khoirunisa diperbarui 05 Jan 2016, 07:01 WIB
Diterbitkan 05 Jan 2016, 07:01 WIB
5 Kesalahan Cenderung Dilakukan Pembeli Rumah Pertama Kali
Walau Anda first time buyer, pastikan momen pertama memiliki rumah menjadi kesepakatan yang tepat

Liputan6.com, Jakarta - Membeli rumah tentu menjadi momen menyenangkan untuk setiap orang. Terlebih bagi first time buyer, atau pembeli rumah pertama kali.

Tidak heran jika developer sangat mudah memikat calon pembeli ketika melihat interior rumah yang dilengkapi lantai granit, meja dapur, atau taman di belakang rumah.

Oleh karena itu sebagai calon pembeli Anda harus lebih berhati-hati. Terlebih ketika hendak melakukan survei ke rumah contoh yang terlihat begitu sempurna dari atap hingga lantai.

Di bawah ini beberapa kesalahan yang harus Anda hindari sebagai pembeli rumah pertama kali sepert ditulis www.rumah.com, Selasa (5/1/2016)

1. Terlalu banyak menghabiskan uang

Sebelum tertarik untuk melakukan survei mendalam mengenai sebuah unit rumah, Anda harus mengetahui secara pasti anggaran yang dimiliki. Anda bisa saja mencoba gadget kalkulator properti, namun cara ini hanya perhitungan kasar.

Setelah menemukan angka kasar untuk jumlah cicilan rumah yang akan diajukan, Anda harus menyesuaikan dengan kondisi keuangan saat ini. Hitung berapa banyak pengeluaran yang biasa dikeluarkan setiap bulannya.

Apakah selama ini Anda bisa membayar segala pengeluaran dengan baik, atau justru kesulitan? Selalu pilih rumah dengan jumlah cicilan di bawah jumlah estimasi yang disanggupi, agar tidak mengalami kesulitan di tengah proses cicilan.

2. Membayar cicilan tak sesuia pendapatan

Ketika hendak memperhitungkan berapa besar cicilan yang Anda sanggupi, jumlah tersebut harus sesuai dengan pendapatan saat ini. Selain itu, jumlah pendapatan gabungan Anda dan pasangan dihitung berdasarkan sumber pendapatan tetap.

Jangan menambah pendapatan dari bonus atau memperkirakan kenaikan gaji di bulan mendatang. Cara ini dinilai lebih aman, karena Anda tidak pernah tahu keadaan keuangan Anda di tengah jalan nantinya.

3. Tak perhitungkan biaya ekstra

Mungkin jika sebelumnya Anda menyewa rumah, biaya yang harus dikeluarkan hanya seputar uang kontrak setiap bulannya. Namun jika Anda hendak membeli rumah, uang muka dan jumlah cicilan perbulan hanyalah sebagian kecil yang harus dibayar.

Di sisi lain Anda harus memperhitungkan biaya asuransi dan pajak properti yang bervariasi sesuai dengan lokasi tempat tinggal. Jangan heran jika pengeluaran Anda akan membengkak setelah selesai akad jual beli.

4. Tidak melibatkan ahli dalam proses survei

Di tengah proses pencarian rumah, Anda mungkin menemukan rumah yang terlihat menarik pada pandangan pertama.

Namun setelah Anda masuk ke dalam interior untuk melakukan inspeksi, Anda bisa saja menemukan beberapa kekurangan yang terlihat. Entah pekerjaan tukang borongan yang kurang rapih, atau situasi yang tidak sesuai dengan gambar.

Karena biasanya pemilik rumah tidak akan menyebutkan kekurangan yang dimiliki oleh unit propertinya, saat itulah peran Ahli properti akan sangat penting. Para ahli ini bisa Anda temui dari agen properti atau kolega yang telah berpengalaman di bidang properti.

5. Mudah percaya atau terlalu takut

Beberapa pembeli rumah pertama begitu mudah percaya dengan apa yang diucapkan oleh marketing developer dan pemilik rumah. Terlalu optimistis, mereka berpikir jika rumah tersebut sangat ideal tanpa cacat sedikitpun.

Jika suatu hari nanti ditemukan beberapa masalah, mereka akan memandangnya sebagai sesuatu yang wajar, bahkan tidak sadar jika biaya renovasi tersebut menelan biaya yang cukup besar.

Di sisi lain, ada juga tipe pembeli yang mudah paranoid yang sulit diajak untuk bekerjasama. Mereka biasanya tidak percaya dengan harga pasaran yang telah ditawarkan oleh pembeli.

Biasanya mereka memberi penawaran harga yang begitu rendah yang pada akhirnya justru membuat merasa frustasi karena tidak mendapatkan rumah yang diinginkan.

Mereka juga tidak percaya dengan jasa agen properti dan justru mengandalkan dirinya sendiri untuk mencari properti, yang justru menambah beban tersendiri. (Isnaini K/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya