Liputan6.com, Jakarta - Indonesia merupakan satu dari negara di dunia yang rentan mengalami gempa bumi. Jika dilihat dari jalur cincin lempengan bumi, letak geografis Indonesia berada pada jalur bertemunya tiga lempeng tektonik utama dunia sekaligus, yakni: Samudera India-Australia di sebelah selatan, Samudera Pasifik di sebelah timur dan Eurasia, di mana sebagian wilayah Indonesia masuk di dalamnya.Â
Jalur potensi terkena gempa tektonik di IndonesiaÂ
Baca Juga
Tidak hanya dikarenakan berada di jalur pertemuan tiga lempeng tektonik utama dunia, Indonesia juga berada pada kawasan yang memiliki gunung aktif. Tercatat hingga 2016, sebanyak 19 gunung api aktif yang tersebar beberapa wilayah Indonesia, seperti Sumatera, Jawa, Bali, dan Sulawesi.
Advertisement
Kendati rentan menimbulkan gempa bumi tektonik dan vulkanik, kondisi geografis ini juga memberikan keuntungan tersendiri, seperti adanya panas bumi yang dihasilkan dari gunung api atau gunung yang sudah tidak aktif, namun masih memiliki sisa panas.
Hal ini, menyebabkan kesuburan tanah yang dapat menghasilkan kekayaan sumber daya alam yang bernilai.
Bencana gempa bumi yang terjadi di Yogjakarta pada 2006 silam mengingatkan kita bagaimana ribuan rumah mengalami rusak parah. Hal itu karena Indonesia masih menggunakan jenis bangunan permanen yang belum memenuhi syarat penting yang tepat untuk kawasan rawan gempa.
Menurut Akademisi Arsitektur Unika Atma Jaya, Benny Puspantor yang dikutip dari Rumah.com, Senin (8/2/2016), kerusakan pada bangunan rumah yang disebabkan oleh gempa bumi antara lain:
1. Pecahnya fondasi dan lantai yang mengakibatkan bangunan turun atau miring,
2. Dinding dan atau rangka pintu atau jendela retak atau pecah
3. Rangka bangunan, plafon, atap, mengalami perubahan bentuk menjadi tidak sempurna atau pergeseran kearah horisontal dan menjadi labil.
4. Kemungkinan terjadi korsleting listrik yang dapat menimbulkan kebakaran
5. Kerugian yang paling total adalah robohnya bangunan tersebut.
Menyadari peluang gempa yang cukup besar, sudah seharusnya rumah-rumah di Indonesia dibangun sesuai dengan Undang-undang Bangunan Gedung Nomor 28/2002.
Syarat rumah tahan gempa di sekitar gunung api menurut Vulcanological Survey of Indonesia, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
Kunci dari kuatnya bangunan ada pada konstruksi pondasi bangunan, sudut kemiringan rumah, perencanaan ruang, dan bahan bangunan yang dipilih. Hal itu dapat dimulai dengan membuat denah yang sederhana dan simetris, dengan tujuan untuk mengurangi efek momen puntir oleh gaya gempa. Puntir adalah gaya torsi tegak lurus yang diberikan pada kedua ujung material bangunan secara berlawanan.
Menyusun struktur balok dan kolom (source: pusdiklat-geologi.esdm.go.id)
Selanjutnya, fondasi rumah dari pasangan batu-kali, harus dibuat menerus di bawah seluruh pasangan bata dengan diberi balok sloof di atasnya.
Pada sistem fondasi dan rangka bangunan harus diberi perkuatan, seperti: balok-sloof, kolom praktis dan balok atas, dari beton bertulang. Selain itu bahan bangunan yang dipilih haruslah ringan, terutama di bagian atas atau atap, seperti kayu.
Konstruksi bangunan tahan gempa di Jogjakarta (source: pusdiklat-geologi.esdm.go.id)
Aturan dalam memasang batu bata yang menjadi aspek penting pada rumah tahan gempa (sumber: pusdiklat-geologi.esdm.go.id)
Di Jepang, bangunan kayu telah digunakan bertahun-tahun. Bahan ini dinilai tahan terhadap gempa. Namun selain material kayu, kekuatan rumah tahan gempa di Jepang juga dipengaruhi oleh kekuatan dinding yang dirancang berdasarkan rekayasa struktural.
Desain rumah tahan gempa
Rumah Teletubbies, Yogyakarta
Saat ini di Yogyakarta telah dibangun rumah tahan gempa, tepatnya di Desa Sumberharjo. Sekilas, rumah ini mirip rumah fantasi di serial anak-anak Teletubbies. Karena itu, perumahan ini dikenal dengan julukan perumahan Teletubbies.
Rumah tahan gempa di Desa Sumberharjo, Yogjakarta-Indonesia ini mirip dengan rumah di serial anak-anak Teletubbies.Â
Contoh Desain rumah tahan gempa bergaya Teletubies
Luas perkampungan rumah Telettubies di Yogjakarta dibangun seluas 2 hektar, yang terdiri dari 80 unit rumah dan fasilitas umum seperti masjid, aula, klinik kesehatan dan 6 MCK. Untuk setiap unit rumah memiliki diameter 7m2 dan tinggi 4,6m2. Rumah tersebut dilengkapi 2 pintu, 4 jendela, dan kamar sebanyak 2 ruangan.
Dengan ukuran seperti itu, rumah ini terdiri dari dua lantai yang juga memiliki ruang tamu, dapur, serta kamar mandi. Layaknya rumah pada umumnya, rumah ini juga memiliki ventilasi, sehingga Anda tidak perlu kepanasan.
Rumah gempa Haiti
Contoh rumah tahan gempa di Haiti-Kepulauan Karibia
Struktur rumah tahan gempa di Haiti ini sangat ringan namun rentan terhadap angin. Luas rumah tidak lebih sembilan meter persegi, namun ini memiliki toilet, jendela kaca yang terbuat dari logam dan jaring.
Rumah tahan gempa Afrika
Rumah tahan gempa di AfrikaÂ
Rumah tahan gempa unik yang ada di Afrika ini terbuat dari ban bekas yang disusun menyerupai batu bata. Meski demikian, rumah ini memiliki rangka pondasi pada umumnya. Desain seperti ini juga bisa disebut sebagai rumah ramah lingkungan yang menggunakan berbagai material daur ulang.
Pemasangan ban bekas yang masih memiliki celah, sirkulasi udara yang baik, serta memanfaatkan energi surya untuk menghasilkan listrik sendiri.
Konsep rumah tahan gempa ini juga bisa Anda aplikasikan pada perumahan baru Anda yang berada di kawasan rentan terjadi gempa bumi. (Kantri M/Ahm)
Feature picture: pixabay.com