Kenaikan Harga Rumah di Batam Paling Tinggi

Secara kuartalan (qtq), peningkatan harga tertinggi terjadi pada rumah tipe kecil.

oleh Anto Erawan diperbarui 17 Mei 2016, 17:22 WIB
Diterbitkan 17 Mei 2016, 17:22 WIB
Kenaikan Harga Rumah di Batam Paling Tinggi
Secara kuartalan (qtq), peningkatan harga tertinggi terjadi pada rumah tipe kecil.

Liputan6.com, Jakarta Survei Harga Properti Residensial yang dilakukan Bank Indonesia selama kuartal I-2016 menunjukkan, volume penjualan properti residensial mengalami perlambatan. Hal ini sejalan dengan meningkatnya harga rumah.

Dikutip dari Rumah.com, survei ini menunjukkan, harga properti residensial pada kuartal I-2016 meningkat lebih tinggi dari kuartal sebelumnya. Indeks Harga Properti Residensial pada kuartal I-2016 berada pada level 191,90 atau tumbuh 0,99% (qtq). Angka ini meningkat dibandingkan 0,73% pada kuartal sebelumnya.

Kenaikan harga bahan bangunan (31,97%) dan upah pekerja (23,58%) merupakan faktor utama penyebab kenaikan harga properti residensial dalam periode laporan.

Secara kuartalan (qtq), peningkatan harga tertinggi terjadi pada rumah tipe kecil. Hasil survei mengindikasikan kenaikan harga terjadi pada semua tipe rumah dengan kenaikan harga tertinggi pada rumah tipe kecil (1,27%). Sementara itu rumah tipe besar mengalami kenaikan harga terendah (0,51%, qtq).

Kota-kota Paling Prospektif

Berdasarkan wilayah, Batam mengalami peningkatan harga tertinggi, yaitu sebesar 3,56% (qtq), diikuti Bandung (3,10%, qtq). Sementara itu kenaikan harga rumah terendah terjadi di Manado (0,10%, qtq).

Secara tahunan (yoy), harga properti residensial mengalami kenaikan yang melambat. Pertumbuhan harga properti residensial secara tahunan tercatat sebesar 4,15% (yoy), melambat dibandingkan 4,62% (yoy) pada kuartal IV-2015.

Dilihat berdasarkan tipe rumah, kenaikan harga rumah terendah terjadi pada rumah tipe besar (2,49%, yoy), sementara rumah tipe kecil mengalami kenaikan harga paling tinggi (6,05%, yoy).

Berdasarkan wilayah, kenaikan harga rumah terendah terjadi di Pontianak (1,40%, yoy), sementara kenaikan harga rumah tertinggi terjadi di Batam (16,84%, yoy) sejalan dengan pembangunan infrastruktur di Batam dan berkembangnya kota Batam sebagai pusat bisnis dan industri.

Sementara itu, penjualan properti residensial tumbuh melambat sebesar 1,51% (qtq), sejalan dengan meningkatnya harga rumah. Perlambatan penjualan properti terjadi pada semua tipe rumah, terutama rumah tipe kecil.

Perlambatan penjualan properti juga tercermin dari melambatnya penyaluran KPR dan KPA pada kuartal I-2016 sebesar 0,38% (qtq). Meski demikian, penggunaan KPR masih menjadi sumber pembiayaan dominan bagi konsumen dalam pembelian properti residensial, dengan suku bunga rata-rata antara 9%-12%.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya