Liputan6.com, Jakarta – Mengamati data Rumah.com Property Index dan data nasional, pasar properti nasional di tahun 2019 dipastikan akan lebih positif, melanjutkan tren yang telah terbentuk di sepanjang 2018.
Meski kepuasan terhadap upaya Pemerintah dalam menjaga harga hunian tetap terjangkau sedikit menurun, namun mayoritas merasa optimistis dengan iklim properti Indonesia saat ini. Kendati begitu, berbelitnya proses pengurusan KPR bisa menjadi penahan laju pasar properti nasional.
Kebijakan Pemerintah yang melonggarkan Loan To Value (LTV) atau uang muka membuka kesempatan bagi para pencari properti untuk membeli rumah dengan uang muka yang serendah-rendahnya.
Advertisement
Secara umum, pasar properti Indonesia di tahun ini tidak akan begitu terpengaruh dengan keadaan politik.
Pasar properti akan terus merangkak naik dan menuju pemulihan, sehingga ini merupakan kesempatan yang tepat untuk membeli properti. Baik untuk dihuni atau dipakai sendiri maupun sebagai sarana investasi.
Simak juga: Mau tahu kebutuhan konsumen properti saat ini? Temukan jawabannya dalam Riset Konsumen Properti di Rumah.com!
Senada, menurut pengembang PT Bakrie Swasakti Utama sebagai anak usaha Bakrieland Development Tbk (ELTY), situasi politik yang akan terus ramai hingga semester satu 2019 diyakini tak akan berdampak signifikan terhadap aktivitas penjualan.
“Sebab kami punya target pasar yang spesifik, sehingga kami tetap optimistis penjualan tiga proyek yang ada di kawasan Rasuna Epicentrum Kuningan, yakni The Masterpiece, The Empyreal serta Ocea Condotel, akan memenuhi target di tahun 2019,” kata Hermon Simanjuntak, Sales & Marketing Division Head PT Bakrie Swasakti Utama.
Ia melanjutkan, “Buktinya di Januari, empat unit apartemen telah terjual. Berbanding bulan yang sama tahun lalu, dimana hanya terjual 2 unit itu sudah bagus.”
The Masterpiece dan The Empyreal yang berada di megasuperblok terpadu Rasuna Epicentrum dibanderol dengan harga jual mulai Rp 3 miliaran. Terkini, unit di kedua apartemen hanya tersisa sekitar 5% dari total keseluruhan 463 unit.
Sementara Ocea Condotel ditawarkan mulai dari Rp 1 miliaran – Rp 2 miliaran. Kondotel ini mengusung konsep arsitektur modern, yang dibangun di atas lahan seluas 12.582 meter persegi dengan ketinggian 32 lantai dan berjumlah 324 unit.
“Ocea Condotel sangat ideal untuk ajang investasi, bisa digunakan investor sebagai penginapan pribadi namun dalam batas waktu tertentu. Pemiliknya bisa stay sampai 25 kali dalam satu tahun, mengikuti syarat dan ketentuan yang berlaku,” ujar Hermon.
Peluang Itu Tetap Ada
Kilas balik di tahun lalu, Colliers International Indonesia menemukan fakta bahwa masyarakat Jakarta lebih memilih menabung daripada membelanjakan uangnya ke dalam bentuk properti.
Alasan turunnya minat dipicu oleh pertumbuhan harga tahunan apartemen, yang tercatat lebih rendah (2,5%) dari tingkat inflasi 2018 sebesar 3,13%.
Sedangkan di tahun ini, diperkirakan permintaan apartemen bakal cenderung stagnan. Hal tersebut disebabkan konsumen lebih menunggu sampai pemerintahan baru terbentuk.
Di samping itu, adanya potensi kenaikan suku bunga dan kemungkinan pelemahan rupiah akibat ketidakpastian global turut menjadi penyebab.
(Cek Rumah.com/Panduan untuk mengetahui informasi yang dibutuhkan terkait KPR dan membeli rumah sampai mengurus sertifikat rumah)
Kendati demikian, pangsa hunian vertikal tetap memiliki peluang dari efek lanjutan relaksasi Loan To Value (LTV) serta penurunan pajak properti (PPnBM dan Pajak Barang Sangat Mewah).
Untuk itu, terkait rencana penjualan ketiga produk, PT Bakrie Swasakti Utama berupaya menarik minat konsumen dengan mengimplementasikan strategi yang sudah terbukti berhasil pada tahun lalu.
“Tahun lalu properti disebut lesu, tapi penjualan kami masih tetap ada. Lalu sales di awal tahun ini sendiri sudah cukup memuaskan, meski belum mencapai 100% dari target yang ditentukan tiap bulannya. Dan kami tetap yakin, di akhir tahun semua produk yang tersisa akan sold out,” Hermon menjelaskan.
Beberapa metode penjualan yang bakal dilakukan diantaranya menyiasati uang muka (Down Payment) agar bisa lebih rendah dari harga normal. Ada juga komponen lain seperti gratis biaya-biaya terkait urusan perbankan.
“Namun teknik ini situasional, mana yang lebih disukai calon customer itu yang akan kami gencarkan. Sebab penetrasi kami lakukan lewat dua cara, baik konvensional dan digital,” tukasnya.
Dapatkan ulasan lebih mendalam tentang Rumah.com Property Outlook 2019 di sini (https://www.rumah.com/insights/rumah-com-property-market-outlook-2019-326)
Hanya Rumah.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah
Advertisement