Liputan6.com, Jakarta - Orangtua dapat mulai mengajarkan anak makna ibadah di bulan Ramadhan dengan sering membawa mereka berkunjung ke masjid.
Seperti disampaikan psikolog Tika Bisono, bermain di masjid bisa menjadi cara anak berkenalan dengan bulan Ramadhan.
Advertisement
Baca Juga
"Yang paling harus dilakukan adalah kunjungan ke masjid sering, nggak apa-apa. Mereka main-main di masjid itu kenalan dengan Ramadhan, itu bagus," ujar Tika, dilansir Antara.
Advertisement
Rutin berkunjung ke masjid juga bisa menjadi cara orangtua menerapkan makna beribadah pada anak.
Selain itu, orangtua pun dapat mengajarkan etika dalam mengunjungi masjid, seperti tidak sembarang memukul bedug karena dapat mengganggu konsentrasi jemaah yang tengah beribadah di masjid.
Lalu, apabila anak punya pertanyaan seputar puasa Ramadhan, Tika menyarankan agar tidak memberikan jawaban yang terlalu berat pada sisi agama.
Sebaliknya, orangtua bisa memberi pemahaman bahwa menjalankan ibadah puasa termasuk dalam perbuatan baik. Hal itu akan mendapat ganjaran pahala berupa rezeki untuk anak. Ini tentu saja perlu disampaikan dengan bahasa yang mudah dipahami anak.
"Terus sedekah, karena ini Ramadhan jadi dapat pahala, bisa dalam bentuk rezeki nilai bagus, jadi dikaitkan dengan kemampuan mereka dan bahasa mereka," jelas Tika.
Tika mengatakan, orangtua juga bisa mengajarkan anak berpuasa dengan suasana yang menyenangkan dan menceritakan kisah nabi yang sesuai dengan umurnya.
Dengan meneladani kisah nabi, anak akan dapat merasakan situasi yang sama dengan umat Islam lainnya dan tergerak mencoba menunaikan kewajiban sebagai muslim.
"Jadi dia analogi sekarang seumuran nabi waktu kecil sudah puasa misalnya gitu, sedikit saja faktor agamanya banyakin faktor keakhlakannya," ujar Tika.
Apresiasi untuk Anak
Â
Di samping itu, orangtua bisa memberi apresiasi atas setiap usaha anak yang berpuasa serta tidak membebani anak untuk jangka waktu tertentu seperti setengah bulan atau satu bulan penuh.
Tika menyarankan agar momen menjalankan puasa dibuat tak ubahnya permainan yang menyenangkan.
"Dibuat jadi kayak game, yang dapat sekian hari hadiahnya ini. Jangan 15 atau 30 hari, mulai dari 5 hari, 6 hari. Namanya juga anak-anak, angkanya jangan angka dewasa, harus angka anak-anak," jelasnya.
Tika berharap peran orangtua dalam mengajarkan nilai-nilai agama bisa lebih besar dibandingkan dengan pelajaran di sekolah.
Advertisement